Aksi Sosial, Pembuka Jalan Pencerdasan Masyarakat

"Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) Melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang."

Kalimat di atas saya kutip dari tafsir Q.S. Al-Balad ayat 12-17. Kalimat di atas menerangkan bahwa jalan yang mendaki lagi sukar itu seperti membebaskan budak, memberi makan orang anak yatim dan fakir miskin yang seluruhnya cenderung pada aksi sosial. Kalau dalam islam ini berarti basis dakwah dimulai dengan pelayanan sosial baru adanya seruan kepada kebenaran. Namun saya akan membahas aksi sosial dalam kehidupan organisasi mahasiswa.

Seperti yang kita ketahui bahwa perguruan tinggi mempunyai tri dharma yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Poin yang terakhir menjadi pembeda antara perguruan tinggi dengan institusi pendidikan yang lain. Karena masyarakat perguruan tinggi terutama mahasiswa harus bisa memberi manfaat buat masyarakat. Salah satunya adalah pencerdasan masyarakat baik tentang keilmuan mahasiswa tersebut maupun tentang kehidupan sehari-hari termasuk kebijakan pemerintahan dan lain-lain.

Namun masyarakat tidak dengan mudah menerima kegiatan-kegiatan mahasiswa tersebut. Walaupun sebenarnya tujuan mahasiswa adalah untuk mencerdaskan masyarakat, belum tentu mereka mengerti tujuan itu. Mereka pasti masih menghitung untung rugi. Kebanyakan masih berkata, “Memangnya saya bisa makan dengan kegiatan itu?” atau, “Saya dapat uang berapa?” dan sebagainya.

Hal ini terjadi karena masyarakat pasti berorientasi untuk memenuhi kehidupannya terlebih dahulu daripada memikirkan hal lain. Dan jelas ketika ada sebuah kelompok datang menawarkan bantuan pasti yang mereka minta pertama kali adalah kebutuhan sehari-hari. Lalu bagaimana kita menembus mindset yang sudah terbentuk seperti itu untuk menjalankan tujuan kita mencerdaskan masyarakat?

Jawabannya adalah aksi sosial. Seperti yang dijelaskan di kutipan kalimat di awal bahwa jalan mendaki lagi sukar itu adalah melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Dari kegiatan sosial seperti bantuan kebutuhan hidup dan lain-lain kita membangun hubungan dengan masyarakat. Dan saat hubungan kita sudah sangat baik kita bisa menawarkan kegiatan kita yang lain. Memang tidak mudah karena aksi sosial seperti itu pasti membutuhkan dana yang besar dan keikhlasan yang besar. Disitulah jalan sukar tersebut. Namun setelah itu saya yakin masyarakat akan memberi penilaian positif dan apresisasi yang sangat baik.

Aksi sosial adalah bentuk aksi nyata peran mahasiswa di masyarakat. Dengan aksi nyata maka penilaian masyarakat terhadap mahasiswa menjadi lebih baik. Dan ketika mau mengadakan kegiatan lain dalam rangka pencerdasan masyarakat misalnya sosialisasi teknologi baru dan sebagainya masyarakat akan mau mengikuti. Mereka tidak akan ragu untuk ikut karena mereka sudah yakin apa yang dilakukan mahasiswa ini memiliki tujuan baik.

Aksi sosial semestinya menjadi garda terdepan program mahasiswa. Namun saat ini sudah banyak organisasi mahasiswa yang melupakan aksi sosial. Mari kita galakkan kembali aksi sosial dalam organisasi mahasiswa sebagai pembuka jalan bagi pencerdasan masyarakat.

Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!


Ditulis oleh:
Yanfa'uni Ade Pradena W.
(Staf Departemen Kajian Strategis PK KAMMI FT Undip)

(editor: Fafa)

Menyongsong Pemilu 2014: Karakteristik Pemimpin Rakyat Masa Depan

Berkaitan dengan menjelang Pemilihan Umum 2014, saya ingin berbagi pemikiran dengan kawan-kawan tentang karakteristik pemimpin massa yang ideal, sehingga bisa menjadi pertimbangan untuk memilih calon pemimpin kita di masa depan. Mungkin secara pasti kita masih belum bisa menentukan bagaimana kepemimpinan ideal yang bisa dijadikan acuan untuk memilih pemimpin kita nanti. Salah tidaknya kita dalam memilih seorang pemimpin yang ideal dapat dilihat dari sudut mana kita bisa melihat keidealan kepemimpinan dalam diri seseorang. Ya, mungkin kita menangkap sudut kepemimpinan dari cerita-cerita kepemimpinan yang sebelumnya, atau bisa juga kita melihat dari materi-materi training kepemimpinan yang sering kita ikuti. Namun dapat kita pastikan juga, belum ada orang yang bisa sempurna yang sesuai dengan jenis kepemimpinan ideal yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Memang, tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi pastikan kita bisa memilih yang terbaik dari yang ada untuk memberikan yang terbaik untuk masa depan.

