KAMMI Teknik juara Debat, KAMMI IKIP Juara Umum

kammisemarang.com -- Setelah melalui perjuangan yang melelahkan, akhirnya KAMMI Komsat Teknik berhak menyandang predikat sebagai master of debate KAMMI Daerah Semarang dalam rangkan Olimpiade Ramadhan 1432 H. Tercatat berturut turut setelah menyingkirkan KAMMI Komisariat FPIK dan KAMMI Komisariat FMIPA, pada sesi Final, KAMMI Komisariat Teknik  berhasil mengalahkan Kontingen KAMMI Kombes. Pada sesi Final yang diselenggarakan bertepatan setelah waktu buka puasa, agenda debatnya adalah tentang Pilkada Provinsi yang dipilih oleh DPRD, dan berjalannya debat berlangsung sangat panas.

Dari Tim Affirmative berasal dari KAMMI Komisariat bersama, beranggotakan Dwi Permadi, Aisya, dan Tika. Sementara dari tim Negatif dari KAMMI Teknik, beranggotakan Hermawan, Retno, dan Fadillah. Dalam final tersebut, yang mengangkat tema kontroversi Pilkada dipilih DPRD atau rakyat, cukup memanas, apalagi ketika masing – masing tim menyampaikan argumennya. Seperti yang disampaikan oleh salah satu pembicara, Fadilah menyampaikan bahwa jika menggunakan sistem yang dgunakan leh rakyat, maka rakyat akan emngetahuo problematika yang sebenarnya, jadi pada initinya menurut tim ini, lebih sepakat ketika pilkada dipilih langsung oleh rakyat.

Setelah melalui perjalanan debat yang cukup panas, akhirnya tim dari KAMMI Komisariat Bersama berhasil menjuarai kompetisi debat antar komisariat periode Tahun 2011. Sementaara untuk juara umum Olimpiade Ramadhan kali ini diraih oleh KAMMI Kontingen dari KAMMI Teknik. Best Speaker Tika (Kombes).

Tingkatkan Kepedulian dengan Adakan Buka Puasa Bersama Anak – Anak Jalanan

Semarang – Setelah mengadakan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat di sekolah - sekolah dasar, kini Departemen Sosial Kemasyarakatan (Soskemas) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang kembali berbagi dengan anak – anak yang kurang beruntung. Namun kali ini bersama anak – anak jalanan di yayasan Satoe Atap 1, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Agustus 2011 atau bertepatan dengan 6 Ramadhan 1432 H.

Suasana sebelum waktu berbuka puasa
Karena berada dalam suasana Bulan Ramadhan, maka kegiatan ini bertajuk Ramadhan On The Road, yaitu dengan serangkaian acara buka bersama. Sebelum acara buka bersama dengan anak – anak jalanan di sana, diadakan berbagai permainan – permainan untuk menghibur mereka sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Mereka, anak – anak jalanan, tampak senang dengan kedatangan para pengurus KAMMI Komfak Teknik. Dibuktikan dengan sambutan mereka saat pengurus KAMMI Komfak Teknik datang. Mereka menyambut para pengurus KAMMI Komfak Teknik dengan suka cita, meminta bersalaman dan bahkan beberapa yang masih kecil meminta gendong. Mereka yang berjumlah lebih dari 70 anak, yang berkisar usia balita hingga usia SMP, tampak aktif dan ekspresif mengikuti jalannya acara.

Demikian pula dengan seorang ibu, orang tua dari anak jalanan tersebut. “Alhamdulillah, terima kasih, kami merasa senang dengan kedatangan mbak-mbak, mas-mas dari Undip,” tutur salah seorang orang tua dari anak jalanan tersebut.
Keceriaan anak - anak jalanan

Menurut Hermawan, Ketua Departemen Soskemas KAMMI Komfak Teknik Undip, Satoe Atap 1 dipilih karena kita dapat sekaligus melihat keadaan adik – adik yang pada beberapa waktu yang lalu mengalami musibah yaitu kebakaran. “Sungguh sangat mengenaskan sebagaimana pada Bulan Ramadhan pasca kebakaran baru ada dua kali buka bersama semacam ini, padahal biasanya banyak pihak – pihak yang mengadakan buka bersama di sini,” tambah Hermawan.

Acara tersebut berjalan dengan lancar, sesuai dengan tujuan awal kedatangan, yaitu untuk meringankan hati adik – adik di Satoe Atap tersebut. Dan bagi para pengurus KAMMI Komfak Teknik diharapkan dapat meningkatkan rasa kepedulian kader KAMMI dalam menanggapi masalah kemiskinan yang ada di lingkungan sekitar kita. (inung&fitri)

Sambut Ramadhan, KAMMI Teknik Turun ke Jalan


Semarang- Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1432 Hijiriah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Fakultas (Komfak) Teknik Universitas Diponegoro Semarang kembali turun ke jalan. Bukan untuk aksi atau demonstrasi, namun untuk mengadakan tarhib ramadhan. Tarhib ini dilakukan dua kali dalam waktu dan tempat yang berbeda dikarenakan pemilihan ranah atau tujuan penyebaran yang berbeda pula, yaitu antara mahasiswa dan masyarakat umum Kota Semarang.

