Nasibmu' sebagai muslim saat ini

Nasibmu' sebagai muslim saat ini


Kompleks. Kompleks banget. Bahwa eropa adalah negeri impian karena pada fitrahnya manusia menyukai keindahan dan kebersihan ditambah dengan sistem sosial, kesehatan, pendidikan yang baik maka wajar banyak dari mereka (re: pengungsi) berharap akan kehidupan yang lebih baik dan layak di eropa.
Tapi apakah dengan tinggal di eropa menjadi ending yang bahagia untuk mereka?
Sayangnya ada beberapa manusia yang digolongkan sebagai oportunis sejati. Tidak segan mereka memanfaatkan situasi serba susah saat ini dengan berpura-pura menjadi pengungsi hanya untuk mendapatkan uang dan bantuan.
Lebih jauh, bahkan mereka tega mengkambinghitamkan para pengungsi (yang sungguh-sungguh merupakan korban perang) dengan melakukan tindakan brutal (pemerkosaan, pemalakan, perampokan, pencurian) kepada warga lokal dimana akhirnya membuat warga lokal menjadi sensitif terhadap isu 'pengungsi' ini.
Difitnah, ancaman deportasi, adanya perdagangan manusia, sulitnya mendapatkan pekerjaan, respon warga lokal yang tidak baik...
Kurang apa coba penderitaan mereka?
Di tengah perjuangan muslim sebagai minoritas disana untuk memperbaiki wajah Islam, kok masih ada sekumpulan manusia yang bisa-bisanya 'sengaja' melakukan tindakan terorisme dengan jihad sebagai dalihnya dan dengan bangga mengaku bertanggung jawab atas terjadinya ledakan bom di Brussels kemarin.
Guess why?
Eropa akhir-akhir ini memang sangat digempur sekali dengan isu terorisme, pengungsi, dan Islam dengan propaganda media sebagai senjata utamanya. Bagi mereka Islam itu identik dengan teroris. Bagi mereka pengungsi itu sumber masalah. Titik. Dan pengungsi-pengungsi itu kebanyakan beragama Islam kan? Jadi Islam itu sudah teroris pun sumber masalah juga. Komplit.
Salahkah mereka menyudutkan Islam seperti itu? Tidak juga. Terlepas mungkin memang terdapat beberapa kejadian negatif dengan Muslim sebagai dalangnya toh media juga tidak berimbang dalam menyampaikan kebenaran yang ada. Yang terjadi sekarang adalah double standard yang dilakukan banyak media massa. Simpati dan empati aja pilih-pilih. Dikira nyawa manusia itu makanan..
Kita tidak pernah tahu siapa pelaku pasti di balik semua ini (you know teori konspirasi ini itu) tapi kita tahu persis siapa korban dari semua peristiwa ini. Innocent people, pitiful refugee, and of course, muslim, muslim, and muslim. And yes for everything bad happens it is muslim who will always be blamed.
Dan apa yang paling menohok? Ketika korban yang disebutkan di atas justru yang paling merasa bersalah atas apa yang terjadi dan meminta maaf untuk suatu hal yang tidak mereka lakukan. And idiot people will never appreciate that.
Mungkin tidak ada kesimpulan dari tulisan di atas. Hanya ingin mengutarakan kekesalan dan makin merasa upil karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk memperbaiki keadaan ini...
Reference: statused by Raidah Athirah

-Arina Shafa-

Ironi LCS di Hari Nelayan Nasional

Belum lama ini kita dikagetkan dengan insiden penangkapan kapal nelayan China, KM Kway Fey dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut China Selatan. Jika dikaitkan dengan momen saat ini, yakni Hari Nelayan Nasional sebenarnya insiden ini cukup membuat kita gerah. Bagaimana tidak? di tengah gencarnya pemerintah mengkampanyekan pentingnya menjaga SDA laut Indonesia untuk masa depan dengan disahkannya beberapa kepres yang melarang penggunaan pukat (trawl) di saat yang bersamaan pula nelayan China di wilayah Indonesia secara ilegal melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan pukat.