Jika kita mengikuti sistem demokrasi yang utuh, maka kita harus menyadari, bahwa pemimpin kita lahir dari rakyat itu sendiri. Pemimpin itu lahir dari rahim rakyat, yang bermakna mutlak hukumnya untuk mengabdi pada rakyat. Tidak ada kata lain dan tidak ada tugas lain bagi pemimpin untuk menjadi pahlawan yang memperjuangkan kepentingan rakyat jauh sebelum kepentingan pribadi. Dari pernyataan tadi, dapat dipastikan pemimpin Indonesia masih jauh dari kata pemimpin ideal, lihat saja konflik dan skandal yang menyangkut sang presiden dan keluarganya. Tapi, sekali lagi, tidak ada pemimpin yang sempurna, tapi inilah yang terbaik yang dipilih rakyat saat itu.

Pemimpin itu wakil dari massa yang paling menonjol dari yang lain. Ia adalah gunung diantara para bukit. Dialah kunci utama ke mana negeri ini akan dia bawa. Kata pemimpin erat sekali hubungannya dengan kunci kepentingan rakyat, yang artinya ia harus yang paling berani berkorban dan berani mengambil resiko demi rakyat. Pemimpin harus mau mendengar apa yang diminta rakyat, dan sadar diri bahwa ia tidak banyak tahu apa yang dipikirkan rakyat. Pimpinan yang sok tahu itu akan memiliki sifat sangat subjektif, karena ia bertindak berdasarkan pengetahuannya yang sangat terbatas. Seorang pemimpin harus hidup di tengah-tengah rakyat, mau mendengar kepentingan dan menghayati perasaan rakyat. Pengalaman dan pengetahuan dari rakyat nantinya harus menjadi acuan yang tersusun sistematis menjadi strategi, kebijakan, dan program kerja dan realisasinya untuk rakyat. Pemimpin itu adalah orang yang pemikiran, kebutuhan, dan kepentingannya paling selaras dengan rakyat. Dari pernyataan tadi, dapat dipastikan pemimpin Indonesia saat ini jauh dari ideal, lihat saja cara dualisme posisinya, ia sebagai presiden, namun juga sebagai pembina partainya. Bukan berbicara masalah profesionalitas, tapi masalah keadilan kepentingan yang harusnya di emban. Jadi presiden itu bukan main-main. Tapi sekali lagi, tidak ada pemimpin yang sempurna, tapi inilah yang terbaik yang dipilih rakyat saat itu.

Pemimpin itu harus tegas, teguh pendiriannya, tidak mencla-mencle karena ia mengemban tugas yang sangat besar, yaitu sebagai wakil dari seluruh rakyat. Lihatlah ketidaktegasan pemimpin kita dalam menghadapi investor asing, sehingga yang terjadi saat ini adalah kerja sama dilakukan antara pemerintah dengan perusahaan, bukan antar perusahaan, ini sangat fatal, karena ketika ada masalah dengan perusahaan asing, yang terkena dampak adalah negara. Lihatlah kasus dari perpanjangan kontrak blok mahakam yang kesannya ditanggapi secara mencla-mencle, tidak tegas. Lihatlah bagaimana cara pemimpin kita pesimis untuk mengandalkan kemampuan dalam negeri dalam berbagai hal, contohnya blok Mahakam. Namun sekali lagi, Kawan, tidak ada pemimpin yang sempurna, tapi inilah yang terbaik yang dipilih rakyat saat itu.

