KAMMI Teknik Resmikan Rumah Baca Asma Nadia Desa Rowosari

Anak-anak sedang memilih buku bacaan di Rumah Baca Asma Nadia Desa Rowosari
Semarang, Pershum KAMMI FT - Minggu (21/12) Pengurus Komisariat KAMMI Teknik Undip meresmikan Rumah Baca Asma Nadia (RBA) Desa Rowosari. Rumah Baca untuk anak-anak pertama di Desa Rowosari ini berhasil dibuka berkat kerja sama dari KAMMI Teknik Undip dengan pihak Rumah Baca Asma Nadia.
Pembukaan RBA Desa Rowosari ini mendapat respon yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak-anak yang datang ke acara pembukaan, mereka terlihat sangat antusias untuk membaca buku-buku yang disediakan di sana. Aisyah, salah satu dari anak-anak yang menghadiri pembukaan RBA Desa Rowosari mengaku sangat senang karena kini ia memiliki banyak pilihan buku yang bisa dibaca. 
Menurut Ibu Oka, salah satu tokoh masayarakat di Desa Rowosari, pembukaan Rumah Baca di Desanya dinilai sangat tepat, mengingat belum adanya fasilitas serupa di desa ini. Di samping itu perpustakaan pun belum merata tersedia di sekolah-sekolah, sekalipun ada tetapi koleksi buku yang dimiliki masih belum banyak. RBA Desa Rowosari dinilai dapat melengkapi kekurangan itu.
Di tempat yang sama, ketua Departemen Soskemas KAMMI Teknik Undip, Faza menyampaikan bahwa harapannya RBA Desa Rowosari dapat memotivasi anak-anak di Desa tersebut untuk rajin membaca. Sehingga dengan begitu akan banyak ilmu-ilmu yang akan didapatkan oleh mereka. 
Mengenai agenda ke depan di Desa Rowosari, Faza mengatakan bahwa Insya Allah KAMMI Teknik Undip akan terus mengadakan kegiatan-kegiatan sosial sejenis yang harapannya dapat memberdayakan masyarakat di Desa tersebut.

Penulis : Muhammad Iqna Syarhuddin

100.000 Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan atau Buih di Lautan

“Hati-hati terkecoh dengan kuantitas kader, tercatat di kertas namun ghaib di lapangan.”
Kader merupakan aset termahal dalam gerakan dakwah karena hakikat dakwah adalah pewarisan. Gerakan dakwah yang sukses mengelola kadernya akan menghasilkan barisan pejuang dakwah yang penuh berkah. Aktivitas keseharian yang dijalani tidak lepas dari syuro-syuro progressif, merumuskan kerja-kerja besar dan cerdas serta amal yang berkualitas dan sistematis. Tidak melulu disibukkan dengan permasalahan internal lantaran kader yang tidak militan, ukhuwah kurang, dan segudang permasalahan cemen lainnya.
Dalam Alqur’an Allah telah memberikan taujih tentang bagaimana mengelola kader. “Dan berapa banyak para nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa selain ucapan; “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir.” Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. 3:146-148)
Dalam ayat tersebut, beberapa arahan yang diberikan Allah terkait pengelolaan kader sebagai berikut,
Pertama, Nabi membutuhkan pengikut dalam jumlah yang besar sebagai barisan mujahid fi sabilillah.
Kedua, mereka itu memiliki kualitas yang handal dalam medan perjuangan; tidak mudah lemah (‘adamu al wahn), tidak mudah lesu (‘adamu adh dha’fu), tidak gampang menyerah (‘adamu al istikanah).
Ketiga, mereka adalah orang-orang yang menyadari kelemahan dan kesalahan diri.

Memperbanyak jumlah memang perlu, namun kalau tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas maka tidak akan banyak berguna. Medan yang akan kita tempuhi adalah pertarungan antara haq dan bathil, yang mana Allah akan memenangkan mereka yang teguh menjaga nilai-nilai kebenaran dan persaudaraan bukan karena sebab materi dan jumlah.
Mungkin terlalu berlebihan kiranya jika kita mengharapkan kader-kader KAMMI yang telah dibina bisa sekelas HAMAS di Palestina. Tapi setidaknya mereka memenuhi kualifikasi Allah untuk dimenangkan di pertarungan yang tidak seberapa ini.

 “Orang yang merugi adalah mereka yang melalaikan sahabat-sahabatnya dan wajihah yang merugi adalah mereka yang melalaikan kader-kadernya.”
Diperkirakan jumlah kader KAMMI sampai saat ini mencapai 40.000 tersebar di seluruh Indonesia. Tentu saja sangat sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Indonesia di tiap tahunnya. Namun, pernahkah KAMMI melakukan evaluasi di tubuh KAMMI sendiri, dari 40.000 kader itu ada berapa yang benar-benar nyata di lapangan bukan hanya sekedar nama?? Mungkin tidak ada setengahnya jika kita berkaca pada komisariat masing-masing.
Dengan demikian, bisa jadi kemandegan dan kemunduran yang terjadi selama ini karena kealphaan kita sendiri. Kita lalai bahkan mungkin masih setengah-setengah dalam mengelola kader yang tersedia di depan mata baik secara kualitas maupun mentalitas yang kemudian berdampak pada kinerja dan pola pikirnya. Akibatnya, KAMMI tidak tercitrakan dengan baik. Perlu diketahui, secara pragmatis, untuk menarik daya terima Indonesia saat ini kita cukup membangun citra. Tentu saja citra yang dibangun dari kerja-kerja baik yang diistiqamahi bukan citra tipuan yang membodohi.

100 ribu kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia
Betapa menggemparkannya 100 ribu kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia itu. Dan akan lebih menggemparkan lagi jika kualifikasi kader yang dihasilkan adalah sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Ali Imran:146-148 atau 100 ribu kader itu hanya akan menjadi laksana buih di lautan.


Bersyukurkah Kita?

Terkadang kita lupa, terhadap beberapa nikmat yang seolah-olah kita layak mendapatkannya tanpa usaha, sebab Allah memberikannya dengan mudah. Padahal di luar sana, banyak manusia terseok mencari nikmat-nikmat itu.

Mari berdiri di antara kerlap-kerlip kota, perhatikan mereka, beberapa anak kecil tertawa di bawah lampu lalu lintas, menjajakan koran dengn wajah kucel dan kusam. Tahukah kita berapa usia anak-anak itu? 5 sampai 12 tahun. Menolehlah sejenak ke arah samping ketika sedang melajukan kendaraan pada malam hari. Lihatlah mereka, tidur beralaskan tanah beratapkan langit. Dengan sandaran rolling door toko yang telah tertutup. Wajah-wajah mereka adalah wajah-wajah lelah yang telah seharian mencari nafkah. Bagi mereka, tidak ada rumah dari bata ataupun kayu. Bumi inilah rumah mereka, lantainya tanah, atapnya langit, hiasannya adalah terik matahari dan lebatnya hujan.
Atau terbangkan bayangan kita menuju Palestina, tanah para nabi. Tempat berdirinya Masjid suci bernama Al Aqsha yang kini tertawan. Tanyakan pada anak-anak di sana, bagaimana cara mereka hidup di antara dentuman roket, tank, dan ranjau. Bagaimana cara mereka tersenyum, padahal tanah mereka diisolasi dan diembargo habis-habisan. Tanyakan kepada mereka tentang cita-cita, kita akan temukan jawaban meluluhkan hati, "Aku ingin shalat di Masjidil Aqsha."

Ke timur Indonesia. Pemandangan alam yang hijau lebat, air laut yang bening biru, ternyata menyimpan sebuh potret penyimpangan UUD 1945. "Orang miskin dipelihara dan dirawat oleh negara." begitu tulisannya, namun berbeda faktanya. Anak-anak dengan perut buncit dan tulang berlapiskan kulit ada di sana, meninggal dunia karena busung lapar. "Sumber air sudekat", begitulah lelucon yang sering kita gambarkan tentang mereka.

Terkadang kita lupa, terhadap beberapa nikmat yang seolah-olah kita layak mendapatkannya tanpa usaha. Terlalu sibuk mengeluh, sampai lupa untuk berucap syukur. Padahal sungguh, segala nikmat itu tidak pernah bisa dibalas hanya dengan berucap, "Alhamdulillah" semata.