Tarhib tahap pertama yang dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Juli 2011, mengambil lokasi di lingkungan kampus Universitas Diponegoro, khususnya kawasan Fakultas Teknik dan sekitarnya.  Lokasi tersebut dipilih karena tujuan atau obyek sasaran dari tarhib tahap pertama ini adalah mahasiswa, khususnya Fakultas Teknik, dan Universitas Diponegoro pada umumnya.

Sedangkan tarhib tahap kedua dilaksanakan satu hari sebelum masuk bulan Ramadhan, yaitu pada Ahad pagi tanggal 31 Juli 2011. Tarhib kedua ini dilaksanakan di salah satu pusat kota Semarang, yaitu kawasan Tugu Muda. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat, khususnya masyarakat Kota Semarang, yang dalam hal ini, para pengguna jalan dan pejalan kaki di kawasan tersebut. Perlu diketahui bahwa pada tarhib yang kedua ini, KAMMI Komfak Teknik Universitas Diponegoro tidak sendiri, namun bekerja sama dengan KAMMI Daerah Semarang.

Tarhib ramadhan ini dirancang untuk menunjukkan eksistensi KAMMI Komfak Teknik, baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat umum. Dengan tidak meninggalkan tujuan utama, yaitu sebagai pengingat masyarakat baik lingkup kampus maupun masyarakat luar tentang penyambutan bulan Ramadhan dan menyambut dengan ceria dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah. Dalam kegiatan ini, KAMMI Komfak Teknik Undip beroperasi di tepi jalan dan lampu lalu lintas untuk membagikan jadwal imsakiyah, stiker ramadhan dan bunga untuk masyarakat yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan ini pun berjalan dengan lancar dan cukup mendapatkan perhatian dan apresiasi dari mahasiswa maupun masyarakat umum. (inung)



Menyapa Adik-adik SD Rowosari Melalui MOB

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Fakultas (Komfak) Teknik Universitas Diponegoro kembali mengunjungi SD Negeri 2 Rowosari dalam rangka kegiatan pengabdian masyarakat yang diberi nama Miracle of Books (MOB).

Setelah MOB Season 1 yang diadakan 4 Juni 2011 lalu, MOB Season 2 dilaksanakan pada Sabtu, 23 Juli 2011. Menurut Ketua Departemen Sosial Kemasyarakatan (Soskemas) KAMMI Komfak Teknik Undip, Agus Subkhi Hermawan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa-siswi SDN 2 Rowosari.

“Krisis multidimensional yang melanda dunia global saat ini sangat mengancam pertumbuhan bangsa kita. Dengan tumbuhnya minat baca, belajar, dan berpikir efisien adik-adik, KAMMI Komfak Teknik ikut berpartisipasi dalam pembangunan wawasan nasional dan pembentukan jati diri bangsa,” papar Hermawan.

SDN 2 Rowosari merupakan satu-satunya sekolah negeri yang ada di Rowosari (SDN 1 Rowosari berada di dusun lain, ed.), namun masyarakat di desa tersebut belum memiliki pemahaman tentang teknologi yang baik. “Maka dipilihlah SD Rowosari dengan berbagai pertimbangan,” lanjutnya.

Kepala SDN 2 Rowosari, Widianto, menyambut baik kedatangan KAMMI Komfak Teknik ke sekolah yang dipimpinnya. Beliau mengatakan bahwa SDN 2 Rowosari memang sangat membutuhkan uluran tangan dari pihak luar demi kemajuan anak-anak didiknya. Beliau juga menyarankan agar kedatangan KAMMI Komfak Teknik disesuaikan dengan kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk menyemarakkan momen tertentu dan tidak mengganggu agenda di sekolah tersebut.

Masyarakat juga mengapresiasi dengan kegiatan MOB ini. Siti Ngasiah, orangtua dari siswi kelas satu bernama Eni, mengaku senang bahwa anaknya yang masih kurang percaya diri dapat membangun keberanian dan kepercayaan dirinya dengan ikut berpartisipasi dalam lomba-lomba yang diadakan. Menurutnya, dunia anak-anak memang seperti itu, harus sering diajak bermain-main, seperti keseharian yang Siti terapkan pada Eni sendiri.

Keceriaan siswa-siswi SD 2 Rowosari
Lalu, bagaimana dengan tanggapan para siswa sendiri?