Berapa kali, kawanku, saya mengatakan bahwa tidak ada yang sempurna, tapi pemimpin seperti di atas yang dipilih rakyat saat itu? Sepertinya saya perlu menarik perkataan tadi, yang menjadi hal yang penting bukanlah inilah, tapi inikah, inikah pemimpin terbaik yang pernah dipilih rakyat saat itu? Inikah orang nomor satu Indonesia yang diharapkan bisa menjadi panutan, yang menomorsatukan pula kepentingan rakyatnya? Mari kita kaji ulang, jadikan referensi untuk bahan pembelajaran agar kita nantinya dapat lebih selektif lagi memilih pemimpin kita. Kenali lagi calon yang akan kita pilih nantinya, karena dialah tonggak utama yang memperjuangkan kepentingan rakyat 5 tahun ke depan. Intinya, ke depan, kita sangat berharap sekali, saya sebagai bagian dari rakyat Indonesia, bisa menyaksikan kepemimpinan ke depan untuk Indonesia adalah kepemimpinan yang garis pimpinannya berasal dari kepentingan seluruh rakyat. Mari ramaikan Pemilu 2014, pilih yang terbaik untuk masa depan yang lebih baik.


Ditulis oleh:
Muhammad Syarief
(Staf Departemen Kajian Strategis PK KAMMI FT Undip)

(editor: Fafa)

Sumpah Pemuda, Refleksi Peran Pemuda dalam Kemajuan Bangsa

Pemuda, seseorang yang diharapkan besar perannya di dalam bangsa. Pemuda seolah menjadi sebuah amunisi terbesar yang dimiliki bangsa, tiang yang kuat dan mapan untuk mengangkat nilai bangsa. Pemuda merupakan sosok yang sangat ditunggu kontribusinya di masyarakat, untuk membela negaranya, sosok yang tangguh untuk menjadi orang terdepan dalam barisan bangsa. Pemuda juga merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi dunia, perubahan-perubahan besar di dunia dilakukan oleh pemuda. Pemuda lah, yang membuat islam tersebar kemana-mana, ia lah yang menyebarkan benih-benih kedamaian islam diseluruh seantero jagad raya. Berkat kegigihan, keberanian, serta ketangguhan pemuda lah negara kita tercinta meraih kemerdekaannya. Pemuda juga yang mampu meruntuhkan kekuasaan tirani ORBA, yang membuat sang diktator tunduk kepadanya. Apa lagi yang kurang dari pemuda? Ia sebuah kata yang menyimpan tanggung jawab yang besar bagi bangsa.

Dapat menjadi sebuah tanda, bahwa negara yang hebat itu ada karena peran pemuda yang hebat pula. Indonesia bisa merdeka di zaman dahulu, menandakan betapa hebatnya pemuda yang pernah dimiliki bangsa kita tercinta. Jika kita refleksikan sekarang bagaimana kondisinya? Negara kita saat ini sedang sakit, sakit sekali, mengapa demikian? Perlu diwaspadai, pemuda kita sedang sakit! Pemuda hebat yang dimiliki bangsa berubah menjadi pemuda yang jinak dan terserang penyakit yang menggerogoti moral mereka. Hati-hati!

Jika kita lihat sekarang, perlu kita cermati pemuda Indonesia sekarang. Apakah pemuda Indonesia sekarang sudah dikatakan pemuda yang tangguh yang dimiliki bangsa? Mari kita lihat prestasi para pemuda Indonesia dibandingkan kejahatan moral yang dilakukan pemuda Indonesia sendiri, mana yang lebih banyak? Perbandingannya jauh sekali, kawan! Lebih banyak pemuda yang menjadi 'orang jahat' daripada 'orang prestatif'!

Baru-baru ini ada berita dari pemuda Indonesia yang menjadi caleg dari Partai PPP, yang dihajar massa karena kedapatan mencuri barang milik santri di sebuah pesantren. Alasan mencurinya adalah untuk sosialisasi caleg menjelang pemilu, lucu sekali, tapi menyakitkan! Mencuri uang dari rakyat, untuk sosialisasi kampanye supaya dipilih rakyat. Beginikah pemuda Indonesia? pemuda yang ditunggu kontribusinya untuk negeri, namun justru menggerogoti negeri sendiri! Belum jadi wakil rakyat sudah mencuri uang, bagaimana yang sudah menjadi wakil rakyat? Dari berita tadi dapat kita bayangkan bagaimana kondisi 'wakil rakyat' yang ada di 'gedung mewah' disana. Kebobrokan negeri ini dapat dimungkinkan karena kebobrokan moral pemudanya, kawan!