Sudah menjadi tugas dan kewajiban kita bersama. Beruntung Allah memilihkan kita memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi orang dengan tangan diatas. Sudah saatnya untuk berhenti menggerutu terhadap nasib yang padahal jika dibandingkan dengan yang lain kita masih berada jauh diatas.

Sebab Rasulullah bersabda,"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama.." maka sibukan diri dengan menebar manfaat kepada siapa saja, siapa tahu itu yang mampu menjadi jawaban bila kelak kita ditanyai dan diminta pertanggung jawaban di kemudian hari.
"Fabi-Ayyi Ala-I Rabbikuma Tukazziban.."
Sungguh, begitulah untaian pertanyaan indah, firman Allah kepada jiwa-jiwa pengeluh seperti diri ini.

Penulis : Afan Ramdhani

Sedikit Lebih Dalam: Qur'an Inspirasi Ilmu Pengetahuan


Sudah menjadi suatu tugas bagi manusia, mengevaluasi diri pasca Ramadhan usai. Sejauh manakah iman dan amal kita bertambah, sehingga makna “Syawal” benar-benar teraplikasi secara harfiah dan maknawiyah. Allah SWT telah mengisyaratkan banyak perintah dalam Al-Qur’an agar manusia melakukan evaluasi. Afalaa tatafakkaruun...atau Afalaa ta’qiluun. “Apakah kamu tidak memikirkan?” Pertanyaan-pertanyaan retoris tersebut seringkali disandingkan dengan perintah untuk memperhatikan alam semesta beserta segala fenomena didalamnya.

“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (clue) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Adz-Dzaariyaat (51) : 20-21) 

Ada sesuatu yang menarik dari kegiatan tafakkur ini. Sebagaimana kita tahu, seluruh mahluk yang diciptakan-Nya selalu bertasbih dengan cara-cara yang unik. Mereka telah bertauhid dengan cara mereka sendiri. Dengan interaksi kita dengan para mahluk Allah ini, semestinya ada “getaran-getaran dzikir” yang kita rasakan. Layaknya saat kita berinteraksi dengan orang yang sedang berdzikir, sedang mengingat Allah, kita akan rasakan bahwa ia sedang mengingat Tuhanya. Sesuatu yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati, begitu rumusnya. Nabi Ibrahim ‘alaihi salam bahkan “menemukan” prinsip ketauhidan dari tafakkur. Terlepas dari keistimewaan hati dan iman beliau, tafakkur ini juga bisa kita lakukan untuk menggapai kesadaran bertauhid. 

Pertanyaanya, tafakkur yang bagaimana ? 

Mencari contoh yang terbaik, tentu contoh yang diberikan Allah SWT. Maka apa yang dilakukan para Nabi dan Rasul, juga orang-orang terdekat mereka adalah referensi terbaik. Hal yang paling menonjol dari diri mereka ketika bertafakkur, tentunya kejernihan hati. Ibrahim kecil dibesarkan di gua terpencil. Ia punya curiousity dan criticism yang tinggi. Namun sifat dan akhlaq mulia tetap terpancar dari perkataanya. Nabi Ibrahim menuntun pemikiran-pemikiranya dengan akal sehat, objektif. 

"Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah Tuhanku,' tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata: ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam"

"Kemudian tatkala dia melihat sebuah bulan terbit dia berkata: 'Inilah Tuhanku.' Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: 'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.'" 

"Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: 'Inilah Tuhanku. Inilah yang lebih besar.' Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.'"
(QS. al-An'am: 76-79) 

Begitu pula ketika ia menghadapi paganisme kaumnya dengan akal sehat : 

"Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak dapat mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, nescaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan, sesungguhnya syaitan itu derhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahawa kamu akan ditimpa azab dan Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan.'" (QS. Maryam: 42-45) 

Dalam bahasanya Pak Agus Mustofa, penulis buku serial Diskusi Tasawuf Modern, menyebutkan Al-Qur’an sebagai Inspirasi bagi Sains. Beliau menyebutkan bahwa Al-Qur’an memang bukan kitab sains. “Al-Qur’an memang bukan sains dan tidak layak ditandingkan denganya. Ayat-ayat Qur’an berada di ‘hulu” sedangkan sains berada di ‘hilir’”, sebutnya. Namun Allah memberikan banyak clue (petunjuk)–sebagaimana sebutan Al-Qur’an sebagai Huda–mengenai berbagai hal di alam semesta. Banyak inspirasi, maupun filosofi yang dapat digali dari ayat-ayat Qur’an. Ini berlaku untuk semua disiplin ilmu, mulai dari Astronomi, Fisika, Geologi, Kimia, Matematika, bahkan Ekonomi, Sosiologi, Psikologi, Politik, dan sebagainya. Ilmuwan, dalam hal ini menjadi subjek-subjek pengembang sains. Al-Qur’an menstimulasi perkembangan ilmudan membimbingnya agar tetap on the right track. Maka semestinya, pengkajian yang mendalam terhadap suatu ilmu mengantarkan ‘si pengkaji’ menuju hujjah-hujjah ketauhidan yang akan lebih menancap di hatinya. Kuncinya–seperti yang dicontohkan para Nabi dan Rasul–adalah niat hati kita. Kita niatkan untuk beribadah, mencari hikmah, mencari inspirasi ketauhidan. 

Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya (Al-Hadits) 

“Dan apabila diturunkan suatu surat (Al-Qur’an), maka di antara mereka (yang munafik) ada yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah keimananya dengan (turunya) surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah keimananya, dan mereka merasa gembira. Sedangkan orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah keingkaran mereka, disamping keingkaraya (yang telah ada), dan mereka mati dalam keadaan ingkar”(Q.S At-Taubah (9) : 124-125) 

Dalam hal penciptaan bumi misalnya, Allah menyebutkan asap panas yang kemudian mendingin membentuk tata surya, planet-planet, juga benda-benda langit lainya. Bumi termasuk didalamnya. Hal-hal mengenai proses perubahan asap panas dalam tinjauan sains, ternyata dapat dideskripsikan lebih detail dengan metodologi-metodologi saintifik, pengkajian mendalam, penelitian, dan aplikasi teori-teori dari para ilmuwan terdahulu. Dalam titik tersebut, ayat Qur’an tidak hanya dogma, melainkan sudah menjadi keyakinan dengan bukti kauniyah yang nyata. Sebagai referensi yang konkret, tengoklah Prof. Abdus Salam. Bahkan beliau menyitir ayat-ayat Qur’an yang menginspirasinya dalam karyanya, ketika memberikan pidato perolehan Nobel. Selengkapnya dapat dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Abdus_Salam

Sebagai penutup tulisan kali ini, kami mengajak rekan-rekan (terutama) mahasiswa untuk sedikit lebih dalam mempelajari ilmu. Sekalipun itu ilmu yang belum pernah menemukan “kecocokan” dengan ayat Qur’an secara empiris, namun kajian yang sedikit lebih dalam akan membuka pintu-pintu hikmah. Tentunya dengan terus meluruskan niat, dipandu ayat Qur’an sebagai sumber filosofisnya. 
Let’s do tafakkur, then tadzakkur

Mengapa mahasiswa? 

Karena ianya sangat dekat dengan lingkungan ilmiah. Fasilitasnya lebih mendukung untuk kajian-kajian saintifik. Tugasnyalah melakukan pencerdasan masyarakat dengan kapasitas ilmu yang selalu ditingkatkanya. Hanya saja perlu ada kemauan, untuk mengkaji sedikit lebih dalam… Ya, sedikit saja. Namun ruti.

Keep Inside Iman! 

Penulis   : Tubagus Naufal Dzaki

Rasakan Seakan Masih Ramadhan: Ramadhan Selamanya

Ramadhan telah berlalu dan saat ini kita telah memasuki bulan Syawal. Hanya diri kita sendiri yang mengetahui kualitas amalan-amalan kita selama bulan Ramadhan yang lalu. Berapa banyak Ramadhan yang sudah kita lewati tapi kita merasa semuanya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Yang tertinggal dalam ingatan hanya menahan rasa haus dan lapar. Target ibadah Ramadhan pun mungkin masih banyak yang belum dituntaskan. Tidak ada rasa rindu ingin berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan. Kalau kita mencoba flashback ke belakang, maka kita akan menjumpai kelalaian-kelalaian dalam menyambut bulan Ramadhan. Salafush shalih mengatakan,“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban bulan menyiram. Ramadhan adalah saat pohon berbuah. Bila engkau ingin memetik buah di bulan Ramadhan. Kau harus menanamnya di bulan Rajab dan menyirami tanaman itu di bulan Sya’ban.” Para salafush shalih dahulu, enam bulan berturut-turut menjelang Ramadhan, memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan Ramadhan dan selama enam bulan setelah Ramadhan kembali memohon kepada Allah untuk menerima amalan-amalan yang telah dilakukan selama Ramadhan. Mereka merindukan saat-saat berpuasa di waktu siangnya, bermunajat di waktu malamnya dan tilawah di tiap harinya. Rabbana taqabbal minnaa.

