"Proses perkaderan dalam sebuah organisasi adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Apalagi jika lembaga atau jam’iyyah tersebut menginginkan adanya kekokohan dalam jam’iyyah dan penyebaran misi atau nilai-nilai yang diyakini akan kebenarannya sampai kepada masyarakat umum." (Pendahuluan Manhaj KAMMI 1433H).
Kisah ini dimulai bertepatan dengan tanggal 22 November 2009, saat segerombolan anak muda, datang bereretan. Tegang, penasaran akan hasil yang diperoleh selama 2 hari masa pelatihan, segala keputusan sudah kami siapkan dihati kami masing-masing. Apakah pantas mendapatkan gelar itu atau malah tersingkir dari arus kedewasaan. Raut muka berubah seketika, ketika satu demi satu nama-nama sahabat kami disebutkan, akan tetapi berbeda dengan raut muka sahabat kami yang belum jatahnya disebut, rasa tenggang kembali muncul, ragu akan kapasitas sempat singgah. Tapi, kami menyakinkan diri, kami berhak lolos. Tibalah waktu yang ditunggu, namaku disebutkan.! "Agus Subkhi Hermawan----dinyatakan
lolos---menjadi Anggota Biasa 1." Bangga? Tentu, kelelahan yang kita jalani bersama, berbuah manis, sangat manis terlebih kemanisan yang kami rasakan terbagi utuh ke sahabat baru kami, dan pada detik itulah kami merasakan status baru, anggota KAMMI FT UNDIP.
"AB1 adalah kader KAMMI yang memiliki syakhsiyah Islamiyah (kepribadian Islam), dan memiliki kesiapan serta kesediaan untuk bergerak di tengah masyarakat guna merealisasikan dan mengeksekusi tugas-tugas dakwah yang telah digariskan KAMMI." (Manhaj KAMMI 1433H).
Berat, bukan? Akan tetapi keistimewaan tugas inilah yang membuat kami sangat bersemangat, kami bahagia karena sekarang sudah menjadi keluarga baru, keluarga yang dalam menempuh jalannya para Nabi, keluarganya para pejuang langit, keluarga yang dekat bukan karena ikatan darah, tetapi aqidah, keluarga yang menyadarkan kami bahwa kecintaan kepada Al-musthafa melebihi segala isi dunia, bersamanya kami merasakan kedekatan yang mempesona, membuat kami nyakin bahwa kami, selalu menjadi istimewa ketika berjuang dijalan-Nya, Dakwah.
Selanjutnya, kami mendapatkan amanah pertama kali dalam keluarga baru ini, musyawarah komisariat (muskom). Amanah yang mengajarkan kami akan kehidupan berjama’ah, saling membantu, bahu membahu untuk menyelesaikan amanah yang kami anggap sangat besar pada waktu itu. Sukses? Tak usah kuceritakan hal itu. Kau cukup tahu, keakraban yang tercipta telah memberikan segurat rasa cinta, yang mengubur semua kelelahan yang mendera, berkembang subur dengannya kami mencoba merasakan keindahan perjuangan pertama. Oh iya. Aku ingin menceritakan sebuah pengalaman yang
membuatku sangat bahagia berkumpul dengan mereka, berjuang bersama dalam cobaan
yang mencoba mengagalkan semangat cinta pada Rabb semesta. Inginkah kalian
mendengarnya? Di KAMMI, setiap kali akan diselenggrakan kegiatan pasti
ada ritual bernama "danus". Walaupun hanya berjualan makanan yang sederhana, dengan modal tak terlalu besar, sepanjang pagi-pagi sekali kami bekerja keras. Berkeliling ketempat tinggal para sahabat ikhwan, atau dengan sengaja menitipkan barang ke wismanya para sahabiyah kami di kampus. Waktu yang sangat asyik untuk merasakan bagaimana menjadi orang kecil, kami tak merasa malu, karena kami tahu kesulitan, kehujanan, kegembiraan, untung, atau rugi semua hanya semerbak harumnya bau perjuangan di masa itu.
