Pages

100.000 Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan atau Buih di Lautan

“Hati-hati terkecoh dengan kuantitas kader, tercatat di kertas namun ghaib di lapangan.”
Kader merupakan aset termahal dalam gerakan dakwah karena hakikat dakwah adalah pewarisan. Gerakan dakwah yang sukses mengelola kadernya akan menghasilkan barisan pejuang dakwah yang penuh berkah. Aktivitas keseharian yang dijalani tidak lepas dari syuro-syuro progressif, merumuskan kerja-kerja besar dan cerdas serta amal yang berkualitas dan sistematis. Tidak melulu disibukkan dengan permasalahan internal lantaran kader yang tidak militan, ukhuwah kurang, dan segudang permasalahan cemen lainnya.
Dalam Alqur’an Allah telah memberikan taujih tentang bagaimana mengelola kader. “Dan berapa banyak para nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa selain ucapan; “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir.” Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. 3:146-148)
Dalam ayat tersebut, beberapa arahan yang diberikan Allah terkait pengelolaan kader sebagai berikut,
Pertama, Nabi membutuhkan pengikut dalam jumlah yang besar sebagai barisan mujahid fi sabilillah.
Kedua, mereka itu memiliki kualitas yang handal dalam medan perjuangan; tidak mudah lemah (‘adamu al wahn), tidak mudah lesu (‘adamu adh dha’fu), tidak gampang menyerah (‘adamu al istikanah).
Ketiga, mereka adalah orang-orang yang menyadari kelemahan dan kesalahan diri.

Memperbanyak jumlah memang perlu, namun kalau tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas maka tidak akan banyak berguna. Medan yang akan kita tempuhi adalah pertarungan antara haq dan bathil, yang mana Allah akan memenangkan mereka yang teguh menjaga nilai-nilai kebenaran dan persaudaraan bukan karena sebab materi dan jumlah.
Mungkin terlalu berlebihan kiranya jika kita mengharapkan kader-kader KAMMI yang telah dibina bisa sekelas HAMAS di Palestina. Tapi setidaknya mereka memenuhi kualifikasi Allah untuk dimenangkan di pertarungan yang tidak seberapa ini.

 “Orang yang merugi adalah mereka yang melalaikan sahabat-sahabatnya dan wajihah yang merugi adalah mereka yang melalaikan kader-kadernya.”
Diperkirakan jumlah kader KAMMI sampai saat ini mencapai 40.000 tersebar di seluruh Indonesia. Tentu saja sangat sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Indonesia di tiap tahunnya. Namun, pernahkah KAMMI melakukan evaluasi di tubuh KAMMI sendiri, dari 40.000 kader itu ada berapa yang benar-benar nyata di lapangan bukan hanya sekedar nama?? Mungkin tidak ada setengahnya jika kita berkaca pada komisariat masing-masing.
Dengan demikian, bisa jadi kemandegan dan kemunduran yang terjadi selama ini karena kealphaan kita sendiri. Kita lalai bahkan mungkin masih setengah-setengah dalam mengelola kader yang tersedia di depan mata baik secara kualitas maupun mentalitas yang kemudian berdampak pada kinerja dan pola pikirnya. Akibatnya, KAMMI tidak tercitrakan dengan baik. Perlu diketahui, secara pragmatis, untuk menarik daya terima Indonesia saat ini kita cukup membangun citra. Tentu saja citra yang dibangun dari kerja-kerja baik yang diistiqamahi bukan citra tipuan yang membodohi.

100 ribu kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia
Betapa menggemparkannya 100 ribu kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia itu. Dan akan lebih menggemparkan lagi jika kualifikasi kader yang dihasilkan adalah sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Ali Imran:146-148 atau 100 ribu kader itu hanya akan menjadi laksana buih di lautan.


No comments:

Post a Comment