Pages

Ini Peperangan Kawan, bukan Hanya Serangan Satu Arah


Resume Madrasah KAMMI 1 (MK1)
Materi : Al-Ghazwul Al-Fikr (Perang Pemikiran)


 Assalamu’alaikum W. W.
Ba’da tahmid wa shalawat

            “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya." (QS. Ash Shaff : 8)

            Al-Ghazwul Al-Fikr, hampir dipastikan tidak ada aktivis da’wah yang tidak mengerti maknanya. Atau bahkan barangkali sudah ada yang mendapatkan materinya lebih dari 10 kali? Wow. Akan tetapi yang perlu kita pahami bahwa materi ini merupakan materi yang dinamis, akan selalu update sesuai perkembangan zaman dan waktu. Berarti materi ini harus kita kaji terus, kalau tidak kita akan kerepotan/keteteran dalam peperangan ini. Ghazwun secara bahasa artinya serangan, serbuan, dan invasi sedangkan Fikr adalah pemikiran, jadi secara harfiah  Al-Ghazwul Al-Fikr dapat diartikan sebagai Perang Pemikiran.

            “Salah satu faktor kemunduran ummat islam adalah banyak dari mereka yang belum mempunyai Sense of War, tidak menyadari di sekitar bahkan di tengah mereka terdapat peperangan, terdapat konspirasi”. Lebih kurang seperti itu pernyataan Ust. Anis Matta dalam ceramahnya yang pernah saya dengar. Mungkin barangkali karena sifatnya tidak kasat mata, serangannya tidak terlihat dan bahkan seringkali tidak terasa. Karena ia tidak menyakiti tubuh, karena tidak ada desingan peluru, akan tetapi kerusakannya lebih dahsyat dari perang konvensional, karena ia justru merusak cara berpikir kita dan memanjakan hawa nafsu kita. Lalu kemudian rusaklah akhlak kita, hancurlah fikrah kita, berpindahlah loyalitas/wala’ kita kepada orang kafir, tumbanglah ‘aqidah kita, dan sampai – sampai ada yang murtad karena peperangan ini. Oleh karena itu tumbuhkan Sense of War itu dalam diri kita, tularkan kepada orang – orang yang kita cintai di sekitar kita.

            Ketika musuh-musuh Islam menyadari bahwa mereka kalah telak kalau melawan ummat Islam dengan perang fisik maka mereka melancarkan perang pemikiran ini. Mereka tidak pernah ridha dan tidak pernah berhenti menyerang ummat Islam hingga kita mengikuti millah mereka. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.“ (QS. Al Baqarah : 120)

            Saat ini ummat Islam dikepung dari segala penjuru arah dari mulai golongan/organisasi yang merusak dari luar (Zionis, Freemasonry, Illuminati, dll) sampai dari dalam (Jaringan Islam Liberal, syi’ah, ahmadiyah, aliran-aliran sesat, dll). Saya akan lebih fokus membahas sedikit tentang JIL (sebut saja Jaringan Iblis Laknatullah), saat ini sudah banyak tokoh-tokohnya, yang secara sengaja dimunculkan di publik, sebutlah Ulil Absar Abdalla (Politisi, aktifis NU), Luthfi Assyaukanie, Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta), Said Agil Siraj (PBNU), Siti Musdah Mulia (Guru Besar UIN Jakarta – mungkin para Akhwat gregetan denger nama ini), Zuhairi Misrawi (pengamat yang biasa muncul di TV), dan masih banyak lagi yang perlu kita waspadai tulisan-tulisannya. Kalau mau lebih tahu tentang kesesatan JIL saya sarankan baca buku “Islam Liberal 101” atau “50 Tokoh Islam Liberal Indonesia : Pengusung Ide Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme”.

            Salah satu kenyelenehan mereka adalah mereka menganggap bahwa semua permasalahan bisa dilakukan dengan jalan Ijtihad. Bahkan dalam hal ibadah pun bisa melalui jalan Ijtihad, tidak perlu mengikuti Al Qur’an dan Hadits, suka menafsirkan ayat secara sembrono. Tokoh – tokoh mereka bukan orang dengan pendidikan rendah, mereka banyak yang bergelar Doktor, kuliah di luar negeri dan tinggi-tinggi malah membuat mereka seperti itu. Na’udzubillah. Ghazwul Fikr ini dilancarkan oleh mereka untuk mengaburkan nilai – nilai kebenaran, baik dengan menebarkan keragu – raguan maupun dengan menebarkan kesesatan, dan pada akhirnya tujuan akhir adalah melenyapkan Islam sampai ke akar – akarnya.

Metode mereka dalam Ghazwul Fikr

  1. Tasykik
            Yakni gerakan yang berupaya menciptakan keraguan dan pendangkalan akidah kaum Muslimin terhadap agamanya. Misalnya, dengan terus-menerus menyerang (melecehkan) Al-Qur'an dan Hadits, melecehkan Nabi Muhammad SAW atau mengampanyekan bahwa hukum Islam tidak sesuai dengan tuntutan zaman.

  1. Tasywih
            Yakni gerakan yang berupaya menghilangkan kebanggaaan kaum Muslimin terhadap agamanya. Caranya, memberikan gambaran Islam secara buruk sehingga timbul rasa rendah diri di kalangan ummat Islam. Di sini, mereka melakukan pencitraan negatif tentang agama dan ummat Islam lewat media massa dan lain-lain, sehingga Islam terkesan menyeramkan, kejam, sadis, radikal dan lain sebagainya.