Di refleksi sumpah pemuda, mulai hari ini, detik ini juga, mari kita maksimalkan peran kita sebagai pemuda untuk menjadi tonggak utama yang menjunjung bangsa ini. Dimulai dari diri kita sendiri, mulai dari yang paling mendasar. Mari kawanku, Indonesia menunggu peran kita! Mari kita buktikan bahwa kita adalah para pemuda terhebat yang dimiliki Indonesia. Salam Pemuda Indonesia!



Ditulis oleh:
Muhammad Syarief
(Staf Departemen Kajian Strategis PK KAMMI FT Undip)

(editor: Fafa)

Masihkah Sumpah Pemuda Hidup di Hati Pemuda Indonesia?

SUMPAH PEMUDA

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Jakarta, 28 Oktober 1928

Teks di atas merupakan sumpah yang diucapkan para pemuda Indonesia yang kemudian kita kenal dengan nama "Sumpah Pemuda". Sumpah Pemuda diucapkan dalam acara Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 di Jakarta. Sumpah ini menjadi sebuah ikrar dari pemuda indonesia bahwa mereka sebagai bangsa Indonesia akan berkorban bagi tanah air Indonesia serta menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Walaupun mereka berasal dari suku dan latar belakang yang berbeda.

Sumpah Pemuda mereka ikrarkan bukan hanya untuk masa itu.Sumpah pemuda diikrarkan sebagai pedoman untuk pemuda di masa yang akan datang yaitu kita. Sumpah itu seharusnya menjadi pengingat kita bahwa kita adalah pemuda Indonesia yang di tengah kebhinekaan akan berkontribusi bagi bangsa ini. Tetapi kenyataannya Sumpah Pemuda tidak lagi dirasakan dan diamalkan oleh sebagian besar pemuda Indonesia.

Kita mulai dari kalimat pertama yang berbunyi, "Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia." Masihkah pemuda Indonesia memiliki rasa cinta tanah air saat ini? Ketika pemuda Indonesia lebih memilih produk luar negeri di saat masih ada produk dalam negeri yang berkualitas sama bahkan lebih baik. Ketika pemuda Indonesia lebih senang pergi jalan-jalan ke luar negeri daripada menikmati keindahan alam Indonesia yang luar biasa. Dan ketika pemuda Indonesia lebih suka menikmati budaya Korea daripada budaya mereka sendiri yang jauh lebih bermakna.

Sama halnya ketika kita beralih ke kalimat kedua yang berbunyi, "Kami putra dan putri Indonesia berbangsa yang satu, bangsa Indonesia." Apakah kalimat ini masih ada di hati pemuda Indonesia? Ketika pemuda Indonesia lebih banyak yang tawuran daripada bersaing melalui prestasi. Ketika pemuda Indonesia masih sering berkelahi hanya karena perbedaan suku.

Apalagi kalau kita beralih ke kalimat ketiga "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Benarkah masih ada kalimat ini dalam hati pemuda Indonesia? Ketika pemuda Indonesia sangat bangga menggunakan bahasa asing. Ketika bahasa alay menjadi suatu trend. Ketika "vickinisasi" menjadi sesuatu yang terkena dan lumrah. Dan ketika EYD menjadi sesuatu yang dilupakan dan diremehkan.

Marilah kita berpikir kembali. Sudahkah kita melaksanakan kalimat-kalimat ini? Pemuda Indonesia dulu bahkan mengorbankan harta dan nyawanya untuk kemerdekaan bangsa ini. Lalu apa yang bisa kita berikan buat negeri ini. Pemuda Indonesia dulu walaupun berbeda latar belakang dan suku bisa bersatu mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lalu kenapa kita hanya karena berselisih pendapat harus diselesaikan dengan senjata? Dan mengapa kita masih mempermainkan bahasa kita sendiri? Padahal mempermainkan bahasa sama saja dengan menginjak bendera merah putih karena bahasa adalah identitas suatu bangsa.

Setelah berpikir marilah kita hadirkan kembali semangat sumpah pemuda dalam diri kita. Aku yakin masih ada pemuda yang masih tertanam kalimat-kalimat ini dalam hatinya. Dan tugas mereka yang masih idealis adalah mencerdaskan pemuda Indonesia yang lain bahwa sumpah pemuda bukan hanya sebuah ikrar. Tapi juga harus menjadi sebuah pengamalan.