Alkisah seorang budak wanita yang dipunyai lelaki shalih dijual kepada sebuah keluarga. Menjelang Ramadhan keluarga baru menyiapkan berbagai macam makanan. Ternyata makanan yang banyak itu untuk menyambut bulan Ramadhan. Saat itu juga, budak wanita yang beriman itu meminta untuk dipulangkan kembali kepada majikannya yang lama. Karena selama bersama dengan majikan lamanya, seakan seluruh tahun adalah Ramadhan. Ia tidak ingin memiliki majikan yang seakan-akan hanya berpuasa di bulan Ramadhan saja.

Ramadhan adalah bulannya ibadah. Bulan yang di dalamnya diperintahkan oleh Rasulullah untuk memperbanyak ibadah ketimbang bulan-bulan lainnya. Merasakan hari ini seakan masih Ramadhan berarti kembali menghidupkan amalan-amalan Ramadhan dengan diiringi kerinduan untuk berjumpa kembali di tahun depan. Kerinduan akan memotivasi kita untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya selama satu tahun ke depan. Berharap mendapatkan malam Lailatul Qadr yang selama ini selalu terlewatkan. Berharap tidak ada lagi penyesalan. Yang ada hanya rasa syukur atas kesempatan yang masih diberikan dan kebahagiaan atas nikmatnya ibadah yang kita rasakan.
Ramadhan adalah momentum reformasi diri. Ada usaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan berusaha meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan mulai membiasakan diri dengan amalan-amalan yang baik. Kita mulai dengan melaksanakan puasa Syawal agar mendapatkan ganjaran selama puasa satu tahun penuh.
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
Ramadhan juga bulan kemenangan dan pertolongan. Ada banyak peristiwa heroik yang terjadi selama bulan Ramadhan. Menjadi penyemangat kita dalam memperjuangkan kebaikan di jalan kebenaran. Sebut saja perang Badar, Fathul Mekkah, penguasaan kota ‘Asqalan oleh Shalahuddin Al Ayyubi, dan yang saat ini sama-sama kita saksikan; kemenangan-kemenangan kecil yang terjadi di Palestina atas penjajahan Israel. Israel tidak akan menang melawan Palestina! Karena para mujahid Palestina adalah mereka yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. (QS.3:146-148)

            Dengan menghidupkan Ramadhan di setiap harinya dan mengenang kehadirannya serta menghadirkan kerinduannya, maka rasakan Ramadhan selamanya.

Kami dan Perjuangan Kam(m)i

Kami terheran-heran dengan mereka yang terangguk-angguk seakan paham
Dengan mereka yang pergi untuk sesuatu yang sebenarnya tidak esensi
Ada juga yang meleburkan diri hingga tanpa sadar semuanya karena kesenangan pribadi
Tak tahu lagi sebenarnya apa yang sedang dicari. Untuk apa semua ini?

Kami memilih menjadi mereka yang meleburkan diri secara sadar dan akan terus sadar
Melewati semua ujian, menang dengan segala usaha yang dihalalkan
Senantiasa  hanya berharap bonus pahala dan janji-janji surga
Niat mungkin akan berbelok di tengah perjalanan
Saat itu, kami berharap Tuhan akan membimbing kami hingga kembali pada niatan awal
Mungkin saat itu juga sahabat-sahabat kami telah gugur satu-satu
Kembali kami akan berharap kepada Tuhan, bimbing sahabat-sahabat kami sebagaimana Kau bimbing kami

Seringkali kami bertanya,
Kenapa ada yang tidak kritis menangkap maksud baik?
Menelan mentah-mentah apa kata orang
Seperti ampas yang lolos dari saringan
Kenapa juga ada yang tak kunjung beranjak dari rasa nyaman yang mematikan?
Ingin hidup namun enggan bernafas
Ingin menghirup udara segar tapi memilih tetap bertahan di tempat yang menyesakkan
Kalau kami dihadirkan untuk menciptakan perubahan,
Kenapa mereka tak kunjung paham?
Atau kami dihadirkan hanya untuk sekedar menambah semaraknya warna
Sehingga semuanya hanya akan menguap di udara,
Tidak akan mengubah apa-apa
Tidak! Bukan untuk itu Kau hadirkan kami kan?

Ini semua benar-benar melelahkan
Bukan lelah fisik yang membuat sakit badan
Tapi lelah jiwa yang membuat semuanya terasa sia-sia
Kesadaranku timbul tenggelam, namun aku masih bisa mendengar seruan, “Bertahanlah, kawan! Kau akan menang!”
Dalam ketidaktahuanku, aku kembali bertanya,

Semua ini akan Kau balas kan?

ISRAEL, MENYERAHLAH!

“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hambaNya di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya...”

            Allah telah mengabadikan kisah Isra’ dan Mi’rajnya nabi Muhammad dalam alqur’an. Pada waktu itu, Rasulullah menjadi imam shalat bagi para nabi dan rasul di masjid Al Aqsha. Hal ini mengisyaratkan bahwa Islam adalah kalimat Allah terakhir bagi manusia sekaligus menjadi tanda bahwa shibgah (warna) terakhir bagi Al Aqsha di dalam syariat Allah adalah shibgah Islam hingga hari kiamat. Selain itu, Palestina adalah tanah waqaf umat Islam yang mana di sana terdapat Al Aqsha, kiblat pertama umat Islam. Oleh karena itu, kami tegaskan, Al Aqsha adalah milik kami, umat Islam!
        Hukum Internasional menyatakan bahwa yang berdaulat atas suatu wilayah adalah mereka yang pertama kali mendiami wilayah tersebut dan menunjukkan bukti eksistensi mereka atas wilayah tersebut berupa aktivitas dan bukti-bukti fisik. Kalian tidak memiliki akar sejarah sebagai penduduk asli Palestina. Kedatangan kalian dari permulaan akhir periode sebelum lahirnya Isa bin Maryam sampai permulaan Masehi hanyalah sebagai imigran dari Mesir. Jauh sebelum masuknya kalian, Palestina telah dihuni oleh bangsa Kanaan. Hal ini disebutkan dalam injil dan alqur’an. Karena itu, bangsa Kanaan yang merupakan nenek moyang Arab Palestina saat ini adalah pemilik sah Palestina. Israel hanyalah maling yang mengaku-aku!
      Masih ingat saat deklarasi kalian di Jerman diboikot dan diprotes para rabi. Kalian kemudian mencari tempat lain, di Swiss. Jerman paham, Israel berdiri di atas ideologi yang rasis, politis dan teroris. Kalian mengusir penduduk asli, melakukan teror dan pembantaian tanpa pandang bulu terhadap ibu-ibu, orang tua dan anak-anak. Praktik bumi hangus Deir Yasin menjadi saksi 400 masjid dan 400 gereja ternodai. Sebelumnya pun, gerakan Zionis Israel dinyatakan terlarang oleh PBB. Namun, lobi-lobi kalian kemudian berhasil menghapuskannya. Sebagaimana Jerman dan PBB yang tidak mengakui Israel, kami dan segenap rakyat Palestina pun tidak mengakui adanya Israel di muka bumi ini!
        Kami masih ingat, ketika dulu di bulan Ramadhan, tentara Mesir berhasil menembus terusan Suez dan menghancurkan benteng Berlif serta menghancurkan kekuatan tentara Israel. Begitupula tentara Suriah yang mampu membebaskan beberapa wilayahnya dari tangan Israel. Ternyata sudah sejak dulu kalian suka menjajah!
      Israel, menyerahlah! Kalian tidak akan menang melawan Palestina. Kalian datang ke Palestina untuk hidup, tapi rakyat Palestina akan tetap mempertahankan Palestina walau harus mati. Ketika sampai puncaknya nanti, kami, umat Islam yang akan membebaskannya sebagaimana Shalahuddin Al Ayyubi dulu menghancurkan dan menguasai kota ‘Asqalan yang merupakan pintu masuk menuju kota Al Quds dari tentara Salib yang mencoba menguasainya.

