Dari Lensa Kamera : Aksi #AkuRakGolput

Ahad pagi ini KAMMI se-Semarang Raya turun meramaikan Car Free Day di Simpang Lima dan jalan Pahlawan. Ini beberapa jepretan yang bisa diambil. Cekidot...

 Ini masa aksinya, tapi ngga semua masuk lensa kamera loooh... Dibelakang masih ada

 Nah ini massa aksi bagian belakang, bagian mbak2 para ukhti

 Kalo yang ini mas Ashim (kadep Kebijakan Publik KAMMDA Semarang) lagi orasi minjem micnya KPU Kota Semarang yang juga lagi sosialisasi terkait pemilu buat masyarakat Semarang.

 Tempat menghimpun tanda tangan masyarakat yang mendukung #AkuRakGolput. Alhamdulillah banyak yang ikut berpartisipasi.


 Nah 2 foto di atas ini sama. Loh kok bisa? Jadi mas udin sang kader mipa multitalent pake pakaian itu, namanya mas KORA (Kotak Suara)

 Sebelum penutupan foto lagi ah...

Para lelaki Teknik, sayang mbak-mbaknya udah pada pulang duluan

Nah itu dia sedikit dari jepretan Aksi #AkuRakGolput... Tunggu Jepretan dari agenda lainnya ya :)


AKSI #AkuRakGolput se-Semarang Raya

Semarang, 23 Maret 2014 | 

Sehubungan dengan tiga hal yang menjadi fokusan isu KAMMI Semarang dalam menghadapi Pemilu 2014, yaitu sindiran, ajakan, dan tekanan. Kali ini KAMMI Semarang mengadakan aksi damai dengan menyebar selebaran profil caleg dari partai KAMMI dengan nomor urut 16 dan penggalangan tanda tangan dalam rangka menyukseskan ‪#‎AkuRakGolput‬
Menariknya, selebaran profil caleg partai KAMMI ini tidak hanya memampang foto sang caleg tapi juga dengan jelas menyebutkan visi dari masing-masing caleg. Ini merupakan bagian dari sindiran KAMMI Semarang terhadap para caleg yang ketika berkampanye melalui spanduk atau pamflet yang ditempel di ruang publik hanya bermodalkan senyum (caleg modus) tanpa ada visi-misi sebagai salah satu parameter penilaian. Selain itu, dalam salah satu orasinya mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk tidak golput. Karena golput merupakan bentuk dari rasa pesimis dan keputusasaan dan dengan golput secara tidak langsung kita menyatakan bahwa para calon tidak pantas memimpin Indonesia, kita yang lebih pantas tapi tidak berbuat apa-apa.
Sedikitnya ada sekitar tigapuluhan orang dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Semarang ikut meramaikan aksi ini yang kesemuanya tergabung dalam KAMMI Daerah Semarang. Bersama dengan masyarakat Jawa Tengah kam(m)i menyatakan #AkuRakGolput.


Ifki Arifatul Utami - Badan Pers

Konsolidasi AKSI #AkuRakGolput

Menjelang aksi esok, KAMMDA Semarang Lakukan Konsolidasi

Tembalang (22/3), KAMMI Daerah Semarang melakukan konsolidasi dengan beberapa KAMMI komisariat (KOMSAT) untuk mempersiapkan aksi yang akan dilakukan esok hari. Konsolidasi yang di lakukan di sekitar area Masjid Kampus ini diikuti sedikitnya oleh 8 komisariat. Pada konsolidasi kali ini para peserta banyak berharap agar aksi yang akan digelar esok dapat menarik minat masyarakat serta dapat jauh dari kesan aksi yang negatif.
Dalam aksinya kali ini, KAMMI akan menyoroti 3 hal, di antaranya sindiran pada caleg agar berkampanye secara cerdas, tekanan kepada pemerintah untuk mempermudah pemilih dari kalangan mahasiswa dan terakhir mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Terakhir KAMMDA Semarang menghimbau kepada seluruh kader KAMMI di Semarang agar ikut meramaikan aksi esok hari, yang juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan Millad ke-16 KAMMI.


