Lakukan Inovasi, Rapat Kerja dilaksanakan di Daerah Simpang Lima
Pengurus Komisariat KAMMI Teknik Universitas Diponegoro telah sukses melaksanakan rapat kerjanya pada hari Ahad tanggal 13 April 2014. Rapat kerja yang dilaksanakan pertama kalinya di Semarang bawah, tepatnya di Rumah Albi kawasan Simpang Lima ini dihadiri sejumlah pengurus dan juga kader dari KAMMI FT.
Meningkatkan Kapasitas Diri Lewat Madrasah KAMMI
Kreatif dan inovatif, mungkin itu kata yang tepat bagi Pengurus Komisariat KAMMI Teknik Undip. Setelah sukses mengadakan raker di daerah simpang lima, kini PK KAMMI FT Undip telah melaksanaan Madrasah KAMMI 1 (MK 1) pada Sabtu (19/4) sore tadi. Bukan mushola ataupun ruangan kelas yang menjadi tempat acaranya, melainkan halaman gedung “Balai Obat” yang jadi pilihan PK KAMMI Teknik Undip. Tempat tersebut terletak di belakang Widya Puraya, landmark Universitas Diponegoro.
14 Kreasi KAMMI FT Undip 2013
Meskipun sesuai Panduan Kerja Komisariat (PKK) kinerja PK KAMMI FT Undip 2013 tidak mencapai standar kuantitatif untuk diterimanya laporan pertanggungjawaban (LPJ), peserta Musyawarah Komisariat (Muskom) XIV menilai beberapa inovasi dan kreasi yang dihasilkan kepengurusan 2013 ini cukup baik untuk mencapai visi PK KAMMI FT Undip.
Menyongsong Pemilu 2014: Karakteristik Pemimpin Rakyat Masa Depan
Berkaitan dengan menjelang Pemilihan Umum 2014, saya ingin berbagi pemikiran dengan kawan-kawan tentang karakteristik pemimpin massa yang ideal, sehingga bisa menjadi pertimbangan untuk memilih calon pemimpin kita di masa depan. Mungkin secara pasti kita masih belum bisa menentukan bagaimana kepemimpinan ideal yang bisa dijadikan acuan untuk memilih pemimpin kita nanti.
INGATKAH ANDA...? (Bagian 1)
Sandal Jepit dan Peci
Dalam batinnya, Sandal berkata, sungguh enak menjadi Peci. Ia selalu ditempatkan diatas, dipakai atau tidak, tak pernah ia berada dibawah. Lain halnya dengan dirinya, dipakai terinjak-injak, tak dipakai tetap tersingkir di pojokkan, ditanah atau dilantai dingin. Setiap kali hendak digunakan, tuan pemilik selalu membersihkan Peci, tak satupun debu dibiarkan hinggap, dan sepulang diajak pergi, kembali dibersihkan dan diletakkan kembali ke tempat yang lebih terhormat, jika tidak diatas lemari, didalam lemari, diatas buffet, paling rendah tergantung di dinding. Berbeda dengan nasib Sandal Jepit, dipakai tak pernah dibersihkan, sepulangnya semakin tak dipedulikan sekotor apapun, mulai dari debu, sampai kotoran dengan aroma bau yang tak sedap.
Kalaupun diajak pergi, Sandal tak pernah ke tempat yang bersih, ke pasar, ke kebun, lapangan, atau ke toilet. Jelas saja, tuan pemilik akan lebih memilih sepatu atau sendal kulit untuk ke Mall, ke pesta, atau ke tempat-tempat yang memang bukan tempatnya Sandal berada disana. Tapi, Sandal juga dipakai jika tuan pemilik hendak ke Masjid. Entah ini penghormatan atau sebaliknya buat Sandal Jepit karena jika nanti di Masjid ia harus berpindah kaki dengan orang lain alias hilang, toh tuan pemilik hanya berpikir, ”Untung cuma Sandal Jepit”. Sedangkan Peci, selalu dipakai ke tempat kondangan, bahkan para pemimpin negeri, pejabat-pejabat penting negara ini wajib menggunakan Peci saat pelantikan dan acara-acara resmi, acara kehormatan kenegaraan.