Seharusnya Kita Marah

Sejarah kebangkitan Indonesia dari masa otoritarian sejak 1998 silam terhitung 16 tahun lamanya hingga saat ini. Selama 16 tahun ini pula, pergerakan mahasiswa mulai bergeliat menyuarakan suaranya, memproklamirkan diri sebagai oposisi pemerintah. Alumni-alumninya mulai banyak yang berkarir menjadi politisi dan anggota dewan. Tapi kenyataannya, adakah perubahan itu yang dulunya dihiasi dengan semangat Reformasi? Mungkin belum! Lantas kapan? Rijalul Imam, dkk, telah meramalkan di tahun 2014 ini KAMMI mulai memasuki mihwar dauli. Hal itu tentu saja harus diimbangi dengan pengokohan visi KAMMI, membentuk kader-kader yang siap terjun di kancah perpolitikan Indonesia. Perjuangan selama 16 tahun ini ternyata masih belum cukup untuk mengisi stok kader guna siap didistribusikan di pemerintahan, mentok masih sebatas anggota DPR alias masih stag di ishlahul hukumah. Calon presiden Indonesia masih digawangi oleh bapak-bapak kita yang notabene berumur 60 tahun-an. Mungkin 10 tahun lagi. Ya! Bisa jadi 10 tahun lagi dengan rerata usia alumni kader KAMMI sekitar 40 tahun-an.
Menunggu masa 10 tahun itu banyak agenda yang harus sudah mulai dirancang jika benar-benar serius ingin mencapai mihwar dauli. Agar umat Islam tidak kembali dipencundangi seperti selama beberapa dekade ini. Saban pemilu agama dijual oleh kandidat capres demi penerimaan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Tapi setelah itu, apa yang didapat oleh umat Islam? Kekecewaan demi kekecewaan yang senantiasa kita rasakan. Ketidakadilan yang mendiskreditkan Islam yang selalu kita dapatkan. Umat Islam tidak butuh embel-embel Islam kalau pada akhirnya tidak berimplikasi pada kebijakan politiknya. Hal itu semakin diperparah dengan partai Islam yang tidak kunjung dewasa belajar dari sejarah masa lalu. Partai Islam sudah terlanjur nyaman berjuang secara sporadis untuk mencapai, entah apa yang sebenarnya hendak dicapai.
Ada yang mengutuk demokrasi sebagai lingkaran setan yang berakibat pada terhambatnya perubahan dan perbaikan. Lantas apa yang hendak ditawarkan sebagai solusi alternatifnya? Mengganti demokrasi dengan sistem lain? Sejarah peradaban  Islam membuktikan bahwa kepemimpinan umat tidak cukup hanya dengan penaklukan tanpa ada pembelajaran bagaimana mengelola sistem pemerintahan yang ada. Pembelajaran yang bukan sekedar teori tapi juga praktek.
Masih ingat dulu umat Islam punya kekhilafahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah? Perlu diketahui, Bani Umayyah dibangun di atas tata kenegaraan persis Romawi dan Bani Abbasiyah dibangun di atas tata kenegaraan persis Persia. Apa itu pantas disebut Khilafah? Bahkan parahnya, Perdana menteri Umayyah di Andalusia selalu Yahudi atau Nasrani, belum pernah sekalipun Muslim bahkan sejak masa keemasaannya ketika dipimpin oleh Abdurrahman III. Tidak jauh berbeda dengan Umayyah, Perdana Menteri Abbasiyah rata-rata dari kalangan Majusi yang terdepan. Apa sebab? Karena yang dirasa paling berkompeten adalah mereka-mereka yang sayangnya secara akidah bermasalah. Saat itu tidak ada penyiapan Sumber Daya Manusia yang memadai untuk mengisi pos-pos penting itu, utamanya dari kalangan Muslim. Dari fakta sejarah ini, kita bisa melihat bahwa pada saat itu Islam sedang mengalami krisis kepemimpinan selain miskin pengalaman dalam sistem pemerintahan kontemporer. Tidak siap mengelola apa yang sudah didapatkan.
Sudah seharusnya kita marah dengan keadaan yang yang tidak kunjung membaik bahkan terkesan set back. Namun, kemarahan kita bukanlah kemarahan yang memperturutkan nafsu hingga melahirkan arogansi dan menghilangkan akal sehat. Kemarahan kita adalah semangat dan keinginan untuk memperbaiki segala sesuatunya yang masih bisa diperbaiki dengan potensi yang kita miliki. Mempersiapkan masa 10 tahun guna membangun basis kultural dan struktural, pengoptimalan multistakeholder partnership dan mencapai puncak kepemimpinan Indonesia dengan pemimpin yang imani dan mumpuni. Kemenangan adalah kepastian. Kita hanya mengikhtiarkan sebab.


Siapapun pemimpinnya saat ini, 10 tahun ke depan adalah KAMMI! 

(ditulis sebagai refleksi Pemilu saat ini)

SKSD "Si KAMMI Suka Dakwah"


Penyerahan Wakaf Quran oleh Ketua Komisariat ke Perwakilan Warga

Semarang, Pershum KAMMI FT - Selasa (15/7) Tawa riang anak-anak kecil sahut menyahut di tengah suasana Desa Rowosari pada sore itu. Kala itu, komisariat KAMMI Teknik melakukan silaturahmi ke desa Rowosari dalam rangka melaksanakan programnya yaitu SKSD (Si Kammi Suka Dakwah) untuk berbagi kebahagiaan Ramadhan. Dalam acara tersebut KAMMI Teknik melaksanakan buka bersama sekaligus menyalurkan wakaf Al-Qur’an ke Desa Rowosari. Acara dihadiri oleh Kakom (Ketua Komisariat) KAMMI Teknik Fahmi Akmal Hasani beserta rekan-rekan pengurus. Warga Rowosari yang hadir saat itu didominasi oleh anak-anak berusia sekolah, ibu-ibu dan para tetua desa. Acara dimulai dari jam 16.30 setelah panitia berjibaku dengan jalan menuju desa yang berliku lagi tidak mulus. Secara administratif, Desa Rowosari merupakan daerah yang masih dalam wilayah Kota Semarang. Namun desa tersebut masih tertinggal dalam ekonomi maupun pembangunan. Kebun-kebun di desa itu masih banyak ditemani oleh rumah-rumah dari kayu dan bilik. Begitupun jalan-jalan desa yang belum disentuh aspal atau pun beton. Sebelum dimulai, salah satu pemuda desa yang merupakan hafizh 15 juz membacakan tilawah sembari menunggu warga berdatangan. Ketua komisariat KAMMI Teknik membuka acara dengan sambutan sekaligus penyerahan wakaf Al-Qur’an secara simbolik kepada perwakilan warga desa. Ada sekitar 100 mushaf Al-Qur’an terjemah yang diwakafkan oleh mahasiswa-mahasiswa Undip lewat program KAMMI Teknik “100 Quran Untuk Tembalang”. Di antara 100 Qur’an tersebut sekitar 53 di antaranya diwakafkan untuk mushola-mushola di Desa Rowosari karena dianggap lebih membutuhkan, sedangkan sisanya untuk masjid-masjid di Tembalang.. Acara dilanjutkan dengan tausyiah dari Ustadz Luthfi. Beliau menyampaikan tentang bagaimana memanfaatkan hari-hari yang tersisa di bulan Ramadhan dengan ibadah maksimal, bukan dengan jalan-jalan ke tempat belanja atau hal yang kurang bermanaat lainnya. Sebagai penutup, perwakilan dari sesepuh desa melantunkan do’a untuk keberkahan acara yang dilaksanakan sore itu. 

Penulis : Naufal Dzaki

Ada Landmark Baru di Kampus Undip

Semarang, Pershum KAMMI FT - Jumat (5/6) Ada pemandangan baru yang dapat kita lihat saat melintas di sekitar kawasan Widya Puraya. Pemandangan baru ini tak lain adalah Patung Pangeran Diponegoro, icon dari kampus kita tercinta. Patung Pangeran Dioponegoro yang tegak berdiri di pusat Kampus Undip ini merupakan landmark baru yang dibangun oleh pihak universitas. Patung Diponegoro yang awalnya hanya berada di gerbang masuk kawasan Universitas Diponegoro, kini dapat dinikmati keindahannya juga di kawasan kampus.