Kau tak akan pernah tau berapa kami sangat bahagia di kala masa lalu menjadi staf KAMMI Teknik. Bahkan kami sempat melihat wajah yang seperti matahari disetiap waktu, bersinar cerah, seakan menghilang dikarenakan perasaan kehilangan yang besar, berakhirnya kepengurusan. Bagaimana tidak, kebersamaan yang sudah lama tercipta, akhirnya sampai pada masa akhir, kami harus ikhlas melepas masa lalu dan kembali menatap masa depan, kami menyadari perjuangan ini masih sangat panjang. Karena itulah Kami memberanikan diri mengikuti Dauroh Marhalah 2, dan tersematlah dalam jiwa status baru kami, Anggota Biasa 2.
"AB2 adalah aktivis KAMMI yang memiliki syakhsiyah da’iyah muharrikah (kepribadian dai yang mampu menjadi penggerak), mampu menjadi teladan di tengah masyarakat, menjadi teladan bagi gerakan mahasiswa, mengislamisasi ilmu pengetahuan pada bidangnya dan memelopori penerapan solusi Islam terhadap berbagai segi kehidupan manusia." (Manhaj KAMMI 1433H)
Pasti kalian akan takjub ketika membaca definisi AB2 yang bagi kami itu bukan hanya definisi, tetapi amanah baru kami supaya dapat menguprgrade kemampuan diri agar bisa sesuai atau bahkan lebih dari pada yang tertulis. Ranah amanah meningkat, semangat yang harus siap setiap saat. Akan tetapi kawan, taukah kau, dimasa inilah banyak sahabat kami yang pergi meninggalkan perjuangan ini. Kami sangat rindu kehadirannya, suka cita bersama, kebahagiaan kita semua, aku rindu akan hal itu, tapi takdir menggariskan yang lain, kita bersama dalam sebuah kampus, tapi kita berbeda dalam setiap sikap, tindakan, dan pemikiran.
Ada sebuah rindu sampai saat ini masih tergurat dalam kenangan. Saat dahulu, saya mencoba mengamankan distribusi hewan qurban di desa binaan KAMMI Teknik, Rowosari. Dalam benak diri ini berpikir akan berjuang sendiri, tak ada sohib yang menemani. Tahu kah kau ? ternyata sang senior
soskemas dengan ikhlas datang, menunggu berdua bersamaku. Berdua kami saling
berhadapan, dan sepakat untuk bergantian jaga menunggu kiriman qur’ban datang.
Keakraban mempesona itu bukan sebuah kebohongan. Sesaat ketika beliau
menceritakan proses dibalik layar perjuangannya
dalam mengeman amanah dakwah, sungguh hanya kesan menakjubkan yang kurasa.
Berjalan kesana-kemari, makan bakmi berdua dengan status dana hidup sama-sama
menipis. Tertawa bersama walaupun hembusan kelelahan bertengger menyapa jiwa,
sungguh bahagia.
Sejenak baru Aku tersadar dari lamunanku akan sebagian
pesona indah perjalanan dakwah diwajiha KAMMI Teknik. Biarpun Kata orang KAMMI
ekslusif, sungguh jika kau didalamnya hanya keakraban yang terasa, Kalau ada
yang bilang KAMMI Ekstream, Sungguh jika kau didalamnya kau akan merasakan
cinta pada sesama makhluk Allah, dan merasakan keindahan berdakwah bersama,
atau KAMMI itu tirani, sekali lagi sungguh aku amat nyakin dakwah ini adalah
cinta, cinta pada sang Rabb yang menciptakan Muhammad SAW yang menjadi landasan
perjuangan, sehingga hanya perbaikan, perbaikan, perbaikan akhlak dan peradaban
menjadi salah satu tujuan Islam diturunkan dan KAMMI dilahirkan.
Jazakumullah KAMMI Teknik Undip. – Sepotong Episode Perjuangan.
(Agus Subkhi Hermawan, Ketua Umum PK KAMMI FT Undip 2012)