Selamat Hari Peringatan ke-85 Sumpah Pemuda!



Ditulis oleh:
Yanfa'uni Ade Pradena W.
(Staf Departemen Kajian Strategis PK KAMMI FT Undip)

(editor: Fafa)

Affirmative Action yang Menyimpang, Keadilan Harus Ditegakkan

Kata affirmative action seharusnya lebih mereferensikan kepada seseorang berkekurangan atau kaum minoritas yang diberikan perlakuan yang istimewa supaya bisa hidup setara dengan yang lain. Contoh affirmative action seperti penyetaraan orang cacat untuk bisa masuk dalam sekolah biasa, sehingga mereka bisa bersama-sama bersekolah, sama halnya dengan penyetaraan sekolah untuk ras kulit hitam dan kulit putih di zaman dahulu. Namun pada bahasan ini kita tidak akan berbicara mengenai orang cacat ataupun rasisme untuk kebijakan affirmative action. Kita akan memakai kata affirmative action untuk kasus korupsi, penyelewengan dana, ataupun tindak pidana di negeri ini.

Saya rasa kebijakan pemerintah untuk hal affirmative action sudah terlalu melebar dan menyimpang, hal ini akan mengaburkan aturan-aturan yang seharusnya rigid (kaku) dan tidak memihak. Mungkin Anda sudah pernah mendengar mengenai kasus 'penjara istimewa' yang diterima para tahanan kaya di negeri ini. Anda juga pasti dibingungkan dengan banyaknya permasalahan korupsi di negeri ini yang tindakan hukumnya belum terlalu adil. Dapat kita bayangkan bagaimana kesalahan aplikasi affirmative action ini terlalu meluas sehingga supremasi hukum sudah terlalu lemah mengatasi itu semua.

Mari kita flashback sedikit mengenai kasus Artalyta Suryani, sang mafia hukum yang penjaranya mewah untuk sekelas tahanan wanita, atau kasus Lidya Pratiwi, mafia kasus pembunuhan yang juga 'hidup bahagia' di dalam penjara mewah. Cukup mengherankan, penjara tempatnya para mafia jera justru menjadi surga baru. Menurut sumber yang ada, penjara mewah itu bukan barang yang langka, dan untuk menyewanya pun tidak sulit, cukup membayar sewa 30 juta ditambah uang keamanan 1,25 juta. Tentunya, uang sebanyak itu akan terhitung sedikit bagi mereka para koruptor yang sudah 'berkorupsi-ria' berjumlah miliar bahkan trilyunan, luar biasa. Sebenarnya ada apa dengan 'penegak hukum' di zaman sekarang, hanya mereka dan Tuhan yang tahu. Merupakan hal yang mustahil penegak hukum tidak mengetahuinya, kecuali ada permainan di dalamnya. Yang menjadi pertanyaan adalah, inikah bentuk affirmative action yang terjadi di lapangan? Semoga tidak demikian. Baiklah, mari kita lanjutkan.

Mari kita lihat perlakuan hukuman untuk para koruptor di Indonesia. Kita tentunya tidak lupa dengan kasus mantan direktur PT BPUI yang divonis bebas atas kasus korupsinya sebesar 369 miliar, terlalu tidak adil jika kita bandingkan dengan kasus pencurian 3 buah kakao oleh seorang nenek di Banyumas yang dijatuhi hukuman 1 bulan penjara, dan juga vonis nenek pencuri durian seharga 250 ribu di Meulaboh yang dihukum setahun penjara. Dan lagi, tentunya kita juga masih teringat dan harus teringat dengan kasus Bank Century yang seakan tenggelam dan cenderung ditarik-ulur, seolah ada skandal yang sangat besar dan krusial apabila diungkap dengan jelas. Kasus tersebut seolah hilang atau memang sengaja dialihkan karena menyangkut banyak pejabat penting di negeri ini. Kembali ke pertanyaan awal, inikah bentuk affirmative action yang terjadi di indonesia?

Affirmative action yang cukup menyimpang saat ini menjadi hal yang biasa dalam keadilan di Indonesia. Seolah para elit ingin menafikan dasar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi seolah menjadi alat pemenang bagi yang berkepentingan, keadilan memihak kepada yang berkuasa, hukum rimba zaman jahiliah kembali di era modern. Kewibawaan negeri ini seolah hancur dengan keadilan yang mengedepankan bentuk affirmative action yang menyimpang ini. Haruskah kita terus seperti ini?

