Menyapa Adik-adik SD Rowosari Melalui MOB

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Fakultas (Komfak) Teknik Universitas Diponegoro kembali mengunjungi SD Negeri 2 Rowosari dalam rangka kegiatan pengabdian masyarakat yang diberi nama Miracle of Books (MOB).

Setelah MOB Season 1 yang diadakan 4 Juni 2011 lalu, MOB Season 2 dilaksanakan pada Sabtu, 23 Juli 2011. Menurut Ketua Departemen Sosial Kemasyarakatan (Soskemas) KAMMI Komfak Teknik Undip, Agus Subkhi Hermawan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa-siswi SDN 2 Rowosari.

“Krisis multidimensional yang melanda dunia global saat ini sangat mengancam pertumbuhan bangsa kita. Dengan tumbuhnya minat baca, belajar, dan berpikir efisien adik-adik, KAMMI Komfak Teknik ikut berpartisipasi dalam pembangunan wawasan nasional dan pembentukan jati diri bangsa,” papar Hermawan.

SDN 2 Rowosari merupakan satu-satunya sekolah negeri yang ada di Rowosari (SDN 1 Rowosari berada di dusun lain, ed.), namun masyarakat di desa tersebut belum memiliki pemahaman tentang teknologi yang baik. “Maka dipilihlah SD Rowosari dengan berbagai pertimbangan,” lanjutnya.

Kepala SDN 2 Rowosari, Widianto, menyambut baik kedatangan KAMMI Komfak Teknik ke sekolah yang dipimpinnya. Beliau mengatakan bahwa SDN 2 Rowosari memang sangat membutuhkan uluran tangan dari pihak luar demi kemajuan anak-anak didiknya. Beliau juga menyarankan agar kedatangan KAMMI Komfak Teknik disesuaikan dengan kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk menyemarakkan momen tertentu dan tidak mengganggu agenda di sekolah tersebut.

Masyarakat juga mengapresiasi dengan kegiatan MOB ini. Siti Ngasiah, orangtua dari siswi kelas satu bernama Eni, mengaku senang bahwa anaknya yang masih kurang percaya diri dapat membangun keberanian dan kepercayaan dirinya dengan ikut berpartisipasi dalam lomba-lomba yang diadakan. Menurutnya, dunia anak-anak memang seperti itu, harus sering diajak bermain-main, seperti keseharian yang Siti terapkan pada Eni sendiri.

Keceriaan siswa-siswi SD 2 Rowosari
Lalu, bagaimana dengan tanggapan para siswa sendiri?

“Senang, diajak main, dikasih hadiah,” komentar Aurel, siswa kelas empat yang mengatakan lebih suka membaca buku tentang sepak bola. Sementara tiga siswi kelas lima, Alis, Zera, dan Esti, mengatakan, hal yang paling disukai dalam MOB Season 1 lalu adalah ketika diajari lagu Pelangi dalam bahasa Inggris oleh Kak Lila, yang menunjukkan bahwa apa yang diajarkan oleh kakak-kakak KAMMI Komfak Teknik masih melekat di hati para siswa.

Firman, salah seorang staf Departemen Soskemas yang dipanggil “Kak Boboho” oleh adik-adik SD Rowosari, berpesan, “Jangan pernah bosan untuk selalu berbagi dengan saudara-saudara kita, walaupun menurut kita itu hanya sesuatu yang kecil, tapi bagi orang lain sesuatu yang kecil itu sangat bermanfaat.” (fafa&inung)

Siswa SDN 2 Rowosari yang berpartisipasi dalam acara MOB 2 ini





Political Training untuk Penerapan Politik Lebih Baik

Suasana acara political training
Semarang - Training merupakan cara yang efektif untuk mentransfer suatu ilmu karena di dalamnya ada simulasi yang memudahkan aplikasi di kehidupan. Demikian pernyataan Andi Pratama selaku Ketua Departemen Kajian Strategis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Fakultas (Komfak) Teknik Universitas Diponegoro. Oleh karena itu, untuk memahamkan mahasiswa tentang aplikasi kehidupan berpolitik yang sehat dan sesuai dengan syari’at Islam, KAMMI Komfak Teknik Undip menyelenggarakan Political Training pada Senin-Selasa, 18-19 Juli 2011. Training yang dilangsungkan di Lantai 3 Gedung Dekanat Fakultas Teknik Undip ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa yang sebagian besar merupakan aktivis KAMMI dari berbagai komisariat di Universitas Diponegoro.

Ketua Panitia Political Training, Zulfan Afifi, mengatakan, “Rendahnya antusiasme mahasiswa terhadap pemahaman politik bisa jadi faktor utama yang menyebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang politik.”

Sesuai dengan temanya, yaitu “Tumbuhkan Sense Politik Para Mahasiswa untuk Bergerak Tuntaskan Perubahan”, melalui Political Training ini, diharapkan mahasiswa menyadari bahwa mereka juga harus memiliki sense politik agar dapat menjalani hidup ini dengan penuh perencanaan dan strategi. Sebab menurut Andi, tanpa disadari sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berpolitik. Politik sendiri secara umum, merupakan cara atau strategi untuk mencapai sesuatu, sehingga mahasiswa yang belajar untuk mencapai IP yang diinginkan sesungguhnya juga sudah melakukan kegiatan politik.

Keaktifan peserta mengikuti jalannya acara
Dalam training kali ini terdapat enam materi yang disampaikan oleh enam pembicara yang cukup dikenal di lingkungan KAMMI. Pada materi pertama, Ustadz Diding berbicara mengenai Fiqh Politik. Menurut beliau, salah satu cara untuk memperbaiki sistem perpolitikan yang kacau di negara ini adalah dengan memasuki sistem itu sendiri dan melakukan perbaikan dari dalam. Jika kita berada di luar sistem dan sekadar mengamati, maka kita juga turut berdosa ketika politik itu dikotori oleh mereka yang memiliki moral rusak. Sedangkan materi kedua adalah Politik Keteknikan yang disampaikan oleh Pak Agung Budi Margono, dilanjutkan materi Rekayasa Sosial oleh Pak Fris Dwi. Di hari kedua disampaikan pula materi Orasi, Pidato dan Opini Publik oleh Ibnu Dwi Cahyo, Analisa Gerakan oleh Aryanto Nugroho dan Risalah Pergerakan oleh Galih Pramilu Bakti yang merupakan Ketua KAMMI Daerah Semarang.

Salah satu pembicara training di hari kedua, Ibnu Dwi Cahyo, S.H., yang lebih menekankan materi kepada opini publik di era digital, menyampaikan bahwa, “Opini publik bisa dibentuk dan dikendalikan. Substansinya tidak selalu baik, tergantung siapa yang memainkan. Karena itu opini publik adalah pedang.” Sehingga media merupakan alat propaganda yang ampuh untuk memengaruhi publik. Peserta pun diminta untuk dapat objektif, profesional, dan tepat dalam memilih serta memilah berita yang ada di sekitar kita.
Pembicara, Fris Dwi, menyampaikan materi

Secara keseluruhan, menurut Zulfan, training ini belum bisa dinilai keberhasilannya. Senada dengannya, Andi juga menyatakan bahwa keberhasilan transfer ilmu politik ini dapat dilihat dari Pemilihan Raya, Pemilihan Dekan atau Rektor dan lain-lain yang menggunakan cara-cara yang baik dalam berpolitik. Dia berharap mahasiswa tidak lagi berpendapat bahwa politik merupakan hal yang perlu ditakuti dan dihindari. (fafa)





 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money