“Senang, diajak main, dikasih hadiah,” komentar Aurel, siswa kelas empat yang mengatakan lebih suka membaca buku tentang sepak bola. Sementara tiga siswi kelas lima, Alis, Zera, dan Esti, mengatakan, hal yang paling disukai dalam MOB Season 1 lalu adalah ketika diajari lagu Pelangi dalam bahasa Inggris oleh Kak Lila, yang menunjukkan bahwa apa yang diajarkan oleh kakak-kakak KAMMI Komfak Teknik masih melekat di hati para siswa.

Firman, salah seorang staf Departemen Soskemas yang dipanggil “Kak Boboho” oleh adik-adik SD Rowosari, berpesan, “Jangan pernah bosan untuk selalu berbagi dengan saudara-saudara kita, walaupun menurut kita itu hanya sesuatu yang kecil, tapi bagi orang lain sesuatu yang kecil itu sangat bermanfaat.” (fafa&inung)

Siswa SDN 2 Rowosari yang berpartisipasi dalam acara MOB 2 ini





Political Training untuk Penerapan Politik Lebih Baik

Suasana acara political training
Semarang - Training merupakan cara yang efektif untuk mentransfer suatu ilmu karena di dalamnya ada simulasi yang memudahkan aplikasi di kehidupan. Demikian pernyataan Andi Pratama selaku Ketua Departemen Kajian Strategis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Fakultas (Komfak) Teknik Universitas Diponegoro. Oleh karena itu, untuk memahamkan mahasiswa tentang aplikasi kehidupan berpolitik yang sehat dan sesuai dengan syari’at Islam, KAMMI Komfak Teknik Undip menyelenggarakan Political Training pada Senin-Selasa, 18-19 Juli 2011. Training yang dilangsungkan di Lantai 3 Gedung Dekanat Fakultas Teknik Undip ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa yang sebagian besar merupakan aktivis KAMMI dari berbagai komisariat di Universitas Diponegoro.

Ketua Panitia Political Training, Zulfan Afifi, mengatakan, “Rendahnya antusiasme mahasiswa terhadap pemahaman politik bisa jadi faktor utama yang menyebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang politik.”

Sesuai dengan temanya, yaitu “Tumbuhkan Sense Politik Para Mahasiswa untuk Bergerak Tuntaskan Perubahan”, melalui Political Training ini, diharapkan mahasiswa menyadari bahwa mereka juga harus memiliki sense politik agar dapat menjalani hidup ini dengan penuh perencanaan dan strategi. Sebab menurut Andi, tanpa disadari sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berpolitik. Politik sendiri secara umum, merupakan cara atau strategi untuk mencapai sesuatu, sehingga mahasiswa yang belajar untuk mencapai IP yang diinginkan sesungguhnya juga sudah melakukan kegiatan politik.

Keaktifan peserta mengikuti jalannya acara
Dalam training kali ini terdapat enam materi yang disampaikan oleh enam pembicara yang cukup dikenal di lingkungan KAMMI. Pada materi pertama, Ustadz Diding berbicara mengenai Fiqh Politik. Menurut beliau, salah satu cara untuk memperbaiki sistem perpolitikan yang kacau di negara ini adalah dengan memasuki sistem itu sendiri dan melakukan perbaikan dari dalam. Jika kita berada di luar sistem dan sekadar mengamati, maka kita juga turut berdosa ketika politik itu dikotori oleh mereka yang memiliki moral rusak. Sedangkan materi kedua adalah Politik Keteknikan yang disampaikan oleh Pak Agung Budi Margono, dilanjutkan materi Rekayasa Sosial oleh Pak Fris Dwi. Di hari kedua disampaikan pula materi Orasi, Pidato dan Opini Publik oleh Ibnu Dwi Cahyo, Analisa Gerakan oleh Aryanto Nugroho dan Risalah Pergerakan oleh Galih Pramilu Bakti yang merupakan Ketua KAMMI Daerah Semarang.

Salah satu pembicara training di hari kedua, Ibnu Dwi Cahyo, S.H., yang lebih menekankan materi kepada opini publik di era digital, menyampaikan bahwa, “Opini publik bisa dibentuk dan dikendalikan. Substansinya tidak selalu baik, tergantung siapa yang memainkan. Karena itu opini publik adalah pedang.” Sehingga media merupakan alat propaganda yang ampuh untuk memengaruhi publik. Peserta pun diminta untuk dapat objektif, profesional, dan tepat dalam memilih serta memilah berita yang ada di sekitar kita.
Pembicara, Fris Dwi, menyampaikan materi

Secara keseluruhan, menurut Zulfan, training ini belum bisa dinilai keberhasilannya. Senada dengannya, Andi juga menyatakan bahwa keberhasilan transfer ilmu politik ini dapat dilihat dari Pemilihan Raya, Pemilihan Dekan atau Rektor dan lain-lain yang menggunakan cara-cara yang baik dalam berpolitik. Dia berharap mahasiswa tidak lagi berpendapat bahwa politik merupakan hal yang perlu ditakuti dan dihindari. (fafa)





 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money