Apa yang harus diubah? Menurut pribadi penulis, yang perlu dikuatkan perubahannya adalah komitmen bersama untuk memperbaiki dan menyelesaikan masalah ini. Komitmen akan supremasi hukum dengan keadilan yang tinggi. Sistem tidak akan berjalan baik apabila komitmen masih loyo dan bermental banci. Mari perbaiki bersama, hilangkan affirmative action yang menyimpang, keadilan yang tegak sangat kita dambakan selaku sesama rakyat. Kita selaku rakyat sangat menunggu perbaikan dari pemerintah selaku penyelenggara negara. Semoga pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan keadilan di negeri ini. Semangat, Pemerintah!


Ditulis oleh:
Muhammad Syarief
(Staf Departemen Kajian Strategis PK KAMMI FT Undip)

(editor: Fafa)

Catatan Mudik Idul Adha: Taujih Abi Buat Ummi dan Anak-anak Sebelum Makan Kupat

Bismillahirrohmaanirrohiim..

(Belum ngomong apapun, Abi udah nangis, dan kita masih dingin.)
Alhamdulillah, kita selama ini selalu diberi begitu banyak kenikmatan oleh Allah SWT.
Anak-anak Abi mau sekolah mudah. Kita qurban, Alhmdulillah, bisa dua, di Gorontalo sama di Bandung.
Orang lain boro-boro bisa qurban, mau makan aja masih mikir gimana.
Makanya, kita harus sering-sering bersyukur, sering-sering melihat ke bawah.
Apa ciri kita bersyukur? Bukan hanya bilang, "Alhamdulillah," tapi dengan banyak-banyak beribadah, banyak sedekah.
Itu adalah bukti kalau kita bersyukur.
Memanfaatkan dengan sebaik-baiknya waktu yang telah Allah berikan dengan banyak beribadah juga bukti tanda syukur kita.
Bukan menghabiskan waktu hanya dengan mengikuti hawa nafsu kita.

Selanjutnya, ada yang tahu, nggak, Rasulullah umurnya sampai berapa?
Enam puluh tiga.
Umur Abi sekarang berapa? Kalau Allah memberi Abi kesempatan yang sama seperti Rasulullah sampai umur 63, berarti tinggal berapa tahun lagi?
10 tahun.
Kalau sampai 56?
3 tahun lagi.
Kalau sampai54?
1 tahun lagi.
Kalau syariatnya, umur Abi sampai 10 tahun lagi. Tapi kalau hakikatnya, nggak ada yang bisa nebak umur kita berapa tahun lagi.
(Sontak kami--Ummi dan anak-anak--semua berlinang air mata.)

Tapi bukan itu. Yang penting barokah selama hidupnya.
Abi mau pesen buat anak-anak Abi: Tekunlah. Tekunlah beribadah.
Cintai Allah cintai Rasulullah cintai Al-qur'an.
Abi mau mewasiatkan ke anak-anak Abi.
Karena kalau kita lihat, lebih sering bapak yang dipanggil duluan daripada ibu oleh Allah.
Aki Jatmika dulu baru Nina nyusul. Aki syamsudin udah pergi, Emak alhamdulillah masih ada sama kita.
Abi dulu nggak sempat lihat kakek Abi, tapi lihat nenek Abi. Ummi juga nggak sempat lihat kakek Ummi, tapi kita bisa lihat neneknya Ummi. Karena apa? Karena memang perempuan itu Allah beri kekuatan lebih dari segi mental dibanding laki-laki.
Jadi jangan pernah sekalipun menyakiti Ummi. kasian Ummi.
Ummi itu udah baik sekali. Pernah nggak mikirin, bangun tidur udah sedia makanan di meja makan?
Emang itu langsung siap gitu aja?
Pagi dibangunin Ummi, berangkat dibekelin uang dibekelin makanan.
Pulang, mau makan tinggal makan.
Pernah nggak kepikiran?
Waktu kalian ada di perut Ummi, Ummi bawa-bawa kemanapun Ummi pergi.
Nggak cuma sehari, tapi 9 bulan Ummi bawa-bawa kalian di perut.
Waktu udah lahir, BAB di mana aja.
Jam 1 Ummi baru selesai nidurin, jam-jam kalian BAB.
Ummi bangun, bersihin BAB kalian dulu, terus nyusuin sampai tidur.
Jam 3 Ummi baru mau tidur pules, kalian merengek lagi. Ternyata ngompol.
Ummi gantiin lagi popoknya.
Terus begitu setiap hari selama kurang lebih 2 tahun.
Itu nggak cuma sekali aja. Tapi 7 orang anak yang Ummi lahirkan.
Ummi juga baik banget. Abi minta anak banyak, Ummi nggak pernah ngeluh ke Abi.
Makanya bilang, "Ah!" aja nggak boleh, kata Allah.
Nyawa Kak Jihad danKak Jundi kalau mau dituker sama pengorbanan Ummi nggak cukup.
Nggak akan pernah cukup.
Di zaman Rasulullah juga banyak sekali kisah orang-orang saleh yang masuk neraka.
Kenapa? Karena tidak berbakti pada orang tua.
Yah, jangan pada nyusahin Ummi lagi, ya.