Penggunaan pukat memang membawa dampak buruk bagi lingkungan maupun bagi nelayan tradisional, yang merupakan mayoritas nelayan di Indonesia. Saat ini penangkapan menggunakan pukat banyak dilakukan oleh kapal-kapal asing yang bertonase besar. Dengan demikian hasil tangkapan mereka jauh lebih tinggi daripada hasil tangkapan nelayan tradisional. Hal ini tentu memberikan dampak buruk. Pertama jumlah ikan di lautan akan berkurang dan ini juga berdampak pada berkurangnya jumlah tangkapan ikan nelayan tradisional Indonesia. Selain itu penangkapan ikan menggunakan pukat dapat mengancam persediaan ikan di masa mendatang. Karena jaring yang digunakan pada metode ini memiliki lubang yang lebih kecil dibandingkan jaring yang digunakan nelayan tradisional. Sehingga tidak memberi kesempatan bagi ikan-ikan kecil sekalipun untuk menjadi besar dan berkembang biak. Mungkin kita pernah menonton film animasi "Nemo" sang ikan badut, nah kira-kira seperti itulah bahayanya pukat (trawl), bedanya ini teradi di dunia nyata, dan di Indonesia.

Kembali lagi ke kasus insiden di laut china selatan. Jakarta memang telah melayangkan protes ke Beijing. Namun tanggapan pemerintah China atas insiden ini tidak lebih dari tanggapan yang arogan. Mereka menganggap bahwa wilayah tersebut masih termasuk wilayah China. Klaim ini didukung dengan masuknya wilayah perairan ini ke dalam kawasan wilayah tradisional penangkapan ikan China. Padahal alasan tersebut tidak dapat diterima dalam hukum internasional. Mungkin karena China kini telah merasa kuat dengan kebangkitan ekonominya juga kekuatan militernya yang dari tahun-ketahun selalu mendapatkan kenaikan anggaran maka mereka berani melakukan tindakan arogan semacam itu. Dan tindakan semacam ini sebelumnya pun sudah dirasakan oleh negara-negara Asean lainnya seperti Vietnam, Filipina dan Malaysia.

Saatnya melawan!
Tindakan arogansi China sudah sepatutnya kita lawan. Jika di zaman pemerintahan SBY Indonesia memiliki jargon Zero Enemy, sudah selayaknya Pemerintah sekarang mengganti jargon itu. Mari buktikan bahwa visi Indonesia sebagai poros maritim dunia bukan cuma retorika belaka yang dijajakan ketika pilpres saja. Tetapi visi itu harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan nyata. Ada beberapa hal yang sebenarnya dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalah dengan China ini.

Evaluasi ulang kerjasama ekonomi
Beberapa tahun belakangan China memang getol sekali menanamkan modal ke negara-negara berkembang. Perilaku China tersebut diduga bertujuan agar ekonomi di negara-negara berkembang semakin membaik, ketika ekonomi di negara berkembang baik maka otomatis negara-negara berkembang tersebut yang juga merupakan konsumen produk-produk China diharapkan dapat lebih “konsumtif” sehingga memberikan dampak positif juga ke perekonomian China. Sekilas skema ini terlihat menarik, seperti simbiosis mutualisme. Namun yang namanya pinjaman tentu punya syarat yang harus dipenuhi. Syarat ini lah yang kadang dijadikan “tali pengekang” bagi pemberi pinjaman ke negara peminjam. Dalam kasus Laut China Selatan ini, tentu apabila kita ingin memiliki kekuatan diplomasi yang baik maka “tali pengekang” ini harus kita tanggalkan. Seperti perkataan presiden Jokowi pada Perayaan Konferensi Asia Afrika tahun lalu di Bandung, beliau mengajak pemimpin-pemimpin negara lain untuk membentuk tatanan ekonomi dunia yang baru, yang menghilangkan dominasi negara atas warga negara lain. Semoga perkataan beliau bukan hanya hal simbolis seperti yang dituduhkan salah satu petinggi IMF terhadap Jokowi.

Perkuat Militer dan Industrinya
Ada ungkapan yang cukup masyhur di dunia kemiliteran, “Jika kita ingin kedamaian, maka kita harus siap berperang”. Sebuah ungkapan yang menurut saya tidak salah. Karena ketika kita memiliki postur pertahanan negara yang kuat maka akan memperkecil kemungkinan negara lain untuk mengusik Indonesia, yang berarti potensi konflik pun akan semakin kecil.

Saat ini Indonesia memiliki program Military Essential Force (MEF) II, sebuah program yang digagas Presiden SBY untuk mengembalikan kekuatan TNI pada kekuatan minimalnya. Itu artinya saat ini kekuatan TNI masih belum optimal. Jangankan maksimal, minimal saja belum. Untuk itu di MEF II pemerintah banyak mendatangkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) baru mulai dari Main Battle Tank Leopard dari Jerman, Landing Platform Dock dan kapal selam dari korea selatan, panser dan pesawat sukhoi dari Rusia, f-16 (bekas) dari Amerika, rudal-rudal dari China dan banyak lagi.