M. Iqna Syarhuddin - Badan Pers

AL FAHM DAN AL IKHLAS SEBELUM AL AMAL

Dakwah sebuah keharusan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku Islam. Tanpa dakwah, dipastikan Islam akan segera lenyap dari permukaan bumi ini Katakanlah (wahai Muhammad!):”Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mrngikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashiroh (hujjah/ ilmu)yang nyata. MahasuciAllah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musryik”.(QS. Yusuf / 12:108)
Dakwah merupakan sebuah keharusan dan keniscayaan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku beragama Islam. Tanpa Dakwah dapat dipastikan bahwa Islam akan segera lenyap dari permukaan bumi ini. Sebab, hanya Dakwahlah yang mampu mempertahankan eksistensi Islam hingga saat ini. Dalam mana kita dapat membayangkan, apa jadinya jika dunia sepi dari kegiatan Dakwah? Sepi dari kegiatan transfer ilmu agama?, Pasti akan muncul sebuah generasi yang tidak mengenal aturan hidup (syari’at). Pada akhirnya akan muncul suatu kehidupan yang berantakan (chaose). Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya jika Al-Qur’an menyebutkan bahwa Dakwah merupakan jalan para Rosul Allah. Sejak Rosul pertama, Nuh ‘alaihis salam, sampai dengan rosul terakhir, Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Secara etimologi, Dakwah berasal dari akar kata da’a, yang mengandung arti mengajak, menyeru dan mengundang. Adapun secara terminologi, merupakan segala aktivitas yang dilakukan secara terorganisir, untuk mengajak seseorang atau lebih kepada jalan yang lurus (ash-shiroth al-mustaqim), mengeluarkan sesorang dari kesesatan menuju hidayah dan dari kegelapan menuju cahaya Islam, dengan menggunakan metode yang sistematis berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Dalam berDakwah, setidaknya ada sepiluh pilar yang harus diperhatikan oleh para da’i. Dalam mana sepuluh pilar ini merupakan hasil ijtihad seorang ulama dan mujahid Islam yang sangat populer, yaitu Hassan al-Banna.
 Kesepuluh arkanul bai’ah itu dengan al-Fahm (pemahaman). Bahkan, poin al-Fahm ini mengungguli pembahasan yang lain, seperti al-Ikhlas, al-Amal, al-Jihad, at-Tadhiyah (pengorbanan), at-Taat (kepatuhan), ats-Tsabat (keteguhan), at-Tajarrud (kemurnian), al-Ukhuwah, dan ats-Tsiqoh (kepercayaan)! Karena wajar, Saudaraku, pilar-pilar yang lain tidak akan tegak manakala tidak diawali dengan membangun kepemahaman yang kokoh.
Muncul pertanyaan pada diri kita, jika memang kita kader dakwah setidaknya kita bisa menguasai sepuluh akranul bai'ah tersebut. Minimal  kita harus memilki al Fahm dan Al Ikhlas sebelum Al amal.
Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki kepahaman yang utuh. Paham akan falsafah dasar perjuangan, paham akan nilai-nilai yang diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak dicapai, paham akan jalan yang harus dilalui. Kader dakwah memiliki pemahaman yang komprehensif. Paham akan tahapan-tahapan untuk merealisasikan tujuan, paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tantangan yang menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki tingkat resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang.
Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki keikhlasan yang tinggi. Ikhlas artinya bekerja hanya untuk Allah semata, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di sepanjang perjalanan dakwah, baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat terhadap pasangan jenis. Hanya keikhlasan yang akan membuat para kader bisa bersikap dengan tepat menghadapi segala bentuk godaan dan dinamika dakwah. Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwah yang menggoda para kader untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah penjaga keberlanjutan dakwah.
Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki amal yang berkesinambungan. Amal dalam dakwah bukanlah jenis amal yang setengah-setengah, bukan jenis amal sporadis, spontan dan tanpa perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga, hingga upaya perbaikan masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Amal dalam dakwah memiliki tahapan yang jelas, memiliki tujuan yang pasti, memiliki orientasi yang hakiki. Kader dakwah tidak hanya beramal di satu marhalah dan meninggalkan marhalah lainnya. Kader dakwah selalu mengikuti perkembangan mihwar dalam dakwah, karena itulah amal yang harus dilalui untuk meretas peradaban
Pernahkah kita merasa terhimpit, Saudaraku? Di mana amanah seolah menjadi penjara jiwa. Rutinitas dakwah sudah seperti belenggu yang memberatkan. Kemudian dalam kelelahan itu, kita berpikir bahwa besar sekali pengorbanan yang telah kita lakukan. Namun tidak lama, kita kembali bersedih, mengingat sedikitnya apresiasi yang kita dapat. Reward yang kita raih tidak sebanding dengan cost yang kita keluarkan. Qiyadah rasanya tidak terlalu sensitif terhadap apa yang kita rasakan. Para jundi pun cuek, bak menutup mata dan meninggalkan kita.
Jika itu yang kita rasakan, bersabarlah, Saudaraku. Tidak ada pisau tajam tanpa dibakar dan ditempa. Tidak ada emas indah tanpa dipecah dan dilebur. Boleh jadi rasa sakit yang selama ini kita rasakan adalah sebuah proses, di mana Allah ingin mengajarkan kita tentang arti kekuatan yang sesungguhnya, tentang perjuangan yang sebenarnya, dan tentang pengorbanan yang seutuhnya.
Saudaraku, selain penuh onak duri, jalan dakwah ini begitu panjang dan sempit. Itu sebabnya tidak semua orang dapat memasuki dan menjalaninya. Maka Saudaraku, bekalilah diri kita dengan kepemahaman. Karena kekecewaan kita, protes kita, atau keluh kita, boleh jadi adalah bukti ketidakmampuan kita dalam memahami hikmah atas apa yang Allah ajarkan kepada kita. Atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya kepemahaman kita dalam memaknai arti dakwah itu sendiri. Berhati-hatilah, Saudaraku. Ketika kita telah merasa berkorban, sesungguhnya kita belumlah berkorban. Karena tidak ada pengorbanan yang diiringi dengan penyesalan. Tidak ada pengorbanan yang disertai dengan kesombongan.
Dakwah ini berat, bagi mereka yang suka mengeluh. Dakwah ini menyakitkan, bagi mereka yang tidak pernah berkorban. Dakwah ini mengecewakan, bagi mereka yang selalu menuntut. Dakwah ini membosankan, bagi mereka yang jauh dari keteladanan. Dan pada akhirnya, dakwah ini hanyalah seonggok nurani yang terkapar, yang menunggu waktu hingga datang seorang juru dakwah yang tulus, kuat, dan teguh dalam mengemban amanah ini.
Ia mau menerima beban, lantaran sadar dan peduli bahwa harus ada yang memikul tanggung jawab ini. Ia siap menjalaninya, karena ia yakin tidak sendiri. Selalu ada ‘tangan-tangan’ tersembunyi yang senantiasa menuntun dan menolongnya. Selalu ada balasan yang besar dan derajat yang tinggi dari-Nya, itulah yang membuatnya tetap tersenyum meskipun ia terluka.
Saudaraku, simaklah apa yang pernah dituturkan Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rachmat Abdullah,
“Allah memberi ganjaran yang sebesar-besarnya dan derajat yang setinggi-tingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian, cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja, tentu kita tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat. Di situlah letak hikmahnya, yaitu bagi seorang da’i harus sungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azzam yang lemah, dan pengorbanan yang sedikit.”
Allahu a’lam…