Terus Abi mau ingetin lagi shalat-nya.
Shalat itu apa? Gabungan perbuatan, lisan, dan hati.
Di lisan, kita bilang, "Allaahu Akbar." Di hati, kita sambil mengingat bahwa "Allah Yang Maha Besar".
Shalat itu tiang agama. Buah dari shalat itu apa? Akhlaq.
Jadi sebisa mungkin shalat itu harus sekhusyuk mungkin.
Gimana caranya biar khusyuk? Harus ngerti artinya.
Shalat jangan cuma rutinitas, melakukan gerakan shalat, baca bacaan shalat tapi nggak tau apa yang dibaca.
Ada yang udah tahu, belum, apa arti dari bacaan-bacaan shalat?
Abi waktu SMA beli buku Sudah Benarkah Shalatku? karangan Hasbi Assiddiqqi.
Itu ada di rak, bukunya tebel, cover-nya warna kuning. Dibaca, ya.
Abi juga udah beli untuk Abi sendiri di Gorontalo.
Nanti ngajinya dikit dulu, lanjut baca terjemahan, terus baca arti bacaan shalatnya.
Nanti setelah liburan ini ketemu Abi lagi, semuanya Abi tes.
Harus udah ngerti arti bacaan shalat-nya. Ummi juga, ya, pelajarilagi.

Terakhir, Abi dulu baca buku Tamasya ke Taman Syurga.
Di buku itu dikisahkan, ada seorang anak yang menyeret orang tuanya yang lagi santai di syurga.
Anak itu menyeret orang tuanya ke neraka.
Setelah Allah periksa lagi ternyata benar, kesalahan ada pada orang tuanya.
Kenapa orang tuanya bisa diseret ke neraka? Karena tidak mendidik.
Bukan karena tidak memenuhi semua keinginan anaknya. Tapi karena tidak mendidik.
Ada juga anak yang tinggal di syurga yang paling tinggi, tapi tidak bersama orang tuanya.
Terus dia mencari-cari, orang tuanya ke mana? Ternyata orang tuanya ada di syurga, tapi yang paling bawah.
Lalu dia minta izin pada Allah, "Bolehkah aku tinggal di syurga ini bersama orang tuaku?"
Allah menjawab, "Tidak! Tapi kamu boleh mengajak orang tuamu ke syurga milikmu."
Nah, itu hebatnya anak.
Dia bisa mengangkat orang tuanya ke syurga yang paling atas, tapi bisa juga menyeret orang tuanya yang ada di syurga ke neraka.
Alhamdulillah, Dek Rahma dan Kak Jundi ngajinya sudah lancar.
Habis ngaji juga suka baca terjemahnya.
Alhamdulillah, itu karunia yang sangat besar buat Abi dan Ummi sebagai orang tua, melihat anak-anaknya berlomba-lomba dalam kebaikan.
Kak Hamzah bisa jadi anak Abi yang paling soleh, Teh Ulfah bisa juga jadi yang paling soleh.
Kak Jihad, Kak Fathi, Kak Hasbi, Kak Jundi, Dek Rahma... semuanya bisa jadi anak Abi yang paling soleh.

Ya sudah, Abi pesen itu aja: banyak bersyukur, banyak berbagi.
Karena orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling bermanfaat.

Sekarang kita doakan nenek-kakek kita, orang tua kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita ya...

(Berdoa.)

