KAMMI Daerah (Kammda) Semarang telah sukses melaksanakan agenda dua tahun sekali, Jambore Ukhuwah KAMMI pada Jum’at (25/4) sampai Ahad (27/4) kemarin. Acara perkemahan diikuti oleh 16 KAMMI Komisariat di Semarang dan sekitarnya, mulai dari Komisariat tiap fakultas di Undip, Unnes, IAIN Walisongo, IKIP PGRI, Polines, sampai Komisariat Salatiga dan Demak juga ikut meramaikan. Seluruh peserta harus merasakan nuansa dingin Bumi Perkemahan Senjoyo, Salatiga sebagai tempat berlangsungnya agenda tersebut.
Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, KAMMI Teknik menjadi juara bertahan sebanyak 3 kali, dengan diselingi oleh KAMMI Unnes sebagai juara umum pada 2010. Maka dari itu, KAMMI Teknik 2014 ingin mempertahankan gelar dengan meningkatkan semangat dan kapasitas tim. Teriakan yel-yel dari masing-masing tim tak pelak menjadi pemeriah suasana jambore pada setiap acara perlombaan. KAMMI Teknik pun membawa atribut-atribut tambahan, guna menyemarakkan acara sekaligus mempertahankan eksistensi sebagai juara bertahan.
Layaknya sebuah jambore, acara tersebut berisikan berbagai lomba-lomba khas perkemahan seperti Lomba Masak, ditambah dengan lomba-lomba bernuansa Islam dan ke-KAMMI-an. Jambore Ukhuwah menjadi ajang fastabiqul khairat, bentuk persaingan sehat antar komisariat se-Semarang.
Adapun lomba-lomba yang diadakan pada Jambore Ukhuwah 2014 adalah Lomba Cerdas Cermat, Lomba Orasi, Lomba Masak, Lomba, Tarik Tambang, Haflah (Pentas Seni) dan Outbond.
Dalam Lomba Cerdas Cermat, Orasi, Masak dan Tarik Tambang seluruh tim memperebutkan poin juara. Semakin banyak memenangi lomba dan semakin tinggi peringkatnya, tim tersebut semakin berpeluang menjadi juara umum. Cerdas Cermat ala KAMMI tidak memerlukan bel ataupun lampu. Bermodalkan wawasan umum, tsaqofah Islamiyah dan ke-KAMMI-an, juga semangat kompetisi, para peserta akhirnya mengeluarkan kemampuan maksimalnya dalam menjawab dan berebut pertanyaan. Mulai dari pertanyaan sederhana sampai yang aneh sekalipun,
Begitu pula ketika lomba orasi. Baik delegasi ikhwan maupun akhwat, setiap komisariat tidak tanggung-tanggung dalam menyampaikan orasi. Layaknya orator yang sedang turun ke jalan, atau komandan perang yang mengobarkan semangat juang para pasukan. Teriakan “Allahuakbar” terus berkumandang setiap kali peserta tampil. Walaupun beberapa masih belum memberikan gereget, namun lomba orasi menjadi wadah tersendiri bagi kader KAMMI untuk saling belajar.
Pada penghujung hari, tepatnya setelah isya, pentas seni ala KAMMI berlangsung. Agenda haflah kali ini tidak menjadi bagian dari penilaian. Pasalnya, tidak semua tim berkesempatan untuk tampil. Komisariat yang beruntung menampilkan kreasinya adalah : MIPA (paduan suara + puisi bersambung); Unnes (drama teatrikal); Teknik (drama parodi); dan beberapa komisariat lainya. Setiap penampilan mempunyai ciri khas masing-masing. Namun semua penampil mempunyai pesan-pesan khusus yang ingin dibawakanya. Inilah Haflah, sebuah pentas seni sarat makna.
Agenda pamungkas dari jambore ukhuwah ini tidak lagi “pertarungan” antar komisariat. Semua peserta membentuk tim baru secara acak yang terdiri dari 8-10 orang. Setiap tim membuat nama dan yel-yel baru. Ada 5 pos yang harus dilewati setiap tim. Pada tiap posnya, tersimpan makna dan pesan khusus di balik permainan yang dilakukan. Terlepas dari berbagai jenis permainan yang ada, satu hal yang pasti tak ketinggalan dari kegiatan outbond adalah…
Nyebur.
Akhirnya, seluruh rangkaian kegiatan ditutup pada hari ke-3. Tepatnya hari Ahad, 27 April 2014 pada waktu Zhuhur. Kegiatan tersebut berakhir dengan guyuran hujan di Kota Salatiga. Dengan adanya Jambore Ukhuwah ini, diharapakan seluruh unsur kader KAMMI, khususnya di bawah naungan Kamda Semarang, semakin kuat jalinan internalnya. Sehingga saat terjun ke masyarakat, tidak perlu lagi mengkhawatirkan solidaritas internal. Saat beraksi dalam dakwah, tak perlu lagi mempertanyakan kendala apa yang berada ‘di dalam’. Bahkan mungkin, hujan yang turun ketika penutupan acara, mengisyaratkan kesedihan. Kesedihan akan usainya pemandangan nyata ukhuwah Islamiyah para pemuda-pemudi dakwah.
Penulis: Naufal Dzaki
Editor: M Iqna Syarhuddin
0 komentar:
Post a Comment