Kepala Bagian Tata Usaha LP2MP Universitas Diponegoro, Bapak Ngadenan, mengatakan tujuan dibangunnya Patung Diponegoro di dalam kawasan kampus ini adalah selain dikarenakan selama ini Universitas Diponegoro belum mempunyai identitas yang menjadi penanda Kampus Undip, tetapi juga dikarenakan tidak adanya icon di dalam kampus. Beliau juga mengatakan, dengan dibangunnya Patung Pangeran Diponegoro di dalam kampus ini juga dapat digunakan sebagai salah satu tujuan dan objek foto, yang sebelumnya tidak ada di kampus ini.

Filosofi yang dapat diambil dari Patung Pangeran Diponegoro yang sedang menaiki kuda ini adalah bahwa patung ini menggambarkan kejujuran dan keberanian yang menjadi karakter utama Pangeran Diponegoro, sedangkan filosofi dari menaiki kuda sendiri yaitu mencerminkan kegiatan gerilya Pangeran Diponegoro yang selalu menunggangi kuda. Desain Patung pangeran Diponegoro sendiri diadaptasi dari lukisan Basuki Abdullah yang kemudian dimodifikasi oleh salah satu profesor dari jurusan Teknik Arsitektur, Prof. Ir. Totok Roesmanto, M.Eng.

Pembangunan patung yang sudah berjalan sejak bulan April 2014 ini ditargetkan akan selesai pada tanggal 6 Juni 2014 besok. Peresmian Patung Pangeran Diponegoro yang menjadi landmark baru bagi Kampus Diponegoro ini direncanakan juga akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2014 besok bebarengan dengan agenda car free day yang rutin dilakukan pada Hari Jumat tiap minggunya.

Penulis   : Nisa Farida Amanatullah
Editor     : Muhammad Iqna Syarhuddin

HMI Komisariat Fakultas Teknik 2014-2015 Resmi dilantik

Pelantikan Pengurus HMI Komisariat FT 2014 -2015
Semarang, Pershum KAMMI FT - Rabu (14/5) Kepengurusan HMI Komisariat Fakultas Teknik periode 2014-2015 resmi dilantik. Pelantikan yang diadakan di Aula Kelurahan Sumurboto itu berlangsung mulai pukul 15.30 sampai dengan 17.30 WIB. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Pengurus Komisariat KAMMI Teknik, Fahmi Akmal Hasani. Menurutnya silaturahmi seperti ini perlu dilakukan antara gerakan-gerakan mahasiswa di Undip. Walaupun berbeda organisasi, pada dasarnya terdapat tujuan-tujuan yang sama dari KAMMI maupun HMI dan hal tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama antar keduanya. Sedangkan menurut Rohim, salah satu anggota HMI Komisariat FT, ke depan perlu dilakukan silaturahmi antar gerakan-gerakan mahasiswa yang lebih luas lagi. Jadi, bukan hanya HMI dengan KAMMI saja melainkan juga organisasi gerakan mahasiswa yang lain seperti PMII, GMNI dan lain sebagainya. Pada kesempatan yang sama ketua HMI Komisariat FT terpilih, Nurkhasanah Rina Puspita, menyatakan apresiasinya kepada PK KAMMI FT yang telah menyempatkan untuk hadir di acara pelantikan ini.

Penulis  : Muhammad Iqna Syarhuddin
Editor    : Nisa Farida Amanatullah
 

Ruang Terbuka Hijau Semarang Baru Terpenuhi 7,5 Persen

Taman KB Semarang

Terik matahari sore itu turut membakar semangat anggota Forum Banyu Putih untuk mengikuti sebuah diskusi publik. Diskusi publik yang diadakan di Taman KB pada hari Jumat, 9 Mei 2014 sore itu merupakan agenda Departemen SosMas KAMMI Daerah Semarang. Tema yang diangkat pada diskusi publik tersebut adalah Taman Kota Taman Kita, dimana terdapat 2 pembicara yang masing-masing berasal dari Dinas Pertamanan, yaitu Bapak Budi Prakosa dan Bapak Agung Budi Margono dari DPRD Kota Semarang. Pada diskusi publik tersebut, Bapak Budi Prakosa menjadi pembicara pertama yang menceritakan dan menjelaskan tentang taman kota yang ada di Kota Semarang. Beliau menjelaskan bahwa setiap Ruang Terbuka Hijau, yang dalam kasus ini adalah taman kota, harus dapat memenuhi 4 fungsi, yaitu: 

Fungsi Ekologis, dimana setiap RTH harus mampu membuat penggunanya merasa sejuk ketika berada di taman kota, apabila pengunjung masih merasa kepanasan meskipun telah berada di taman, itu berarti taman tersebut belum memenuhi fungsi ekologis.
Fungsi Sosiologis, dimana setiap taman dapat dijadikan sebagai sarana berkumpul dan sosialisasi masyarakat. 
Fungsi Estetis, dimana sebuah taman harus indah dan mampu memperlihatkan keindahannya. 
Fungsi Ekonomis, dimana sebuah taman harus mampu menghasilkan nilai ekonomis, bukan berarti sebuah taman dijadikan tempat berjualan, melainkan pohon-pohon yang ditanam di taman kota mampu menghasilkan buah dan lain sebagainya. 

Bapak Budi Prakosa juga menceritakan bahwa Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kota Semarang baru terpenuhi sekitar 7,5% RTH Publik dari 20% yang seharusnya tersedia. Ini berarti terdapat satu pekerjaan besar bagi Pemerintah Kota Semarang untuk dapat memenuhi ketersediaan RTH Publik. Diceritakan juga bahwa saat ini Pemerintah Kota Semarang memang sedang dalam prosesnya untuk memenuhi ketersediaan RTH Publik tersebut. 

Bapak Agung Budi Margono sebagai pembicara kedua, dalam diskusi ini beliau menceritakan tentang kota-kota di Indonesia yang telah berhasil dalam penyediaan taman-taman kota. Kota Bandung misalnya yang telah berhasil membuat berbagai taman dengan berbagai tema, misalnya Taman Jomblo, Taman Pustaka Bunga, Taman Fotografi dan Taman Vanda, juga Kota Surabaya yang berhasil membangun taman kota terbaik se-Asia yaitu Taman Bungkul. Diskusi publik yang bertema Taman Kota Taman Kita ini terpaksa harus bubar dikarenakan hujan deras yang mengguyur Kota Semarang. Ke depannya diharapkan forum-forum seperti ini tetap ada di Kota Semarang dan semoga Kota Semarang mampu menyediakan taman-taman kota sesuai keinginan masyarakatnya. 

