Pada
penghujung abad XX, ketika Pergerakan Islam berdiri dan dengan tekun
membersihkan abu kebodohan dan abu penyesatan dari agama maka maksud utamanya
adalah memulihkan kembali kekusutan pemahaman agama kemudian menampilkannya dalam
gambaran yang murni dan benar dalam pikiran umat.
Islam
merupakan metode kehidupan. Begitulah Ia harus dipahami. Dan begitu pula Islam
harus dituangkan dan diterapkan. Dia merupakan suatu gerak revolusi dan
pergolakan. Revolusi yang tidak hanya mencangkup salah satu aspek kehidupan,
akan tetapi meliputi seluruh seginya. Islam, suatu pergolakan yang tidak bisa
diucapkan dan disemboyankan saja namun harus merupakan suatu perubahan
kualitatif bagi masyarakat dengan perubahan yang mendasar.
Pergolakan
Islam tidak dapat terjelma hanya dengan mengubah organisasi atau meluruskan
konstitusi. Tidak bisa terwujud hanya dengan mengibarkan panji dan
mengumandangkan deklarasi. Akan tetapi ia bisa dicapai dan diwujudkan dengan
melengkapkan semua nilai-nilai, faktor-faktor dan ciri-ciri khas keislaman ke
dalam kepribadian umat. Ia bisa diciptakan dengan menegakkan metode ketuhanan
dan melaksanakan kedaulatan-Nya untuk masyarakat. Sebagai tindak lanjutnya
adalah memperbaiki citra, semua citra, dan menundukan kelakuan., semua
kelakuan, pada upaya penegakan dan kedaulatan itu.
Dengan
demikian pergolakan islam itu berat dan menuntut perjuangan dan kesiapan.
Ciri-ciri dan karakter Pergolakan Islam berbeda di
banding pergolakan lainnya. Sasaran pergolakan islam juga berbeda dengan
sasaran pergolakan kepartaian, politik,
dan militer. Apa yang manis bagi mereka, mungki pahit bagi Islam dan
ditolaknya. Islam adalah bentukan dirinya sendiri menurut konsepsi aqidahnya
dan dalam program pergolakannya. Ciri Pergolakan Islam :
Keparipurnaan
Islam
dalam bagian dan universalitas hukum, dasar hukum dan syariat merupakan hati
nuraninya. Ia berusaha keras untuk menggerakan semua eleman kebajikan dalam
batin kemanusiaan, dan mengadakan kontrol secara terus menerus, supaya manusia
terhindar dari penipuan dan penyimpangan.
Islam bukan seperti tatanan mujarrad (abstrak) lainnya,
yang tidak memiliki kemampuan mengadakan reformasi pergolakan melewati
lingkaran problem kemasyarakatan, ekonomi, dan politik semata-mata. Akan tetapi
karena cenderung naturalnya islam sekaligus metode universal dan menyeluruh.
Semua ini menyebabkan metode dan sistem pergolakannya menjadi unik.
Maka dari itu pergolakan islam tidak bisa diwujudkan
dengan sarana yang dibuat-buat dengan gegabah, atau dengan program militer
mendadak. Akan tetapi harus didahului dengan penyusunan elemen-elemen dan
kekuatan-kekuatan lainnya yang menjamin dapat mengubah pemikiran, akhlak,
pendidikan dan kejiwaan yang menjadi dasar masyarakat Jahiliah.
Keimanan
Keimanan
islam merupakan kendali Pergolakan dan juga merangkap penggaris metode dan
program-programnya. Adapun bingkai yang ditetapkan Islam sebagai lapangan
kegiatannya berpusat pada dua landasan.
Pertama, kemurnian tujuan yang hendak dicapai oleh
semangat kegiatan Islam, dan yang tidak memakai tolok ukur yang dipakai oleh
pergolakan nasionalisme, kepartaian, politik dan kemiliteran.
Kedua, kemurnian cara dan jaminan sahnya menurut syari’at
dan jaminan benarnya menurut semangat agama Islam, sehingga terwujud
pemeliharaan Pergolakan Islam itu dari semua keruntuhan dan bahaya
ketergelinciran kembali.
Islam tidak memendang merebut kekuasaan itu sebagai
tujuan, akan tetapi itu hanya sebagai sarana dalam upaya menegakkan perintah
Allah dan menerapkan kedaulatan-Nya. Apabila mencapai tampuk kekuasaan itu
tidak menjamin terwujudnya tujuan, maka dicapai atau tidak keadaaannya sama
saja.
Kemanusiaan
Pengertian pergolakan islam juga mengandung pengertian
manusiawi. Yaitu tidak menempuh jalan kebaikan dengan cara kejahatan, tidak
menyerukan kepada keutamaan dengan lidah kehinaan, dan tidak membangun dengan
timbunan tengkorak dan genangan darah manusia.
Sementara tokoh Komunis Teatschov mengancam akan
memusnakan orang Rusia yang berusia lebih dari 25 tahun karena mereka tidak
cocok untuk mewakili pikiran Marxisme. Sejarahpun mencatat bagaimana sikap
kamanusiaan luhur Islam dalam memperlakukan golongan lainnya. Terbukti, pada
waktu pasukan Islam memasuki kota Mekkah, Abu Bakar As-Siddiq pergi menuntun
ayahnya yang masih dalam keadaan Musyrik. Rasulullah Saw, melihatnya, ia
bersabda, “..... kenapa tidak kau
tinggalkan orang tua itu dirumahnya, biarkan aku saja yang mendatanginya.” Lalu
sahut Abu Bakar,”Ya, Rasulullah! Dia lebih pantas datang menghadap Anda, daripada
Anda datang menemuainya.”
Ia mendudukan ayahnya di depannya seraya dadanya (dada
ayahnya) di usap-usap dan berkata : “Islamlah!”
Lalu ayah Abu Bakar menyatakan Islamnya.
Dengan cara itulah kiranya Pergolakan Islam dapat
diwujudkan. Pergolakan yang memiliki karakter kemanusiaan, keluhuran akhlaq
yang alami, dan sarana pelaksanaan dan tujuan dilandasi keimanan.
(Agus Subkhi Hermawan)
0 komentar:
Post a Comment