Namun daya deterensi militer suatu negara tidak dapat diukur hanya dari jumlah alutsistanya saja. Tetapi juga dari penguasaan teknologi militernya. Karena bagi negara yang memiliki banyak alutsista namun tidak menguasai teknologinya akan mudah sekali disetir negara produsen. Seperti yang terjadi saat pergelaran pasukan TNI di Aceh untuk menumpas GAM. Amerika dan sekutunya sepakat memboikot Indonesia sehingga banyak alutsista Indonesia yang tidak bisa operasional karena ketiadaan sparepart, tentu kita tidak ingin hal itu terulang kembali. Untuk mengatasi hal itu undang-undang telah mengamanatkan adanya skema Transfer of Technology (TOT) dalam setiap pembelian alutsita ke luar negeri. Skema TOT adalah skema pembelian alutsista yang mensyaratkan adanya pemberian teknologi dari negara penjual ke Indonesia. Teknologi yang sudah didapatkan akan dikembangkan dan dimanfaatkan oleh industri strategis dalam negeri seperti Pindad, PT.PAL dan PT.DI.
Selain TOT, industri-industri pertahanan dalam negeri juga butuh dukungan lain berupa kepastian penjualan. Pemerintah Indonesia harus menjadi konsumen pertama produk-produk industri dalam negeri tersebut. Alutsista yang sudah mampu diproduksi di dalam negeri, jangan sampai kita membelinya dari luar negeri. Sehingga diharapkan industri-industri strategis tersebut dapat berkembang dan ke depannya dan semua kebutuhan TNI dapat terpenuhi oleh produksi dalam negeri dengan harga yang jauh lebih murah serta kepastian pelayanan purna jual yang bebas dari boikot.

Semoga dengan melakukan tindakan-tidakan nyata di atas konflik di Laut China Selatan antara Indonesia dengan China tidak terulang kembali. Selamat hari nelayan nasional, semoga pula sumber daya alam kita di lautan dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteran nelayan dan bangsa Indonesia.

Muhammad Iqna Syarhuddin
Ketua PK KAMMI Teknik
Universitas Diponegoro

modul autocad

KammiFTUndip2015 presents : modul autocad 2007 monggo bagi yang membutuhkan bisa mendownload link berikut
semoga bermanfaat ya

KAMMI TEKNIK UNDIP MERAIH EMAS DI OLIMPIADE RAMADHAN.
Sabtu (4/7) bertempat di pelataran Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, KAMMI Semarang mengadakan Olimpiade Ramadhan dalam rangka memeriahkan bulan puasa. Olimpiade ini diikuti oleh beberapa peserta dari universitas-universitas yang ada di Semarang. Berbagai macam cabang dilombakan dalam olimpiade kali ini seperti video profil, debat, ranking 1, tahfizh dan stand up comedy.
KAMMI Teknik sebagai salah satu komisariat yang berpusat di Universitas Diponegoro mengirimkan atletnya untuk bertanding di tiga cabang yakni ranking 1, debat dan stand up comedy. Kontingen KAMMI Teknik yang diwakili oleh beberapa mahasiswa diantaranya adalah Rizqy Faza yang berlomba di cabang Stand Up, Taqiyuddin Ja’far, M Faris Ihsan, dan Nafis sebagai tim yang berlomba di cabang Debat.
Jalannya pertandingan berlangsung cukup seru. Namun disayangkan, tim debat yang maju di babak penyisihan harus tersingkir dari kontingen KAMMI Fathahilah Universitas Negeri Semarang dengan skor yang cukup tipis. Begitu juga dengan lomba ranking 1 yang akhirnya dimenangkan oleh kontingen dari KAMMI Unnisula.
Perjuangan kontingen KAMMI Teknik tidak sia-sia. Rizqy Faza, sebagai satu-satunya perwakilan KAMMI Teknik yang berlomba diajang Stand Up Comedy berhasil merebut medali emas setelah sukses memukau dewan juri dengan komedi-komedi cerdasnya.

