Kalimat di atas saya kutip dari tafsir Q.S. Al-Balad ayat 12-17. Kalimat di atas menerangkan bahwa jalan yang mendaki lagi sukar itu seperti membebaskan budak, memberi makan orang anak yatim dan fakir miskin yang seluruhnya cenderung pada aksi sosial. Kalau dalam islam ini berarti basis dakwah dimulai dengan pelayanan sosial baru adanya seruan kepada kebenaran. Namun saya akan membahas aksi sosial dalam kehidupan organisasi mahasiswa.
Seperti yang kita ketahui bahwa perguruan tinggi mempunyai tri dharma yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Poin yang terakhir menjadi pembeda antara perguruan tinggi dengan institusi pendidikan yang lain. Karena masyarakat perguruan tinggi terutama mahasiswa harus bisa memberi manfaat buat masyarakat. Salah satunya adalah pencerdasan masyarakat baik tentang keilmuan mahasiswa tersebut maupun tentang kehidupan sehari-hari termasuk kebijakan pemerintahan dan lain-lain.
Namun masyarakat tidak dengan mudah menerima kegiatan-kegiatan mahasiswa tersebut. Walaupun sebenarnya tujuan mahasiswa adalah untuk mencerdaskan masyarakat, belum tentu mereka mengerti tujuan itu. Mereka pasti masih menghitung untung rugi. Kebanyakan masih berkata, “Memangnya saya bisa makan dengan kegiatan itu?” atau, “Saya dapat uang berapa?” dan sebagainya.
Hal ini terjadi karena masyarakat pasti berorientasi untuk memenuhi kehidupannya terlebih dahulu daripada memikirkan hal lain. Dan jelas ketika ada sebuah kelompok datang menawarkan bantuan pasti yang mereka minta pertama kali adalah kebutuhan sehari-hari. Lalu bagaimana kita menembus mindset yang sudah terbentuk seperti itu untuk menjalankan tujuan kita mencerdaskan masyarakat?
Jawabannya adalah aksi sosial. Seperti yang dijelaskan di kutipan kalimat di awal bahwa jalan mendaki lagi sukar itu adalah melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Dari kegiatan sosial seperti bantuan kebutuhan hidup dan lain-lain kita membangun hubungan dengan masyarakat. Dan saat hubungan kita sudah sangat baik kita bisa menawarkan kegiatan kita yang lain. Memang tidak mudah karena aksi sosial seperti itu pasti membutuhkan dana yang besar dan keikhlasan yang besar. Disitulah jalan sukar tersebut. Namun setelah itu saya yakin masyarakat akan memberi penilaian positif dan apresisasi yang sangat baik.
Aksi sosial adalah bentuk aksi nyata peran mahasiswa di masyarakat. Dengan aksi nyata maka penilaian masyarakat terhadap mahasiswa menjadi lebih baik. Dan ketika mau mengadakan kegiatan lain dalam rangka pencerdasan masyarakat misalnya sosialisasi teknologi baru dan sebagainya masyarakat akan mau mengikuti. Mereka tidak akan ragu untuk ikut karena mereka sudah yakin apa yang dilakukan mahasiswa ini memiliki tujuan baik.
Aksi sosial semestinya menjadi garda terdepan program mahasiswa. Namun saat ini sudah banyak organisasi mahasiswa yang melupakan aksi sosial. Mari kita galakkan kembali aksi sosial dalam organisasi mahasiswa sebagai pembuka jalan bagi pencerdasan masyarakat.
Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!
Ditulis oleh:
Yanfa'uni Ade Pradena W.
(Staf Departemen Kajian Strategis PK KAMMI FT Undip)
(editor: Fafa)
0 komentar:
Post a Comment