Oh iya, mungkin sekarang anak-anak sering lihat Abi menangis.
Kalau kata orang sholeh, mudah menangis itu menandakan kelembutan hati.
Susah menangis itu menandakan kerasnya hati.

(Makan kupat. :) )


Foto: http://rarajensi.blogspot.com/2011/08/ketupat-lebaran-maknyusss.html



Ditulis oleh:
Sadida Ulfah
(Kesekretariatan PK KAMMI FT Undip)

(editor Fafa)

Alumni Sukses KAMMI - Part 1

Pagi ceria J Yuk, kenalan sama seseorang yang bisa memotivasi nih. Beliau lahir di Rangkasbitung pada tanggal 21 Agustus 1991. Berasal dari Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan kini tinggal di Jl. Gondang Timur, Tembalang. Beliau bernama GITA KHAERUNNISA.
Mbak yang satu ini menjalani SD, SMP, dan SMA di Rangkasbitung tempat asalnya. Hingga kini, sedang menjalani masa kuliah di Jurusan Teknik
Kimia Universitas Diponegoro Semarang. Salut deh liat Mbak Gita. Riwayat organisasinya banyak, pengalaman kerjanya juga cukup, pelatihan dan seminar yang diikuti juga banyak, menulis karya ilmiah, dan segudang prestasi lainnya.
Dimulai dari mana nih juga bingung. Oke deh dimulai dari pelatihan yang diikuti ya. Ada LKMM PD (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar) Jurusan Teknik Kimia Undip 2009. Kemudian Pelatihan Jurnalistik Teknik Kimia 2009. Selanjutnya Pelatihan Kepemudaan KAMMI Fakultas Teknik 2009. Ada lagi LT (Leadership Training) Jurusan Teknik Kimia 2010, Academic Motivation Training 2011, Grand Opening Research Forum Studi Teknik 2022, Pelatihan Simulai Proses Aspen 2011, Pelatihan Technopreneur R’nB 2011, Pelatihan Riset Market HIMPAS 2011, dan yang terakhir Engeneering Development Motivation and Awareness Training 34 di Universitas Malaya (Malaysia) pada tahun 2012.
Setelah mengetahui pelatihan apa saja yang pernah diikuti, berikutnya kita akan menjelajah pada riwayat organisasi beliau. Dimulai tahun 2010 pernah menjadi staf Departemen Kaderisasi di Rohis Al-Fikri Teknik Kimia, staf Departemen Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia, staf Departemen Media di Forum Studi Teknik, dan staf Departemen Sosial Kemasyarakatan di KAMMI Teknik Undip. Next pada tahun 2011 beliau pernah menjadi Sekretaris Departemen HRD di Forum Studi Teknik, dan Sekretaris Departemen Kaderisasi di Rohis Al-Fikri Teknik Kimia. Pada tahun 20112, beliau menjadi Sekretaris Umum di Forum Studi Teknik Universitas Diponegoro. Dan organisasi yang masih diikuti saat ini adalah Anggota Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI) yang dimulai sejak 2009 hingga sekarang. Kemudia beliau diamanahi sebagai Menteri Koordinator Riset dan DIMAS BEM KM Universitas Diponegoro pada tahun 2013.
Keuletan dan kegigihan dalam belajar, riset ilmu pengetahuan, dan sebagainya membuat beliau mendapat banyak pernghargaan. Pada tahun 2009 beliau menerima penghargaan “Artikel Terbaik dalam Rekrutmen Forum Studi Teknik”; “Peserta Terbaik 1 dalam LKMM PD Jurusan Teknik Kimia Undip” ; “Juara 1 Lomba Menulis Cerpen Fiksi dalam PEKSIMINAS Undip. Pada tahun 2012 beliau menerima penghargaan “Penerima Hibah PKM-Penelitian” ; “Juara 3 Mahasiswa Berprestasi Fakultas Teknik Undip”; “Delegasi EDMAT di Malaysia”; “Best Performance Group in EDMAT 34 di Malaysia”; “50 Besar PRISMA (Pekan Riset Mahasiswa) Universitas Brawijaya”; dan “Inspiring Woman dalam Inspiring Woman Talk Show UKM Insani Undip.”

Nah, lihat prestasi yang terakhir ini jadi mikir, benar-benar “Inspiring Woman” J Subhanallah, Super sekali. Jadi begitulah Profil Mbak Gita yang telah kami paparkan. Semoga menginspirasi. 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money