Penulis : Nisa Farida Amanatullah
Editor   : Muhammad Iqna Syarhuddin

Aksi Nyentrik KAMMI Teknik di Jambore Ukhuwah


KAMMI Daerah (Kammda) Semarang telah sukses melaksanakan agenda dua tahun sekali, Jambore Ukhuwah KAMMI pada Jum’at (25/4) sampai Ahad (27/4) kemarin. Acara perkemahan diikuti oleh 16 KAMMI Komisariat di Semarang dan sekitarnya, mulai dari Komisariat tiap fakultas di Undip, Unnes, IAIN Walisongo, IKIP PGRI, Polines, sampai Komisariat Salatiga dan Demak juga ikut meramaikan. Seluruh peserta harus merasakan nuansa dingin Bumi Perkemahan Senjoyo, Salatiga sebagai tempat berlangsungnya agenda tersebut.
Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, KAMMI Teknik menjadi juara bertahan sebanyak 3 kali, dengan diselingi oleh KAMMI Unnes sebagai juara umum pada 2010. Maka dari itu, KAMMI Teknik 2014 ingin mempertahankan gelar dengan meningkatkan semangat dan kapasitas tim. Teriakan yel-yel dari masing-masing tim tak pelak menjadi pemeriah suasana jambore pada setiap acara perlombaan. KAMMI Teknik pun membawa atribut-atribut tambahan, guna menyemarakkan acara sekaligus mempertahankan eksistensi sebagai juara bertahan.
Layaknya sebuah jambore, acara tersebut berisikan berbagai lomba-lomba khas perkemahan seperti Lomba Masak, ditambah dengan lomba-lomba bernuansa Islam dan ke-KAMMI-an. Jambore Ukhuwah menjadi ajang fastabiqul khairat, bentuk persaingan sehat antar komisariat se-Semarang. Adapun lomba-lomba yang diadakan pada Jambore Ukhuwah 2014 adalah Lomba Cerdas Cermat, Lomba Orasi, Lomba Masak, Lomba, Tarik Tambang, Haflah (Pentas Seni) dan Outbond.
Dalam Lomba Cerdas Cermat, Orasi, Masak dan Tarik Tambang seluruh tim memperebutkan poin juara. Semakin banyak memenangi lomba dan semakin tinggi peringkatnya, tim tersebut semakin berpeluang menjadi juara umum. Cerdas Cermat ala KAMMI tidak memerlukan bel ataupun lampu. Bermodalkan wawasan umum, tsaqofah Islamiyah dan ke-KAMMI-an, juga semangat kompetisi, para peserta akhirnya mengeluarkan kemampuan maksimalnya dalam menjawab dan berebut pertanyaan. Mulai dari pertanyaan sederhana sampai yang aneh sekalipun, Begitu pula ketika lomba orasi. Baik delegasi ikhwan maupun akhwat, setiap komisariat tidak tanggung-tanggung dalam menyampaikan orasi. Layaknya orator yang sedang turun ke jalan, atau komandan perang yang mengobarkan semangat juang para pasukan. Teriakan “Allahuakbar” terus berkumandang setiap kali peserta tampil. Walaupun beberapa masih belum memberikan gereget, namun lomba orasi menjadi wadah tersendiri bagi kader KAMMI untuk saling belajar.
Pada penghujung hari, tepatnya setelah isya, pentas seni ala KAMMI berlangsung. Agenda haflah kali ini tidak menjadi bagian dari penilaian. Pasalnya, tidak semua tim berkesempatan untuk tampil. Komisariat yang beruntung menampilkan kreasinya adalah : MIPA (paduan suara + puisi bersambung); Unnes (drama teatrikal); Teknik (drama parodi); dan beberapa komisariat lainya. Setiap penampilan mempunyai ciri khas masing-masing. Namun semua penampil mempunyai pesan-pesan khusus yang ingin dibawakanya. Inilah Haflah, sebuah pentas seni sarat makna.
Agenda pamungkas dari jambore ukhuwah ini tidak lagi “pertarungan” antar komisariat. Semua peserta membentuk tim baru secara acak yang terdiri dari 8-10 orang. Setiap tim membuat nama dan yel-yel baru. Ada 5 pos yang harus dilewati setiap tim. Pada tiap posnya, tersimpan makna dan pesan khusus di balik permainan yang dilakukan. Terlepas dari berbagai jenis permainan yang ada, satu hal yang pasti tak ketinggalan dari kegiatan outbond adalah… Nyebur.

Akhirnya, seluruh rangkaian kegiatan ditutup pada hari ke-3. Tepatnya hari Ahad, 27 April 2014 pada waktu Zhuhur. Kegiatan tersebut berakhir dengan guyuran hujan di Kota Salatiga. Dengan adanya Jambore Ukhuwah ini, diharapakan seluruh unsur kader KAMMI, khususnya di bawah naungan Kamda Semarang, semakin kuat jalinan internalnya. Sehingga saat terjun ke masyarakat, tidak perlu lagi mengkhawatirkan solidaritas internal. Saat beraksi dalam dakwah, tak perlu lagi mempertanyakan kendala apa yang berada ‘di dalam’. Bahkan mungkin, hujan yang turun ketika penutupan acara, mengisyaratkan kesedihan. Kesedihan akan usainya pemandangan nyata ukhuwah Islamiyah para pemuda-pemudi dakwah. 

Penulis: Naufal Dzaki 
Editor: M Iqna Syarhuddin

Tradisi Menyambut UTS Ala Kaderisasi KAMMI Teknik



Bicara soal UTS (Ujian Tengah Semester), saat ini merupakan hari-hari dimana Mahasiswa Undip (Universitas Diponegoro) khususnya Fakultas Teknik akan menjalaninya. Dalam menyambut hal itu, Departemen Kaderisasi dari Pengurus Komisariat KAMMI Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (PK KAMMI FT Undip) tiap tahun selalu mengadakan “tradisi” berbagi penyemangat kepada para kader KAMMI Teknik Undip. Sore ini (20/4), ketua Departemen Kaderisasi KAMMI Teknik Undip Sadida Ulfa, bersama dengan stafnya, Siti Mahmudah telanh menyiapkan “tradisi” yang biasa dilaksanakan menjelang UTS atau UAS. Mereka dibantu oleh beberapa akhwat dari departemen lain berkreasi dengan biskuit coklat yang diikatkan oleh pita berwarna-warni dan secarik kertas bertuliskan penyemangat untuk para kader menjelang UTS. 

Pesan spesial untuk pengurus KAMMI Teknik Undip menjelang UTS

”Bismillah . . . UTS sudah di depan mata ini? 
Gimana persiapannya, kawan? 
Harus siap dong pasti :) 
Salah satu budaya ujian-ujian lingkungan kita adalah mencontek? 
Hayoo :D Para pengemban dakwah jangan Nyontek nih :D hehe 
Allah dalam QS Al-Baqarah 2:9 berfirman : 
Artinya : Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, 
padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. 

Cara berhenti mencontek :) 
 1. Menyadari bahwa hidup bermartabat, terhormat dan membahagiakan adalah penuh kejujuran. 
2. Menyadari hasil dari mencontek adalah kepalsuan. 
3. Menyadari kebahagiaan sejati saat kerja keras dan memetik hasil. 
4. Berteman dengan orang-orang jujur. 
#KaderisasiKAMMIFT14 #berdetaktanpahenti.”
Tulisan di atas adalah pesan yang ada disecarik kertas yang diberikan oleh Departemen Kaderisasi. Harapannya dengan adanya “tradisi” tersebut para kader lebih bersemangat untuk mengerjakan soal-soal UTS yang akan dijalani esok hari. Tidak hanya kertas penyemangat, tapi ada biskuit coklat dan berwana-warni pita tersemat menyatu. Biskuit coklat bertujuan untuk meningkatkan mood para kader jika jenuh belajar terlalu lama, sedangkan pita-pita yang berwarna-warni sendiri berartikan keceriaan bersama dalam ukhuwah untuk menghadapi ujian nanti. Harapannya dengan adanya “tradisi” tersebut para kader dapat belajar lebih giat dan dimudahkan dalam mengerjakan soal-soal UTS. 

Penulis : Eva Zulvah
Editor   : Muhammad Iqna Syarhuddin

Meningkatkan Kapasitas Diri Lewat Madrasah KAMMI

Ust. Afif menyampaikan materi kepada para peserta MK 1

Semarang, Pershum KAMMI FT - Sabtu (19/4). Kreatif dan inovatif, mungkin itu kata yang tepat bagi Pengurus Komisariat KAMMI Teknik Undip. Setelah sukses mengadakan raker di daerah simpang lima, kini PK KAMMI FT Undip telah melaksanaan Madrasah KAMMI 1 (MK 1) pada Sabtu (19/4) sore tadi. Bukan mushola ataupun ruangan kelas yang menjadi tempat acaranya, melainkan halaman gedung “Balai Obat” yang jadi pilihan PK KAMMI Teknik Undip. Tempat tersebut terletak di belakang Widya Puraya, landmark Universitas Diponegoro. Walaupun gedung balai obat tersebut terlihat tidak terurus, retak dan keropos terjadi di sana-sini, namun keadaan sekelilingnya lah yang mampu menghipnotis kita semua, bagaimana tidak, rerimbunan pohon yang ramai menghiasi tempat tersebut sangat elok di pandang ditambah dengan sinar mentari yang sesekali mencoba menerobos rimbunnya dedaunan membuat para peserta MK 1 semakin khidmat mengikuti acara tersebut.

Madrasah KAMMI 1 merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan KAMMI Teknik. Kegiatan tersebut diadakan untuk seluruh pengurus komisariat. Sebagai bagian dari program kerja departemen kaderisasi, MK 1 merupakan wahana dalam meningkatkan kapasitas kadernya, terutama dari segi keilmuan. Dengan inovasi dari segi pelaksanaan, tidak sekedar ilmu dari materi kajian yang didapat. Kreativitas dalam berdakwah juga menjadi salah satu esensi yang dihadirkan. Karena, tantangan dakwah yang semakin variatif membutuhkan solusi-solusi yang kreatif pula, khas mahasiswa. Tentu dalam koridor-koridor syariat Islam.