Tidak cukup dengan satu emas, KAMMI Teknik juga berhasil satu perunggu dalam lomba Video Profil. Semoga pencapaian yang diraih oleh KAMMI Teknik bisa menjadi penyemangat agar meraih hasil yang lebih baik di kemudian hari. (rmd)

OPEN RECRUITMENT KAMMI FT 2015




Catat ya tanggal pentingnya :)

Pendaftaran     1-10 Mei 2015
                       Pendaftaran Online di  http://goo.gl/forms/CjROL2m9KE
                       atau Pendaftaran On The Spot. Ikhwan : masjid Al-Huda, Akhwat : Wisma Tsabita

Interview         9-11 Mei 2015
                       Akhwat : Komisariat Teknik Undip ( Wisma Tsabita )
                       Ikhwan  : Masjid Al-Huda Perumda
                       Interview dibuka dari pukul 08.00-11.30 WIB dan 12.30-15.00 WIB

Pengumuman   15 Mei 2015
                       Pengumuman hasil seleksi akan di umumkan di kammiftundip.blogspot.com dan @kammiftundip 

More info   :    Yusup L ( 085776639834 )
                       Yani       ( 089697532049 )

Aksi #BangunDongJokowi KAMMI Semarang

Minggu pagi, tanggal 22 maret 2015. Beberapa pemuda dan pemudi berjaket merah dengan label Muslim Negarawan di punggung terlihat lalu lalang di kawasan Car Free Day Simpang Lima kota Semarang. Pada hari tersebut akan dilakukan sebuah aksi damai untuk membangunkan Bapak Presiden Republik Indonesia Ir.H.Joko Widodo dari tidur panjangnya yang seolah acuh tak acuh terhadap serangkaian polemik di republik ini.
Puluhan mahasiswa, dari berbagai perguruan tinggi di Semarang yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Semarang berkumpul dan membaur menjadi satu melakukan konsolidasi untuk melangsungkan aksi damai yang akan dilakukan.
Tepat pada pukul 07.20 acara dimulai. Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” secara bersama-sama yang membuat badan merinding kemudian disusul denga orasi pertama yang disampaikan oleh ketua KAMMI Semarang, M.Khanif Nasuka yang menyampaikan bahwa,  “Pak Jokowi sebagai presiden harus bangun dari tidur panjang, harus membuka mata atas apa yang telah terjadi di negeri ini, berhenti melakukan pencitraan, dan sesegera mungkin bekerja untuk negara.”

Hidup Mahasiswa..
Hidup Mahasiswa..
Hidup Mahasiswa..

Pekikan kalimat tersebut diiringi dengan lagu “Buruh Tani” menghias langit semarang selama orasi berlangsung. Setelah orasi selesai, aksi damai dilanjutkan dengan pertunjukan teatrikal sederhana yang diperankan oleh mahasiswa kader Kammi sendiri. Teatrikal yang dilangsungkan benar-benar menggambarkan kondisi terkini bangsa Indonesia secara kompleks, mulai dari konflik KPK dengan Polri, permasalahan Sumber Daya Alam yang masih banyak dikuasai asing, hingga rupiah yang diilustrasikan sedang diinjak-injak oleh dollar karena nilainya yang terus melemah. Menariknya, dalam teatrikal tersebut Bapak Presiden Jokowi digambarkan sedang tertidur pulas tidak peduli dengan seluruh masalah yang tengah terjadi.
Aksi kali ini benar-benar menyita perhatian banyak masyarakat yang tengah berolahraga. Kammi Semarang juga membagi-bagikan stiker berbentuk hati kepada para masyarakat yang mana stiker tersebut akan ditempelkan di spanduk bertuliskan “Jokowi Turun Tahta” atau “Jokowi Turun Tangan”, dan hasilnya, mayoritas dari mereka menempelkan stiker berbentuk hati tersebut ke bagian “Jokowi Turun Tangan” meskipun tidak sedikit pula masyarakat yang menempelkan stikernya ke bagian “Jokowi Turun Tahta. Hal tersebut menandakan bahwa, mayoritas publik semarang masih mempercaya Presiden, hanya saja Presiden diminta untuk segera bergerak mengatasi seluruh polemik yang ada di negeri ini.
Jalannya aksi cukup berjalan dengan sukses dan damai. Semoga aksi kecil yang kami lakukan dapat benar-benar membangunkan pak Presiden dari sikap diamnya terhadap serangkaian masalah yang tengah terjadi. Aksi KAMMI ditutup dengan dua orang anak kecil yang berteriak dengan gagahnya kepada Bapak Presiden yang nun jauh disana, “Pa Jokowi, cemungut yaaa!!!”

penulis : Afan R

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money