Sumber : Dakwatuna


Bersama KAMMI Teknik Mari Menanam Amal


Indonesia ini layaknya taman bunga yang luas. Ia memiliki berbagai macam jenis bunga yang bunga-bunga itupun memiliki warnanya masing-masing. Tidak ada yang memaksakan warnanya. Mereka bersama-sama menyusun diri membentuk taman bunga yang indah. Karena mereka mengerti bahwa keindahan taman bunga itu karena mereka. Ya, keindahan itu karena perbedaan mereka yang tidak akan melebur menjadi satu. Taman itu akan indah karena keberagaman warna dan bentuk yang mereka lahirkan.
      Bunga-bunga itu terus tumbuh dan berkembang. Memberikan manfaat bagi dunia. Ia tidak mempedulikan apa yang yang bunga lain lakukan. Ia pun tidak mengharapkan bunga lainnya menyamai dirinya.
            Ketika kita melakukan amal dalam kerja-kerja kita, sesungguhnya kita dapat mengambil hikmah dari bunga tersebut. Bagaimana bunga itu terus memberikan berbagai manfaat bahkan jika sekitarnya ingin menjatuhkannya. Karena mereka meyakini bahwa apa yang mereka lakukan adalah bentuk ibadah mereka kepada Allah Swt.
            Kerja yang kita lakukan di KAMMI merupakan bentuk ikhtiar kita sebagai seorang muslim yang menghambakan diri kita kepada Allah Swt. Selanjutnya apa yang kita lakukan kemudian kita tawakalkan kepada-Nya karena kita paham bahwa yang memberi hidayah itu adalah Allah Swt. Kita hanya diminta untuk bekerja.

… .Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Al-Imran : 159)

Ada beberapa hal yang perlu kita pahami terkait tawakkal.

1.    1.  Azimah (Azzam)
Azzam / tekad yang kuat harus kita miliki dalam bergerak di jalan yang panjang ini. Tidak lain dan tidak bukan untuk mendapatkan azzam tersebut adalah dengan Fahm. Ilmu mendahului perkataan dan perbuatan. Tidak heran bahwa Fahm ini begitu penting sehingga Hasan Al Banna meletakkannya di urutan pertama dalam rukun bai’at. Tanpa kepahaman yang kuat tentang mengapa kita bergerak, maka tekad yang kuat itu tidak akan muncul.
Kita belajar tentang kisah perang uhud. Bagaimana para pasukan pemanah yang tidak paham tentang ketaatan kepada pemimpin. Karena tidak ingin kehilangan harta rampasan perang yang ditinggalkan kaum kafir quraisy, mereka meninggalkan bukit-bukit uhud. Hingga akhirnya kaum quraisy memutar balik keadaan hingga menyebabkan kekalahan bagi ummat muslim.

2.    2.  Tadhiyah (Pengorbanan)
… .Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar (An-Nissa : 95)

        Perjuangan yang kita lalui pasti akan membutuhkan pengorbanan. Karena sudah menjadi hakikat sebuah perjuangan ialah pengorbanan. Ia akan memeras keringat kita, menghabiskan fikiran kita untuk jalan perjuangan ini, menghabiskan waktu kita untuk terus senantiasa berada dalam jalan perjuangan. Bahkan ia akan mengambil segala yang kita miliki, harta yang kita miliki, uang yang kita simpan untuk persediaan kita.
         Namun pengorbanan itu tidak sia-sia. Pengorbanan yang kita berikan untuk jalan Allah akan Allah kembalikan dengan janji-Nya. Zat yang tidak akan pernah ingkar janji dari makhluk lainnya.

3.     3. Ikhlas
           Setelah apa yang kita lakukan, maka itu semua akan sia-sia jika tidak diselimuti dengan bingkai keikhlasan.

"Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, adalah karena Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku."' (Al-An'am: 162-163)

Allah tidak menjanjikan kekayaan ketika kita bergerak di jalan perjuangan ini. Di jalan ini pula tidak ada yang menjanjikan ketenaran, pangkat atau jabatan. Dan sungguh bukan itu semua yang menjadi tujuan kita untuk bergerak di jalan ini. Jika pernah terbesit dalam hati untuk mengejar itu semua, maka mari kita bersama-sama beristigfhar. Kalaupun nantinya kita mendapatkan itu semua, sesungguhnya itu bukanlah tujuan melainkan hanya sebuah dampak saja yang tidak kita inginkan.

Biarkan orang berkata apapun tentang kita, kita tetap bekerja.

Fahmi Akmal Hasani

Ketua Komisariat KAMMI FT 2014

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money