Dalam MK 1 yang pertama ini, Ustadz Afif memberikan materi mengenai tauhid. Acara dipandu oleh Darma sebagai MC. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tilawah dan kredo gerakan. Pada sesi pertama, Ustadz Afif menerangkan mengenai makna Tauhid dan urgensinya bagi manusia. Disebutkan pula keadaan umat dewasa ini, yang semakin gencar dirongrong oleh kepercayaan sesat. Setelah itu, sesi tanya jawab berlangsung dengan adanya dua pertanyaan. Ikhwan dan Akhwat masing-masing mengajukan satu pertanyaan. Sebagai penutup, Ustadz Afif memberikan pesan sekaligus motivasi kepada peserta dalam berdakwah. “Hidup di dunia bukan untuk bersantai, rileks ataupun senang-senang. Boleh bersenang-senang tetapi cukup ambil sesuai porsinya saja. Karena, tempat kita bersantai, rileks dan bersenang-senang adalah di surga", begitu pesannya.

Penulis : Tubagus Naufal Dzaki
Editor   : Muhammad Iqna Syarhuddin

Lakukan Inovasi, Rapat Kerja dilaksanakan di Daerah Simpang Lima

Rapat Kerja KAMMI Teknik Undip 2014
Semarang, Pershum KAMMI FT - Pengurus Komisariat KAMMI Teknik Universitas Diponegoro telah sukses melaksanakan rapat kerjanya pada hari Ahad tanggal 13 April 2014. Rapat kerja yang dilaksanakan pertama kalinya di Semarang bawah, tepatnya di Rumah Albi kawasan Simpang Lima ini dihadiri sejumlah pengurus dan juga kader dari PK KAMMI Teknik Undip . Rapat kerja yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB ini diawali dengan pemberian materi yang disampaikan oleh Ketua KAMMI Daerah Semarang, Barri Pratama, yang selanjutnya dilakukan pelantikan Ketua PK KAMMI Teknik Undip, Fahmi Akmal Hasani, dan seluruh pengurus serta pembacaan ikrar pengurus PK KAMMI Teknik Undip periode 2014 yang dipimpin oleh Ketua KAMMI Daerah Semarang tersebut.

Selanjutnya rapat kerja diisi dengan pemaparan program kerja dari masing-masing pengurus harian dan departemen yang ada di PK KAMMI Teknik Undip. Pemaparan program kerja pertama dilakukan oleh Sekretaris Umum yaitu Akbar Suhada yang memaparkan program kerja yang akan dilaksanakannya dalam satu tahun ke depan, Dilanjutkan pemaparan dari kestari yaitu Irdha Diah Utami yang menjelaskan program kerjanya seperti pendataan surat keluar dan masuk, dll. Selanjutnya pemaparan program kerja dari Departemen Kaderisasi yang dipaparkan oleh ketua departemen, Sadida Ulfah. Dalam rapat kerja kali ini, Departemen Kaderisasi memaparkan sejumlah program kerjanya seperti Madrasah Kammi, Buku Saku Pengurus dan lainnya. Departemen kedua yang memaparkan program kerjanya adalah Departemen Kajian Strategis. Lutfi Rahman selaku ketua departemen menjelaskan sejumlah program kerja dari Departemen Kajian Strategis, seperti Sekolah Politik dan Kastrat Online.

Departemen Pers dan Humas menjadi departemen ketiga yang memaparkan program kerjanya selama satu periode kepengurusan ke depan. Departemen Pers dan Humas ini merupakan gabungan dari Departemen Humas dan Badan Pers yang pada kepengurusan periode lalu kedua departemen dan biro ini dipisah. Ketua departemen, M. Iqna Syarhuddin, memaparkan sejumlah program kerja dari Departemen PersHum, diantaranya Kammi on the wall, majalah Kammi dan penerbitan buku. Rapat kerja dihentikan sementara setelah pemaparan oleh Departemen PersHum selesai. Rapat kerja dilanjutkan kembali setelah selesai dari istirahat dan sholat dzuhur.

Departemen keempat yang menjelaskan program kerjanya di rapat kerja ini adalah Departemen Sosial Kemasyarakatan yang diketuai oleh M. Rizqy Faza. Departemen SosKemas memaparkan sejumlah program kerja yang akan dijalankan dalam satu kepengurusan ke depan, di antaranya adalah Kammi Health, Community Development, Taman Baca dan lain sebagainya.Pemaparan program kerja dilanjutkan oleh Departemen Ekonomi yang dalam pemaparannya kali ini diwakilkan oleh sekretaris departemen.

Setelah selesai pemaparan program kerja dari pengurus harian dan kelima departemen,artinya selesai pula rapat kerja PK KAMMI Teknik Undip pada hari ini. Rapat kerja ini terasa begitu istimewa dikarenakan kedatangan dari pengurus Kammi Teknik periode tahun lalu yang tak hanya sekedar meramaikan namun juga memberikan arahan dan masukan. Diharapkan dengan adanya rapat kerja kali ini, seluruh program kerja PK KAMMI Teknik Undip dapat dilaksanakan secara optimal dan memberikan manfaat.

Penulis: Nisa Farida Amanatullah



Dari Lensa Kamera : Aksi #AkuRakGolput

Ahad pagi ini KAMMI se-Semarang Raya turun meramaikan Car Free Day di Simpang Lima dan jalan Pahlawan. Ini beberapa jepretan yang bisa diambil. Cekidot...

 Ini masa aksinya, tapi ngga semua masuk lensa kamera loooh... Dibelakang masih ada

 Nah ini massa aksi bagian belakang, bagian mbak2 para ukhti

 Kalo yang ini mas Ashim (kadep Kebijakan Publik KAMMDA Semarang) lagi orasi minjem micnya KPU Kota Semarang yang juga lagi sosialisasi terkait pemilu buat masyarakat Semarang.

 Tempat menghimpun tanda tangan masyarakat yang mendukung #AkuRakGolput. Alhamdulillah banyak yang ikut berpartisipasi.


 Nah 2 foto di atas ini sama. Loh kok bisa? Jadi mas udin sang kader mipa multitalent pake pakaian itu, namanya mas KORA (Kotak Suara)

 Sebelum penutupan foto lagi ah...

Para lelaki Teknik, sayang mbak-mbaknya udah pada pulang duluan

Nah itu dia sedikit dari jepretan Aksi #AkuRakGolput... Tunggu Jepretan dari agenda lainnya ya :)


AKSI #AkuRakGolput se-Semarang Raya

Semarang, 23 Maret 2014 | 

Sehubungan dengan tiga hal yang menjadi fokusan isu KAMMI Semarang dalam menghadapi Pemilu 2014, yaitu sindiran, ajakan, dan tekanan. Kali ini KAMMI Semarang mengadakan aksi damai dengan menyebar selebaran profil caleg dari partai KAMMI dengan nomor urut 16 dan penggalangan tanda tangan dalam rangka menyukseskan ‪#‎AkuRakGolput‬
Menariknya, selebaran profil caleg partai KAMMI ini tidak hanya memampang foto sang caleg tapi juga dengan jelas menyebutkan visi dari masing-masing caleg. Ini merupakan bagian dari sindiran KAMMI Semarang terhadap para caleg yang ketika berkampanye melalui spanduk atau pamflet yang ditempel di ruang publik hanya bermodalkan senyum (caleg modus) tanpa ada visi-misi sebagai salah satu parameter penilaian. Selain itu, dalam salah satu orasinya mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk tidak golput. Karena golput merupakan bentuk dari rasa pesimis dan keputusasaan dan dengan golput secara tidak langsung kita menyatakan bahwa para calon tidak pantas memimpin Indonesia, kita yang lebih pantas tapi tidak berbuat apa-apa.
Sedikitnya ada sekitar tigapuluhan orang dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Semarang ikut meramaikan aksi ini yang kesemuanya tergabung dalam KAMMI Daerah Semarang. Bersama dengan masyarakat Jawa Tengah kam(m)i menyatakan #AkuRakGolput.