Peci hampir tak pernah dipinjamkan kepada tuan yang lain, karena biasanya masing-masing sudah memiliki. Tapi Sandal, sekalipun ada beberapa, tak pernah ia diberikan kehormatan untuk mengabdi pada satu tuannya saja. Ia bisa dipakai tuan istri, tuan anak, atau juga pembantu. Tidak jarang, ia dipinjamkan juga ke tetangga, atau teman tuan anak. Kalaupun usang dan berubah warna, Peci biasanya tak pernah dibuang. Disimpan dalam kardus di gudang dengan rapih, atau paling mungkin diberikan kepada anak-anak yatim atau siapa saja yang membutuhkannya. Intinya, masih bernilai paskaguna. Sandal Jepit? Jelek sedikit diganti, apalagi kalau sudah putus talinya, tidak ada tempat yang paling pas kecuali tong sampah. Terkadang, ia juga harus merasakan kepedihan jika tubuhnya harus dipotong-potong untuk pengganti rem blong, atau dibuat ban mobil-mobilan mainan anak-anak.
Tapi Sandal tetap menyadari status dan perannya sebagai Sandal yang akan selalu terinjak-injak, kotor, dan tak pernah diatas. Sandal tak pernah iri dengan peran peci. Terlebih saat tuan pemilik berhadapan dengan Tuhannya, dan ditanya; “Mana dari dua barang milikmu yang paling sering kau gunakan, paling bermanfaat, Sandal Jepit atau Peci, yang akan kau bawa bersamamu ke surga?” Dengan mantap tuan pemilik menyebut Sandal Jepit jauh lebih memberikan manfaat baginya.
Saudaraku, tak penting apa status, peran dan fungsi Anda di dunia ini, karena Allah, Rasul dan manusia beriman tak melihat Anda dari pakaian yang dikenakan, jabatan yang tersemat, dan kehormatan yang disandang, tapi seberapa bermanfaatnya Anda bagi orang lain dengan status dan peran Anda tersebut. Jika demikian, bukan hal penting untuk mempertanyakan status dan jabatan penting apa yang akan kita sandang saat ini dan nanti, tetapi terpenting adalah mempertanyakan, seberapa bisa kita berbuat baik dan bermanfaat bagi banyak orang?. Wallahu ‘a’lam bishshowaab.
Ditulis oleh: Agus Subkhi Hermawan (Ketua PK KAMMI FT Undip)
Launching TPQ di Masjid Baitul Khoir
Ketika ADK Jatuh Cinta
ISLAM, Metode Pergolakan
(Agus Subkhi Hermawan)
Tujuh nasehat Sa'adi
Tujuh nasehat Sa'adi (murid Syech Abdul Qodir Jaelani):
1. Kekayaan adalah diperuntukkan bagi kesenangan hidup dan bukan hidup untuk memperoleh kekayaan. mereka bertanya kepada seorang bijak. "Siapakah yang beruntung dan siapa yang merugi?. Ia berkata, Keuntungan adalah bagi siapa yang menabur dan menuai, sedang yang tidak beruntung adalah orang yang meninggal dunia dan meninggalkan ketidak beruntungan dibelakangnya.
2. Suatu bangsa diperindah oleh orang-orang terpelajar dan suatu agama diperindah oleh pemeluknya yang saleh.
3. Jangan membuka semua rahasiamu kepada teman-temanmu, karena suatu hari mungkin mereka akan menjadi musuhmu, dan jangan melakukan semua kejahatanmu terhadap musuhnmu, boleh jadi mereka akan menjadi temanmu.
4. Sebuah gagasan yang ingin engkau rahasiakan jangan diceritakan kepada seseorang, betapapun engkau mempercayainya, karena engkau sendiri tidak dapat menyimpan rahasiamu, jangan berharap orang lain dapat lebih darimu (dalam menjaga rahasia). Lebih baik berhati-hati daripada berkata pada orang lain, kemudian mengharapkan agar mereka mau menyimpan rahasia. Jangan berkata pada siapapun apa yang engkau tidak ingin setiap orang mengetahuinya.
5. Untuk mengecek mawar yang indah adalah terletak pada baunya, bukan pada perkataan pemilik kebun. Orang bijak seperti sekuntum bunga mawar yang mekar, meskipun diam semerbak harum baunya. Sementara orang dungu ibarat sebuah tong, nyaring bunyinya kosong isinya (tidak berilmu dan tidak bermanfaat untuk orang lain).
6. Jika engkau mendengar berita yang menyakitkan hati, lebih baik diam. Jadilah seperti burung bulbul, membawa berita baik di musim semi dan meninggalkan berita buruk bagi burung hantu.
7. Kesabaran mengantar kita pada keberhasilan, kekerasan mengantar pada kekecewaan.
Sa'adi As Sirozi adalah murid utama Syekh Abdul Qodir Jaelani
Dikutip dari History of Islamic Origins of Western Education AD 800-1350, (Mehdi Nakosteen, 1964)
Sufi (Edisi Edisi 5)