Cerita YES: Tumbuhkan Kader Baru

Alhamdulillah, salah satu agenda Departemen Kaderisasi KAMMI Teknik Undip telah usai. YES. Youth Engineer Super training atau biasa disebut DM1 yang berlangsung selama tiga hari pada 14-16 November 2012 telah usai. Acara yang berlangsung ketika tahun baru Islam ini sedikit berbeda dari beberapa tahun sebelumnya. Lokasi. Ya, lokasinya kali ini agak jauh dari Semarang. Pondok Pesantren Edi Mancoro, Salatiga.

Lima puluh delapan peserta yang hadir mengembangkan senyum ketika berkumpul di Masjid Kampus saat pemberangkatan pukul 17.00. Mereka disebut peserta yang hebat, karena YES diadakan bertepatan dengan libur panjang dalam rangka memperingati tahun baru hijriyah dan cuti bersama.

Hujan turun ba’da maghrib, menambah kesejukan sore itu mengantarkan peserta dan panitia oleh dua bus. Satu bus untuk ikhwan, dan satu bus untuk akhwat. Bukan hanya peserta dan panitia yang ada di dalam bus tersebut, namun juga ada pembicara.

Perjalanan selama satu jam lebih beberapa menit ini menambah senyum para peserta di tengah-tengah kesejukan daerah Salatiga. Peserta langsung memasuki kamar untuk makan dan sholat. Dilanjutkan pembukaan acara dan materi 1 tentang Syahadatain dengan pembicara Bhagus Alfian untuk peserta ikhwan dan Wahyuni Lasniah untuk peserta akhwat. Sebagian peserta yang mengantuk berubah menjadi semangat karena pembawaan oleh MC dan pembicara. Antusiasme ini bisa dilihat dari banyaknya peserta yang mengangkat tangan ketika pembicara usai menyampaikan materi terkait. Acara selanjutnya yang paling ditunggu-tunggu. TIDUR. Wajah-wajah yang lelah itu begitu bersemangat kembali ke kamar masing-masing.


Peserta mendengarkan materi

Hari kedua, peserta bangun pukul 03.00 untuk qiyamul lail, sholat shubuh, dan ibadah yaumiyah lainnya. Mereka mengawali pagi dengan olahraga ringan dan games seru penambah semangat. Setelah sarapan pagi, peserta diserahkan kepada para trainer U-Win untuk outbond. Keseruan outbond menambah semangat baru peserta untuk menerima materi Syumuliatul Islam yang harusnya oleh Ustadz Ari Purbono diganti menjadi FGD (diskusi) bersama Ihsan Hidayat. Diskusi yang seru ini suaranya menggema hingga ke lantai bawah.

Materi berikutnya adalah Problematika Ummat bersama Ustadzah Hardiani Julansari yang tak kalah seru oleh diskusi sebelumnya. Malam datang bersama materi Pemuda dan Perubahan Sosial oleh Hasnul Ikhwan untuk ikhwan dan Endang Purwati untuk akhwat. Meski malam menjelang, semangat peserta tetap menyala ditambah lagi games seru yang dibawakan oleh pemateri. Setelah itu, malam ditutup dengan lelah -tapi tetap senyum- oleh peserta.


Keseriusan peserta mendengarkan materi

Pukul 02.00 WIB peserta dibangunkan untuk muhasabah. Akhwat di aula khusus akhwat dan ikhwan dibawa ke Makam Jagalan. Keduanya sama-sama diingatkan tentang kematian. Kematian yang tidak akan pernah kita tahu kapan datangnya. Mengingatkan berapa banyak dosa yang telah dibuat dan berapa amal yang telah dikerjakan. Haru penyesalan dan janji hati para peserta untuk lebih baik ini menambah makna tahun baru islam 1434 Hijriyah. Kegiatan selanjutnya sama seperti hari sebelumnya qiyamul lail dan ibadah yaumiyah lainnya untuk menyambut pagi. Bukan hanya itu, olahraga penambah kesegaran jasmani bertempat di lapangan utama bagi ikhwan, dan area persawahan bagi akhwat.

Setelah agenda bersih-bersih, peserta kembali disuguhi materi selanjutnya. Ke-KAMMI-an oleh Ketua Umum Pengurus Wilayah KAMMI Jawa Tengah, Arief Eka Atmaja. Bukan hanya materi, peserta juga disuguhi video-video agenda KAMMI Jateng yang menjawab tanya penasaran peserta tentang KAMMI. ‘KAMMI bukan hanya aksi turun ke jalan, tapi malah banyakan aksi sosial kemasyarakatannya.” demikian kata pembicara.

Materi Ke-KAMMI-an bersama Arief Eka Atmaja

Materi selanjutnya adalah Manajemen Aksi oleh M. Fatih Askarillah. Materi ini membuka mata peserta tentang aksi yang biasanya hanya dilihat dari layar televisi. Ba’da Shalat Jum’at, peserta langsung melaksanakan simulasi aksi yang mengambil isu UKT (uang kuliah tunggal). Simulasi aksi yang cukup lucu. Pasalnya peserta yang sama sekali belum tahu bagaimana prosedur aksi yang sebenarnya melontarkan kata-kata yang membuat peserta dan panitia lainnya tertawa . Simulasi ditutup dengan lemparan air dari lantai atas. Membuat peserta bernafas lega mengakhiri simulasi ini dan kembali ke barisan.

“Jujur saya belum tahu aksi itu gimana, ditambah lagi saya mahasiswa baru. Ya begitu deh, seru tadi tuh. Waktu ketemu ibu-ibu polisi dimintai surat izin, mana saya ngerti. Ditambah lagi tuntutan-tuntutan yang lain. Katanya barisan ikhwan gak boleh dekat-dekat barisan akhwat, kami tambah bingung, tapi seru.” begitu testimoni yang disampaikan oleh korlap aksi, M Haqqiyuddin Rabbani.

“Jujur saya kaget simulasi aksi itu begini. Tapi saya yakin aksi yang sebenarnya itu gak kayak gini ya. Kalau aksi sebenarnya kayak begini tadi mungkin gak ada yang mau aksi.” kata Deti Retnosari menyampaikan pendapatnya soal simulasi aksi yang telah lalu.

Peserta dikumpulkan kembali di aula utama dengan pemutaran film kegiatan yang dipersembahkan oleh panitia. Ditambah lagi pembacaan peserta terbaik ikhwan dan akhwat masing-masing adalah M Haqqiyuddin Rabbani dan Deti Retnosari. Acara ditutup dengan bacaan hamdalah dan salaman berkeliling peserta dan panitia. Tak lupa foto-foto narsis juga tentunya. J

Semua berharap, acara ini adalah modal awal untuk para penerus kader dakwah di wadah ini. Setiap generasi butuh pengganti dan penerus agar lebih baik. Hal ini jelas tertulis dalam Firman Allah yang berbunyi:

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (Quran Surah An-Nisa’ ayat 9)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money