Ifki Arifatul Utami - Badan Pers

Konsolidasi AKSI #AkuRakGolput

Menjelang aksi esok, KAMMDA Semarang Lakukan Konsolidasi

Tembalang (22/3), KAMMI Daerah Semarang melakukan konsolidasi dengan beberapa KAMMI komisariat (KOMSAT) untuk mempersiapkan aksi yang akan dilakukan esok hari. Konsolidasi yang di lakukan di sekitar area Masjid Kampus ini diikuti sedikitnya oleh 8 komisariat. Pada konsolidasi kali ini para peserta banyak berharap agar aksi yang akan digelar esok dapat menarik minat masyarakat serta dapat jauh dari kesan aksi yang negatif.
Dalam aksinya kali ini, KAMMI akan menyoroti 3 hal, di antaranya sindiran pada caleg agar berkampanye secara cerdas, tekanan kepada pemerintah untuk mempermudah pemilih dari kalangan mahasiswa dan terakhir mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Terakhir KAMMDA Semarang menghimbau kepada seluruh kader KAMMI di Semarang agar ikut meramaikan aksi esok hari, yang juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan Millad ke-16 KAMMI.


M. Iqna Syarhuddin - Badan Pers

AL FAHM DAN AL IKHLAS SEBELUM AL AMAL

Dakwah sebuah keharusan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku Islam. Tanpa dakwah, dipastikan Islam akan segera lenyap dari permukaan bumi ini Katakanlah (wahai Muhammad!):”Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mrngikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashiroh (hujjah/ ilmu)yang nyata. MahasuciAllah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musryik”.(QS. Yusuf / 12:108)
Dakwah merupakan sebuah keharusan dan keniscayaan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku beragama Islam. Tanpa Dakwah dapat dipastikan bahwa Islam akan segera lenyap dari permukaan bumi ini. Sebab, hanya Dakwahlah yang mampu mempertahankan eksistensi Islam hingga saat ini. Dalam mana kita dapat membayangkan, apa jadinya jika dunia sepi dari kegiatan Dakwah? Sepi dari kegiatan transfer ilmu agama?, Pasti akan muncul sebuah generasi yang tidak mengenal aturan hidup (syari’at). Pada akhirnya akan muncul suatu kehidupan yang berantakan (chaose). Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya jika Al-Qur’an menyebutkan bahwa Dakwah merupakan jalan para Rosul Allah. Sejak Rosul pertama, Nuh ‘alaihis salam, sampai dengan rosul terakhir, Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Secara etimologi, Dakwah berasal dari akar kata da’a, yang mengandung arti mengajak, menyeru dan mengundang. Adapun secara terminologi, merupakan segala aktivitas yang dilakukan secara terorganisir, untuk mengajak seseorang atau lebih kepada jalan yang lurus (ash-shiroth al-mustaqim), mengeluarkan sesorang dari kesesatan menuju hidayah dan dari kegelapan menuju cahaya Islam, dengan menggunakan metode yang sistematis berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Dalam berDakwah, setidaknya ada sepiluh pilar yang harus diperhatikan oleh para da’i. Dalam mana sepuluh pilar ini merupakan hasil ijtihad seorang ulama dan mujahid Islam yang sangat populer, yaitu Hassan al-Banna.
 Kesepuluh arkanul bai’ah itu dengan al-Fahm (pemahaman). Bahkan, poin al-Fahm ini mengungguli pembahasan yang lain, seperti al-Ikhlas, al-Amal, al-Jihad, at-Tadhiyah (pengorbanan), at-Taat (kepatuhan), ats-Tsabat (keteguhan), at-Tajarrud (kemurnian), al-Ukhuwah, dan ats-Tsiqoh (kepercayaan)! Karena wajar, Saudaraku, pilar-pilar yang lain tidak akan tegak manakala tidak diawali dengan membangun kepemahaman yang kokoh.
Muncul pertanyaan pada diri kita, jika memang kita kader dakwah setidaknya kita bisa menguasai sepuluh akranul bai'ah tersebut. Minimal  kita harus memilki al Fahm dan Al Ikhlas sebelum Al amal.
Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki kepahaman yang utuh. Paham akan falsafah dasar perjuangan, paham akan nilai-nilai yang diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak dicapai, paham akan jalan yang harus dilalui. Kader dakwah memiliki pemahaman yang komprehensif. Paham akan tahapan-tahapan untuk merealisasikan tujuan, paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tantangan yang menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki tingkat resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang.
Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki keikhlasan yang tinggi. Ikhlas artinya bekerja hanya untuk Allah semata, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di sepanjang perjalanan dakwah, baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat terhadap pasangan jenis. Hanya keikhlasan yang akan membuat para kader bisa bersikap dengan tepat menghadapi segala bentuk godaan dan dinamika dakwah. Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwah yang menggoda para kader untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah penjaga keberlanjutan dakwah.
Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki amal yang berkesinambungan. Amal dalam dakwah bukanlah jenis amal yang setengah-setengah, bukan jenis amal sporadis, spontan dan tanpa perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga, hingga upaya perbaikan masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Amal dalam dakwah memiliki tahapan yang jelas, memiliki tujuan yang pasti, memiliki orientasi yang hakiki. Kader dakwah tidak hanya beramal di satu marhalah dan meninggalkan marhalah lainnya. Kader dakwah selalu mengikuti perkembangan mihwar dalam dakwah, karena itulah amal yang harus dilalui untuk meretas peradaban
Pernahkah kita merasa terhimpit, Saudaraku? Di mana amanah seolah menjadi penjara jiwa. Rutinitas dakwah sudah seperti belenggu yang memberatkan. Kemudian dalam kelelahan itu, kita berpikir bahwa besar sekali pengorbanan yang telah kita lakukan. Namun tidak lama, kita kembali bersedih, mengingat sedikitnya apresiasi yang kita dapat. Reward yang kita raih tidak sebanding dengan cost yang kita keluarkan. Qiyadah rasanya tidak terlalu sensitif terhadap apa yang kita rasakan. Para jundi pun cuek, bak menutup mata dan meninggalkan kita.
Jika itu yang kita rasakan, bersabarlah, Saudaraku. Tidak ada pisau tajam tanpa dibakar dan ditempa. Tidak ada emas indah tanpa dipecah dan dilebur. Boleh jadi rasa sakit yang selama ini kita rasakan adalah sebuah proses, di mana Allah ingin mengajarkan kita tentang arti kekuatan yang sesungguhnya, tentang perjuangan yang sebenarnya, dan tentang pengorbanan yang seutuhnya.
Saudaraku, selain penuh onak duri, jalan dakwah ini begitu panjang dan sempit. Itu sebabnya tidak semua orang dapat memasuki dan menjalaninya. Maka Saudaraku, bekalilah diri kita dengan kepemahaman. Karena kekecewaan kita, protes kita, atau keluh kita, boleh jadi adalah bukti ketidakmampuan kita dalam memahami hikmah atas apa yang Allah ajarkan kepada kita. Atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya kepemahaman kita dalam memaknai arti dakwah itu sendiri. Berhati-hatilah, Saudaraku. Ketika kita telah merasa berkorban, sesungguhnya kita belumlah berkorban. Karena tidak ada pengorbanan yang diiringi dengan penyesalan. Tidak ada pengorbanan yang disertai dengan kesombongan.
Dakwah ini berat, bagi mereka yang suka mengeluh. Dakwah ini menyakitkan, bagi mereka yang tidak pernah berkorban. Dakwah ini mengecewakan, bagi mereka yang selalu menuntut. Dakwah ini membosankan, bagi mereka yang jauh dari keteladanan. Dan pada akhirnya, dakwah ini hanyalah seonggok nurani yang terkapar, yang menunggu waktu hingga datang seorang juru dakwah yang tulus, kuat, dan teguh dalam mengemban amanah ini.
Ia mau menerima beban, lantaran sadar dan peduli bahwa harus ada yang memikul tanggung jawab ini. Ia siap menjalaninya, karena ia yakin tidak sendiri. Selalu ada ‘tangan-tangan’ tersembunyi yang senantiasa menuntun dan menolongnya. Selalu ada balasan yang besar dan derajat yang tinggi dari-Nya, itulah yang membuatnya tetap tersenyum meskipun ia terluka.
Saudaraku, simaklah apa yang pernah dituturkan Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rachmat Abdullah,
“Allah memberi ganjaran yang sebesar-besarnya dan derajat yang setinggi-tingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian, cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja, tentu kita tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat. Di situlah letak hikmahnya, yaitu bagi seorang da’i harus sungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azzam yang lemah, dan pengorbanan yang sedikit.”
Allahu a’lam…

Sumber : Dakwatuna


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money