  1. Tadzwib
            Yakni pelarutan budaya dan pemikiran. Di sini, kaum kuffar dan munafiqin melakukan pencampuradukkan antara hak dan batil, antara ajaran Islam dan non-Islam. Sehingga ummat Islam yang awam kebingungan mendapatkan pedoman hidupnya.

  1. Taghrib
            Yakni “pembaratan” dunia Islam, mendorong ummat Islam agar menerima pemikiran dan budaya Barat, seperti sekularisme, pluralisme, nasionalisme dan lain sebagainya.

Tujuan mereka melancarkan Ghazwul Fikr

            “Tujuan kami bukan untuk mengkristenkan ummat Islam, ini tidak akan sanggup kita melaksanakannya. Tetapi target kita adalah menjauhkan kaum muslimin dari agamanya (Islam). Ini yang harus kita capai, walaupun mereka tidak bergabung dengan kita..” (Misionaris Amerika, Samuel Marinus Zwemer)

  1. Ifsaad al-Akhlaq (merusak Akhlak)
            Ghazwul Fikr berusaha merusak sendi – sendi Islam dan tidak memberi kesempatan untuk memulai kehidupan secara Islami. Dengan kata lain ummat Islam tidak boleh membangun masyarakat berdasarkan nilai – nilai Islam. Media yang mereka gunakan beragam dari Internet, Film, Sinetron, Iklan, Fashion, Life Style, dll. Serangan ini lambat laun akan merusak akhlak, mengacaukan ideologi bahkan sampai murtad. Setelah itu ummat Islam akan melepaskan ketauhidan kepada Allah dan berwala’ (loyal) kepada kaum kafir.

  1. Tahthiim al-Fikrah (menghancurkan Fikrah)
            Mereka takut ketika kita menjadikan Islam sebagai Dien (dalam arti sebenarnya, bukan hanya agama), sebagai sistem hidup kita. Oleh karena itu disebarkanlah teori – teori sekularisme, pluralisme, paham – paham atheis, dan pemikiran lain yang bertentangan dengan Islam. Mengaburkan nilai – nilai kebenaran, menebarkan keragu – raguan dalam ber-Islam maupun dengan menebarkan kesesatan. Tujuan mereka supaya ummat Islam meragukan kebenaran agama Islam itu sendiri. Padahal Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT, Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam..” (QS. Ali Imran : 19)

  1. Idzabah asy-Syakhshiyah (melarutkan kepribadian)
            Akibat dari Al-Ghazwul Al-Fikr kemudian lahirlah generasi Muslim yang tidak berkepribadian. Mereka tidak percaya diri untuk menampakkan identitas keislaman. Nama - nama, mode pakaian, bahasa, gaya hidup, pola piker, semuanya mereka ganti dengan kebudayaan impor dari barat. Sebagian tokoh mereka mengatakan bahwa apabila ingin maju kita harus menjiplak barat seutuhnya. Inilah krisis yang paling berbahaya, krisis identitas atau kepribadian.

  1. Ar Riddah (pemurtadan atau menumbangkan aqidah)
            “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran : 149). Ketika pikiran ummat Islam sudah tercemari, gaya hidup sudah terwarnai, tidak ada lagi Identitas Islam yang tersisa, maka tumbanglah aqidah ummat Islam.

Sikap kita?

            Saya mengamati belum banyak atau hanya sebagian saja Kader Da’wah yang memahami bahwa ini adalah peperangan, yang artinya kita juga harus menyerang. Kita tidak hanya bertahan saja dari serbuan musuh – musuh Islam, tapi kita juga harus merancang strategi bagaimana membalas serangan musuh – musuh kita. Seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib ra. : "al haqqu billa nizham yughlibul bathila bi nizham - Kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir”.

            Ketika mereka membuat Film yang merusak akhlak, maka kita harus memperbanyak Film-Film Islami yang tujuannya memperindah akhlak ummat Islam. Ketika mereka meluncurkan tulisan – tulisan yang membuat ummat resah, kita sibuk memperbanyak tulisan – tulisan yang menyemangati dan membentengi ummat dari kerusakan aqidah maupun moral. Ketika cafe – cafe ramai didatangi, kita sibuk mengajak teman – teman maupun saudara – saudari kita untuk meramaikan majelis – majelis ‘ilmu yang bermanfaat. Ketika mereka mempunyai media yang membabi buta memojokkan Islam, kita sedang menabung atau mungkin sedang berusaha untuk membuat media yang independent untuk kepentingan ummat. Ketika mereka bangga dengan hafalan lagu – lagu barat, kita sedang berikhtiar menghafal 30 Juz Qur’an beserta mempelajari tafsirnya. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Referensi yang bisa dibaca :

-          Materi Tarbiyah Islamiyah
-          Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah karya Jasiman, Lc
-          Kolom Ghazwul Fikr di majalah Al - Intima’
-          Islam Liberal 101 karya Akmal Sjafril
-          50 Tokoh Islam Liberal Indonesia: Pengusung Ide Sekularisme, Pluralisme, Dan Liberalisme Agama karya Budi Handrianto
-          Pengantar Memahami Ghazwul Fikri karya Abu Ridha


Wassalamu’alaikum W. W.

Bimandhika M. Putro
Kaderisasi PK KAMMI Teknik UNDIP 2012

No comments:

Post a Comment